Besi(II) klorida, atau dikenal pula sebagai fero klorida, adalah senyawa kimia dengan rumus FeCl2. Senyawa ini merupakan padatan paramagnetik dengan titik leleh yang tinggi, berwarna putih, namun terkadang agak pucat. FeCl2mengkristal dari air sebagai padatan hijau tetrahidrat, yang merupakan bentuk umum yang dijumpai di pasaran dan laboratorium. Terdapat pula bentuk dihidratnya. Senyawa ini sangat larut dalam air, menghasilkan larutan berwarna hijau pucat.
Produksi
Bentuk terhidrasi besi(II) klorida dihasilkan oleh pengolahan limbah dari produksi baja dengan asam klorida. Larutan tersebut disebut "asam bekas", atau "minuman acar" terutama bila asam klorida tidak dikonsumsi seluruhnya:
Fe + 2 HCl → FeCl2 + H2
Asam bekas membutuhkan perlakuan khusus jika dibuang. Besi(II) klorida digunakan dalam pembuatan besi(III) klorida. Besi(II) klorida juga dapat digunakan untuk meregenerasi asam klorida. Senyawa ini juga merupakan produk sampingan dari produksi titanium, karena beberapa bijih titanium mengandung besi.[3]
Reaksi
FeCl2 dan hidratnya membentuk kompleks dengan berbagai ligan. Misalnya, larutan hidrat senyawa ini bereaksi dengan dua ekuivalen molar [(C2H5)4N]Cl menghasilkan garam [(C2H5)4N]2[FeCl4].[5]
Berbeda dengan besi(II) sulfat dan besi(III) klorida yang terkait, besi(II) klorida memiliki beberapa aplikasi komersial. Selain digunakan dalam sintesis laboratorium kompleks besi, besi(II) klorida berfungsi sebagai koagulasi dan agen flokulasi dalam pengolahan air limbah, terutama untuk limbah yang mengandung kromat atau sulfida.[7] Senyawa ini digunakan untuk pengendalian bau dalam pengolahan air limbah. Senyawa ini juga digunakan sebagai prekursor untuk membuat berbagai tingkat hematit yang dapat digunakan dalam berbagai pigmen. Besi(II) klorida merupakan prekursor oksida besi(III) terhidrasi yang merupakan pigmen magnetik.[3] FeCl2 juga digunakan sebagai pereaksi dalam sintesis organik.[8]
Keberadaan di alam
Lawrencite, (Fe,Ni)Cl2, adalah mineral meteorit alami dari senyawa ini, dan khas (meskipun keberadaannya langka).[9] Bentuk alami dari dihidratnya adalah rokühnite - mineral yang sangat langka.[10] Mineral terkait, namun kompleks lainnya (umumnya, mengandungi bentuk dasar atau dihidratnya) adalah hibbingite, droninoite dan kuliginite.
^ abCotton, F. A.; Luck, R. L.; Son, K.-A. (1991). "New polynuclear compounds of iron(II) chloride with oxygen donor ligands Part I. Fe4Cl8(THF)6: synthesis and a single crystal X-ray structure determination". Inorganica Chimica Acta. 179: 11–15. doi:10.1016/S0020-1693(00)85366-9.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^ abEgon Wildermuth, Hans Stark, Gabriele Friedrich, Franz Ludwig Ebenhöch, Brigitte Kühborth, Jack Silver, Rafael Rituper “Iron Compounds” in Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry. Wiley-VCH, Wienheim, 2005.
^Baudisch, Oskar; Hartung, Walter H. (1939). "Tetrapyridino-Ferrous Chloride (Yellow Salt)". Inorganic Syntheses. Inorganic Syntheses. 1. hlm. 184–185. doi:10.1002/9780470132326.ch64. ISBN9780470132326.
^Bi-Jie Li, Xi-Sha Zhang, Zhang-Jie Shi (2014). "Cross-Coupling of Alkenyl/Aryl Carboxylates with Grignard Reagents via Fe-Catalyzed C-O Bond Activation". Org. Synth. 91: 83–92. doi:10.15227/orgsyn.091.0083.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Jameel, Pervez (1989). "The Use of Ferrous Chloride to Control Dissolved Sulfides in Interceptor Sewers". Journal (Water Pollution Control Federation). 61 (2): 230–236. JSTOR25046917.