Hai orang-orang yang beriman atau yā ayyuhal-ladzīna āmanū adalah salah satu seruan Allah di dalam Al-Qur'an. Seruan ini dikhususkan bagi umat Nabi Muhammad sebagai panggilan kemuliaan dari Allah. Ayat-ayat yang menyeru dengan kalimat hai orang-orang yang beriman dimaknai sebagai ajakan kepada orang-orang yang beriman untuk memperoleh kegembiraan-kegembiraan dari Allah. Seruan ini juga dijadikan sebagai salah satu teori dalam penentuan jenis surah dalam Al-Qur'an.
Penyebutan
Seruan hai orang-orang yang beriman disebutkan sebanyak 89 kali dalam Al-Qur'an. Lafaz dari kalimat hai orang-orang yang beriman di dalam Al-Qur'an yaitu yā ayyuhal-ladzīna āmanū.[2]
Pemaknaan
Seruan hai orang-orang yang beriman merupakan panggilaan kemuliaan yang Allah berikan khusus kepada umat Nabi Muhammad berkaitan dengan urusan-urusannya. Seruan ini dimaknai sebagai pemberian kegembiraan dari Allah bagi orang-orang yang beriman. Kegembiraan ini meliputi kecintaan, pertolongan, kejayaan, kemuliaan, rahmat, karunia, dan syafaat pada hari kiamat dari Allah.
Teori penentuan jenis surah
Teori orientasi subjek panggilan ayat
Teori orientasi subjek panggilan ayat menentukan jenis surah berdasarkan subjek yang dipanggil dalam sebuah ayat. Suatu surah disebut surah makkiyah bila subjeknya adalah penduduk Makkah, dan disebut surah madaniyah bila subjeknya adalah penduduk Madinah. Seruan hai orang-orang yang beriman atau yā ayyuhal-ladzīna āmanū dijadikan penanda untuk surah madaniyah. Penetapan ini karena penduduk Madinah sebagian besar adalah mukmin. Teori ini dikemukakan dalam Fadhailul Qur'an melalui periwayatan Abu 'Ubaid dari Maimun bin Mihran. Jalur periwayatan lainnya berasal dari Abu Amru al-Bashri dan Utsman bin Sa'id ad-Darimi.[5]
Referensi
Catatan kaki
Daftar pustaka