Fes el Bali (bahasa Arab: فاس البالي) (bahasa Inggris: Old Fes) adalah distrik tertua di Fes, Maroko. Fes el Bali awalnya didirikan sebagai ibu kota Dinasti Idrisiyah antara tahun 789 hingga 808 M.[1] Selain dikenal karena keberadaan universitas tertua di dunia[2] Fes el Bali, dengan jumlah penduduk sekitar 156.000 jiwa, diyakini merupakan wilayah urban bebas mobil terbesar di dunia.[3]
UNESCO memasukkan Fes el Bali ke dalam daftar situs warisan dunia pada tahun 1981 dengan nama Medina Fez. Situs warisan dunia ini meliputi wilayah urban dan tembok dan juga zona penyangga di luar tembok yang dimaksudkan untuk menjaga integritas visual tempat ini.[4]
Fes el Bali merupakan salah satu dari tiga distrik utama di Fes selain Fes Jdid dan Ville nouvelle (kota baru) yang dibuat oleh Prancis.
Sejarah
Idris ibn Abdallah memutuskan untuk membangun kota baru di tepi kanan sungai Fes pada tahun 789 sebagai ibu kota negara yang baru ia didirikan. Awalnya, sebagian besar penduduk kota tersebut merupakan pengungsi yang melarikan diri dari pemberontakan di Córdoba, Spanyol.[5]
Namun, pada tahun 809, putranya Idris II memutuskan untuk mendirikan ibu kotanya sendiri di sisi Sungai Fes yang lain. Ada banyak pengungsi yang memutuskan untuk menetap di kota baru pada saat itu, tetapi pengungsi tersebut merupakan yang melarikan diri dari pemberontakan di Kairouan (kini bagian dari Tunisia).[5]
Walaupun dipisahkan oleh sungai yang relatif kecil, kedua kota tersebut berkembang secara terpisah sebelum akhirnya disatukan pada abad ke-11 oleh Murabitun.
Salah satu contoh kontribusi pengungsi terhadap perkembangan Fes adalah pendirian Universitas Al-Karaouine oleh pengungsi Tunisia pada tahun 859. Universitas ini dianggap sebagai universitas tertua di dunia.[1]
Pada masa kekuasaan Murabitun, Fes tidak lagi menjadi ibu kota dan digantikan oleh Marrakech yang didirikan oleh Murabitun. Murabitun menghancurkan sebagian besar Fes el Bali, tetapi mendirikan Fes el Bali yang masih bertahan hingga kini setelah kedua kota yang terpisah disatukan.
Pada saat Muwahidun berkuasa, Fes merupakan kota dagang walaupun tidak menjadi ibu kota, dan bahkan menjadi kota terbesar di dunia pada saat itu dengan jumlah penduduk kurang lebih 200.000 jiwa.[6]
Setelah mengalahkan Muwahidun, Banu Marin memindahkan ibu kota dari Marrakech ke Fes pada tahun 1276,[7] yang merupakan puncak kejayaan Fes el Bali.[7] Mereka mulai membangun kota baru di luar tembok kota yang lama. Pada awalnya kota tersebut dijuluki kota putih,[7] namun setelah beberapa saat mendapat nama baru yaitu Fes Jdid, atau Fes baru. Pada saat itulah julukan Fes el Bali diberikan.
Kebanyakan monumen penting di Fes el Bali didirikan pada masa kekuasaan Marin. Pada abad ke-14, pendirian mellah menambah susunan urban Fes.
Akibat kerentanan situs ini, negara Maroko telah menetapkan rencana khusus untuk merawat Fes el Bali.[1] Tujuannya adalah untuk mencegah agar rumah-rumah tidak runtuh serta mengembangkan sektor pariwisata yang berkelanjutan.