Share to:

FX Rudy Gunawan

FX Rudy Gunawan
LahirFransiskus Xaverius Rudy Gunawan
20 September 1965 (umur 59)
Cirebon, Indonesia
PekerjaanPenulis
Sastrawan
Wartawan
Penyair
AlmamaterMagister Humaniora Universitas Sanata Dharma
Sarjana Filsafat Universitas Gadjah Mada
Periode1992–sekarang

FX Rudy Gunawan (lahir 20 September 1965) adalah seorang penulis, jurnalis, penyair, dan pekerja budaya yang sudah merambah ke Chile, [1]Amerika Selatan melalui antologi puisi 2 negara dalam dua bahasa berjudul Para La Vida (2024). [2] Kariernya dimulai sebagai jurnalis majalah Jakarta-Jakarta dari Group Kompas Gramedia (1992 - 1999), redaktur pelaksana jurnal Mitra (2000 - 2003), pendiri dan direktur Penerbit GagasMedia (2003 -2006), [3] pemimpin redaksi Voice of Human Right News Center (2007 -2010), pendiri majalah Diffa, media khusus tentang disabilitas (2010 -2014), [4] pendiri Koran Desa (2015), dan Kata Desa Online (2017 -2019)

Pada 2018 ia menjadi salah satu produser film Terima Kasih Emak, Terima Kasih Abah. [5] Ia pernah menjadi tenaga ahli di Kedeputian Bidang Komunikasi dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (2015 -2019). Sejak 2023 ia membuat residensi sastra sebagai diplomasi budaya melalui puisi, diawali antara penyair Indonesia dan Chile,[1] kemudian antara penyair Indonesia dan Kazakhstan pada 2024. Ia juga menjadi dewan pembina Jogja Disability Arts Foundation sejak 2019 sekaligus Direktur Jogja International Disability Arts Biennale sejak 2023. [6]

Karier

Bidang Kepenulisan

Ia mendapatkan gelar sarjana filsafat dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, menjadi wartawan di majalah Jakarta Jakarta dari 1992 sampai 2000. Lulusan Universitas Gadjah Mada ini adalah salah satu penulis yang paling produktif di Indonesia. Sudah 27 tahun tulisannya memenuhi berbagai media.Menjadi Redaktur Pelaksana Jurnal Budaya Mitra dari 2001 sampai 2004. Pada 2003 merintis pendirian penerbit GagasMedia yang memiliki tujuan menghidupkan kembali karya sastra popular remaja yang sudah lama mati suri. Mendapatkan gelar Magister Humaniora dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada 2014. Selama 2016 - 2019 menjadi Tenaga Ahli Madya di Kantor Staf Presiden Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi. Pada bulan September sampai Oktober 2019 lolos seleksi mengikuti program residensi penulis dari Komite Buku Nasional di New York.

Pengalamannya bermacam-macam, mulai dari host untuk Radio 68H, Media Officer untuk Indonesia Masa Depan, Media Specialist untuk Partnership for Governance Reform Newsletter (di bawah UNDP), Managing Editor untuk Mitra Budaya Journal Budaya dan Filosofi, Editor-in-Chief untuk Voice of Human Rights News Centre, Director dan member dari Board of Director GagasMedia Publishing.

Kegiatan Sosial

FX Rudy Gunawan juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial yang meningkatkan kesadaran akan budaya, politik, maupun humanitas di Indonesia. FX Rudy Gunawan juga aktif dalam usaha meningkatkan bacaan literature dalam bentuk Braille untuk pembaca yang tuna netra.Dia juga dikenal sebagai aktivis budaya yang fokus merintis kerja budaya untuk persoalan-persoalan sosial kemanusiaan dengan jejaring bersama aktivis-aktivis NGO se-Indonesia. Untuk kerja-kerja budayanya, ia mendirikan PSI (Perkumpulan Seni Indonesia) bersama Seno Gumira Ajidarma, Arahmaiani, Nezar Patria, dan Landung Simatupang tahun 2000. Saat ini, menjadi pemimpin redaksi Voice of Human Rights News Center. Karya terbarunya sebelum Animal Rationale adalah novel berjudul K-o-m-a. Selain itu, sekitar 30-an judul bukunya, baik fiksi maupun nonfiksi, sudah diterbitkan oleh berbagai penerbit di Indonesia. Dia adalah salah satu penggagas dan pendiri penerbit GagasMedia.

