Abu Ibrahim al-Hasyimi al-Qurasyi[4] (bahasa Arab: أبو إبراهيم الهاشمي القرشي;[5] alih aksara alternatif al-Qurayshi[6] dan al-Quraishi[7] 1 Oktober 1976 – 3 Februari 2022[1]) adalah seorang Islamis Irak yang menjadi pemimpin kedua[note 1][11] Negara Islam Irak dan Syam. Menurut laporan pers Januari 2020, identitas sebenarnya adalah Amir Muhammadd Abdurrahman al-Mauli as-Salbi (bahasa Arab: أمير محمد عبد الرحمن المولى الصلبي).[2] Pengangkatannya oleh dewan syuro diumumkan oleh media ISIL pada 31 Oktober 2019, kurang dari sepekan usai kematian Abu Bakar al-Baghdadi.[12] Rewards for Justice Program dari Amerika Serikat menawarkan tebusan sejumlah $10 juta bagi orang-orang yang memberitahukan keberadaan al-Qurashi.[13]
Pada 3 Februari 2022, seorang pejabat Amerika Serikat melaporkan bahwa Abu Ibrahim membunuh dirinya sendiri dan anggota keluarganya dengan memicu alat peledak selama serangan kontraterorisme oleh Komando Operasi Khusus Gabungan Amerika Serikat.[1][14]
Pada 3 Februari 2022, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan bahwa pasukan militer Amerika Serikat berhasil melakukan operasi kontraterorisme di barat laut Suriah yang mengakibatkan kematian Abu Ibrahim.[1] Seorang pejabat senior Gedung Putih menyatakan kepada Reuters bahwa Abu Ibrahim telah meledakkan bom yang menewaskan dirinya sendiri dan 12 orang lainnya, termasuk anggota keluarganya, semasa operasi Komando Operasi Khusus Gabungan.[14]
DOB: a) 5 Oct. 1976 b) 1 Oct. 1976
<ref>
|url-status=
:4
:8
The new spokesman, named Abu Hamza al-Qurayshi, urged followers to pledge allegiance to the new Caliph
:0
Islamic State leader Abu Ibrahim al-Hashemi al-Quraishi exploded a bomb that killed himself and members of his family, including women and children, a senior U.S. administration official told Reuters on Thursday.