Alfin Farhan Lestaluhu (lahir pada tahun 2004 – meninggal 31 Oktober 2019) adalah seorang pemain sepak bola berkebangsaan Indonesia yang bermain mengisi barisan pertahanan kanan di regu sepak bola U-17 Indonesia.
Karier profesional
Sekolah Khusus Olahraga Ragunan
Alfin meniti riwayat kerjanya sebagai pesepakbola dengan bergabung di SKO Ragunan.
Karier internasional
Indonesia U-17
Awal cerita bergabungnya Alfin menjadi bagian tim nasional sepak bola U-17 Indonesia terjadi saat sang pelatih, Bima Sakti, meyakini adanya potensi dari Alfin yang berpeluang terus berkembang. Sejak bergabung pada tahun 2019, namanya langsung menembus kesebelasan utama Indonesia U-17.
Kejuaraan Remaja U-15 AFF 2019 menjadi ajang pertama bagi kiprah Alfin bersama kesebelasan Indonesia. Pemain berusia belasan tersebut turut berhasil memperoleh juara ketiga bagi negara yang dibelanya setelah memenangkan kesebelasannya ketika adu tendangan penalti melawan kesebelasan Thailand yang menjadi tuan rumah selama ajang tersebut.
Kiprahnya bersama Indonesia di usia muda masih berlanjut di ajang Kualifikasi Kejuaraan Piala Asia U-17 2020, ketika mendapat jatah pengelompokan bersama Tiongkok, Filipina, Brunei Darussalam, dan Kepualauan Mariana Utara di kelompok G dalam ajang tersebut. Melalui ajang tersebut, dia semakin menunjukkan peningkatannya dengan berhasil melesakkan satu sepakannya ke dalam gawang kesebelasan Filipina yang berakhir dengan kemenangan 4-0 pada pertandingan pertama.[1]
Statistik karier
Gol internasional
- Per pertandingan yang dimainkan pada 16 September 2019.
Kesehatan dan korban gempa
Di Ambon
Alfin berangkat untuk pulang ke Maluku sejak 24 September 2019 usai bertanding menghadapi kesebelasan Tiongkok saat Kualifikasi Piala Asia U-17 2020 dan tiba di Bandar Udara Internasional Pattimura pada hari itu juga.[2] Alfin sempat mengeluh merasa sakit di bagian perut sejak beberapa saat telah berada di bandar udara tersebut. Lantaran mengalami muntah yang menandai kesehatannya mulai memburuk, ia mendapatkan perawatan singkat hingga sempat sembuh dari masalah kesehatan di perutnya. Dua hari kemudian, gempa berkekuatan di atas 6 SR yang mengguncang kota Ambon mengharuskan Alfin bersama keluarganya berpindah ke sebuah kemah pengungsi gempa Ambon di kompleks perkuliahan Balai Perguruan Tinggi Darussalam Ambon. Selama berada di kemah pengungsian, ia kembali tidak enak badan hingga harus diteliti lebih lanjut terkait masalah kesehatannya di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Ishak Umarella. Bahkan, ia harus dilarikan lagi ke Rumah Sakit Tentara Tk. II Prof. Dr. Jonas Andreas Latumeten–dirawat selama sepekan–berhubung tidak pula pulih dari penyakitnya.[3]
Dirawat di Jakarta
Alfin pun dibawa berobat ke Rumah Sakit Royal Progress di Jakarta Utara, DKI Jakarta oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), serta dipindahkan pula ke Rumah Sakit Harapan Kita di Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Kematian
Alfin menutup usia ketika dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat, DKI Jakarta akibat kehilangan kesadaran yang bertambah parah selama kurang lebih satu bulan setelah dipastikan terkena gejala penyakit radang otak dan kekurangan zat putih telur pembentuk plasma darah pada pukul 22:11 WIB.[4] Jenazah Alfin pun telah diterbangkan ke Tulehu di pagi hari pada tanggal 1 November 2019. Pemain berusia belasan tahun itu diterbangkan melalui Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta menuju Bandar Udara Internasional Pattimura, Ambon, Maluku untuk dimakamkan di kampung halamannya di Desa Tulehu, Ambon.[5][6]
Referensi