Biopharming adalah usaha tani (farming) yang memanfaatkan tanaman atau hewan ternak untuk menghasilkan protein atau senyawa metabolit tertentu yang bernilai kesehatan / pengobatan.[1] Istilah ini merupakan portmanteau dari tiga istilah bahasa Inggris: biological, pharmaceutical, dan farming, untuk menggambarkan usaha tani yang diarahkan bagi produksi substansi kesehatan tertentu. Istilah biological diberikan untuk membedakan dari pharming yang dikenal di bidang informatika. Istilah lain untuk biopharming adalah molecular farming, molecular pharming,[2] serta pharming saja. Biopharming dilakukan untuk menghindari pembuatan bioreaktor yang biasanya diperlukan dalam pemanfaatan mikroorganisme untuk menghasilkan substansi yang sama.
Biopharming tidak terlepas dari produk rekayasa genetik yang diterapkan pada hewan atau tumbuhan untuk menyisipkan gen dari organisme lain, sehingga hewan atau tumbuhan itu mengekspresikan senyawa tertentu, yang kemudian dapat dipanen hasilnya.[3][4]
Produk yang dihasilkan biopharming adalah protein rekombinan ("baru") atau hasil metabolismenya. Bacteria atau cendawan yang menghasilkan protein rekombinan memerlukan bioreaktor untuk dapat digunakan secara komersial sehingga memerlukan investasi yang tinggi. Biopharming menawarkan kelebihan berupa rendahnya biaya karena diintegrasikannya usaha tani sebagai cara menghasilkan tanpa memerlukan infrastruktur yang mahal dan kapasitas produksinya dapat diatur dengan lebih fleksibel.[5] Permasalahan keamanan lingkungan menjadi isu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan biopharming.
Referensi