Akses menuju lokasi Air Terjun Tagor di Kampung Mambunibuni tergolong sangat sulit dikarenakan harus melewati pinggiran sungai selama kurang lebih enam jam perjalanan atau dengan melewati jalur bekas sebuah perusahaan kayu yang kondisinya sudah ditumbuhi banyak semak belukar.[2] Walaupun Air Terjun Tagor belum banyak terjamah oleh wisatawan baik dari Kabupaten Fakfak dan luar daerah tetapi air terjun ini berpotensi menjadi destinasi wisata baru di Kota Fakfak apabila kedepannya pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Fakfak dapat membuka jalur akses masuk ke lokasi air terjun.
Kisah Rakyat
Kisah yang bersumber dari masyarakat Mambunibuni tentang Air Terjun Tagor yang masih ada dan diceritakan hingga saat ini ialah kisah seorang nenek yang ingin mengetahui seberapa tinggi Air Terjun Tagor dengan mengukurnya menggunakan ubi yang dibungkus dengan dedaunan yang ditaksir memiliki ukuran yang sama besar dengan buntalan bantal. Alkisah, nenek tersebut membuang atau menghanyutkan bungkusan ubi tersebut dari puncak air terjun tagor dan yang nenek tersebut dapati ialah buntalan ubi tersebut hancur berkeping-keping yang menandakan Air Terjun Tagor sangat tinggi dan sangat berbahaya.[3]
Referensi
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkankategori. Tag ini diberikan pada Februari 2023.
^Indonesia, Beautiful (20/08/2019). "Air Terjun Tagor". Beautiful Indonesia. Diakses tanggal 11/07/2020.Periksa nilai tanggal di: |access-date=, |date= (bantuan)