Para ahli berpendapat kemungkinan kelahiran Adam di sekitar tahun 750 atau 751.[3][4] Ayah dari Adam bernama Yazedbozid (bahasa Suryani: ܝܙܕܒܘܙܝܕ, translit. Yazedbuzid; Tionghoa: 伊斯; Yīsī), yang merupakan bagian dari kesatuan pertempuran yang diundang ke Tiongkok oleh istana Tang untuk membantu memadamkan Pemberontakan An Shi.[3] Menurut tulisan aksara Suryani pada prasasti tersebut, kakek Adam bernama Mailas (ܡܝܠܝܣMilis), yang merupakan seorang imam dari Balkh (ܒܠܟ݂Balkh) di Tokharistan (bahasa Suryani: ܬܟ݂ܘܪܝܣܬܢ, translit. Takhouristan, di Afganistan bagian utara.[4][5] Juga dikatakan bahwa Adam dibesarkan atau lahir di Tiongkok dan menerima pendidikan ala Tionghoa karena pemahamannya tentang bahasa Tionghoa Klasik dan pemikiran keagamaan Tiongkok yang diamati dalam tulisan-tulisannya.[6][7]
Sekitar tahun 781, Adam menyusun Prasasti Xi'an, yang juga dikenal sebagai Prasasti Nestoria.[8] Sumber juga menyatakan bahwa Adam menerjemahkan (atas perintah kekaisaran) beberapa naskah Alkitab ke dalam bahasa Tionghoa. Naskah-naskah tersebut tampaknya merupakan parafrasa dari bagian-bagian tertentu dari Perjanjian Baru dan pada tingkat yang lebih kecil, bagian-bagian dari Perjanjian Lama.[4] Pada tahun 786, Adam membantu seorang biksu Buddha India bernama Prajna dari Kapisa bernama menerjemahkan naskah Sutra Enam Paramita Mahayana dari suatu bahasa Iran Timur (Sogdi atau Baktria) ke dalam bahasa Tionghoa. Naskah yang diterjemahkan disajikan kepada Kaisar Dezong pada tahun 787, yang ternyata menolak terjemahan dengan alasan itu salah, rusak, dan bingung dengan perpaduan konsep Buddhisme dan Nestorianisme.[9][10]
Godwin, R. Todd (2018). Persian Christians at the Chinese Court: The Xi'an Stele and the Early Medieval Church of the East. Bloomsbury Publishing. ISBN978-1-78673-316-0.