Pada awalnya, Gereja Santo Matias Rasul adalah stasi yang menginduk pada Gereja Santo Thomas Rasul – Paroki Bojong Indah. Gereja yang sekarang ini dirancang oleh Ir. Lily Sulistiawati Kastono.[2] Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh tokoh John Paul II Foundation, Italia, yakni Mgr. Szczepan Wesoly[3] dan Mgr. Stefan Wylezek[4] pada tahun 2006. Pekerjaan ini rampung dan kemudian diresmikan serta diberkati pada 8 Agustus 2008 oleh Mgr. Julius Kardinal Darmaatmadja, Uskup Agung Jakarta.[5][6]
Karakteristik umat
Umat Gereja St. Matias Rasul - Paroki Kosambi Baru terdiri dari aneka suku, kelas sosial-ekonomi, dan budaya yang tersebar dalam 17 wilayah dan 70 lingkungan. Meski mayoritas umat terdiri dari suku Tionghoa dan berasal dari Bangka, suku Jawa, Batak, Flores, dan Manado pun turut melengkapi kemajemukan etnis umat.[7]
^User, Super. "Stefan Wylężek". www.mabpz.org (dalam bahasa Polski). Diakses tanggal 2023-11-05.
^Bahagia, diam di Rumah-Mu: Buku Kenangan Pembangunan Gereja Santo Matias Rasul. Jakarta: Tim PPG Paroki Kosambi Baru. 2008. hlm. 14–30.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^RD. Aloysius Susilo Wijoyo (Tim Lustrum Kedua Paroki Kosambi Baru) (2015). Untaian Syukur Gereja Santo Matias Rasul. Jakarta: Tim Panitia Lustrum ke-2 Paroki Kosambi Baru. hlm. 8–50.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
^Wijoyo, RD. Aloysius Susilo; Hermawan, Edward; Mulia, Felix Ferdinand; Prabowo, Johanes (2017). Eddy Kristiyanto OFM, Rm. Antonius; Nugroho, Wisnu, ed. KAJ 210: Perjalnan Gereja Katolik (di) Jakarta. Dekenat Jakarta Barat II. Jakarta: Keuskupan Agung Jakarta. hlm. 239.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Profil Pastor". Paroki Kosambi Baru. 2022. Diakses tanggal 2023-10-31.