Sebagai seorang jurnalis, ia pernah mendirikan media khusus untuk disabilitas "Majalah Diffa" (2010 - 2015) dan Koran Desa di Yogyakarta (2015). Sebelumnya ia membantu mengelola Jurnal Budaya "Mitra" oleh Profesor Toeti Heraty (2001 - 2004) dan kemudian memimpin media khusus tentang hak asasi manusia yaitu Voice of Human Rights News Center yang antara lain didirikan oleh pejuang hak asasi manusia Munir. FX Rudy Gunawan juga dikenal sebagai pegiat kebudayaan yang mencoba mengangkat isu-isu sosial-politik dalam sejumlah bentuk seni pertunjukan melalui sebuah lembaga yang didirikannya bersama Seno Gumira Ajidarma, Arahmaiani dan Nezar Patria, yaitu Perkumpulan Seni Indonesia (PSI) sejak tahun 1995 hingga 2010. PSI antara lain bekerja sama dengan Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan) dan memproduksi pertunjukan "Mengapa Kau Culik Anak Kami?" yang disutradarai oleh Seno Gumira Ajidarma.

Selain aktif menulis, FX Rudy Gunawan juga sering menjadi trainer untuk workshop jurnalistic dan creative writing. Beliau juga sering diundang untuk menjadi speaker di berbagai seminar.[7][8]

Karya yang telah difilmkan

Sejak mendirikan penerbit GagasMedia pada tahun 2003, FX Rudy Gunawan mulai berkolaborasi dengan dunia perfilman melalui program menovelkan skenario sejumlah film Indonesia yang diadaptasi oleh sejumlah sastrawan seperti AS Laksana dan dirinya sendiri. Novel-novel adaptasinya antara lain: Tusuk Jelangkung, Bangsal 13, Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, Realita, Cinta & Rock n Roll, Merah itu Cinta. Semuanya merupakan kolaborasi GagasMedia dengan sejumlah Produser Film.

Karya

  • Kumpulan cerpen [bukan] pilihan Kompas "Zarima" Galang Press, Yogyakarta)
  • Novel "Mata Yang Malas" (Gramedia Pustaka Utama, Jakarta)
  • Novel "170.8 fm: Radio Negeri Biru" (Gagas Media, Jakarta)
  • Novel "K-O-M-A" (Spasi & VHRbook)
  • "Filsafat Seks" (Bentang, Yogyakarta), kumpulan esai "Pelacur & Politikus" (Graffiti Press, Jakarta)
  • "Mendobrak Tabu; seks, kebudayaan, dan Kebejatan Manusia" GalangPress, Yogyakarta)
  • "Budiman Sudjatmiko; Menolak Tunduk" Grasindo, Jakarta)
  • "Wild Reality; Refleksi Atas Kelamin" IndonesiaTera, Yogyakarta)
  • "Mbah Maridjan; Presiden Gunung Merapi (GagasMedia, Jakarta)
  • "Premanisme Politik" (ISAI, Jakarta) yang ditulis bersama Nezar Patria dan Togi Simanjuntak.[9][10]

Referensi

  1. ^ a b Astuti, Tia Agnes. "2 Sastrawan Yogyakarta Residensi ke Chili". detikhot. Diakses tanggal 2024-09-25. 
  2. ^ "Para la Vida (Untuk Kehidupan): Antologi Puisi Indonesia-Chile" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-09-25. 
  3. ^ Redaksi (2017-07-05). "14 Tahun GagasMedia; Perjalanan Panjang yang Masih Akan Terus Bergulir". Gagasmedia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-09-25. 
  4. ^ Tempo.co (2014-12-03). "Refleksi di Hari Disabilitas". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-09-25. 
  5. ^ Hening Pratiwi, Mutiara (2021-04-30). "Sinopsis Terima Kasih Emak Terima Kasih Abah, Perjuangan Menjaga Keutuhan Keluarga". Kompas. Diakses tanggal 2024-09-25. 
  6. ^ Info, Jogja (2023-10-14). "Jogja International Disability Art Biennale (JIDA) 2023: Buka Ruang Ekspresi bagi Seniman Disabilitas". jogjainfo.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-09-25. 
  7. ^ "Bukabuku.com - Pojok Pengarang". www.bukabuku.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-21. Diakses tanggal 2020-09-16. 
  8. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-31. Diakses tanggal 2020-09-16. 
  9. ^ "FX Rudy Gunawan, Pengarang GEOTIMES". GEOTIMES. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-24. Diakses tanggal 2020-09-16. 
  10. ^ "F.X. Rudy Gunawan". www.goodreads.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-28. Diakses tanggal 2020-09-16. 
Kembali kehalaman sebelumnya