Kanon Eusebius (bahasa Inggris: Eusebian canons, Eusebian sections atau Eusebian Apparatus)[1] juga dikenal sebagai Pembagian Ammonius (bahasa Inggris: Ammonian Sections), adalah sistem pembagian empat Kitab Injil kanon yang digunakan pada periode antara Abad Kuno Akhir dan Abad Pertengahan. Pembagian ke dalam pasal dan ayat yang digunakan pada zaman modern baru mulai disusun masing-masing pada abad ke-13 dan ke-16. Bagian-bagian ditandai pada marjin dalam hampir semua naskah Alkitabbahasa Yunani dan bahasa Latin, serta biasanya diikhtisarkan dalam Tabel Kanon (Canon Tables) di bagian depan Kitab-kitab Injil'.
Angka-angka ini bervariasi sedikit di antara naskah-naskah yang berbeda.[2]
Penyusun
Sampai abad ke-19 umumnya diyakini bahwa pembagian ini disusun pertama kali oleh Ammonius dari Aleksandria, pada permulaan abad ke-3 (~ tahun 220 M), dalam kaitan dengan karyanya Harmony of the Gospels ("Harmoni Injil"), yang sekarang tidak terlestarikan. Secara tradisional dipercayai bahwa ia membagi keempat Kitab Injil ke dalam bagian-bagian kecil bernomor, yang isinya mirip jika naratif disejajarkan. Kemudian ia menuliskan bagian-bagian tiga Kitab Injil terakhir, atau hanya nomor-nomor bagian dengan nama empat penyusun kitab Injil, dalam kolom-kolom paralel dibandingkan dengan bagian-bagian yang sama dalam Injil Matius, yang dipilihnya sebagai dasar dari Harmoni Injil. Sekarang diyakini bahwa karya Ammonius hanya terbatas pada apa yang dinyatakan oleh Eusebius dari Kaisarea (265-340) dalam suratnya kepada Carpianus (Epistula ad Carpianum), yaitu ia menempatkan perikop-perikop paralel dari tiga Kitab Injil terakhir sejajar dengan teks Injil Matius, dan bagian-bagian yang secara tradisional diduga dibuat oleh Ammonius sekarang diyakini dibuat oleh Eusebius, yang sudah lama diketahui menyusun tabel dalam bentuk terakhirnya.
Tabel Eusebius
Harmonisasi Ammonius memberi ilham pada Eusebius, sebagaimana diceritakannya sendiri dalam suratnya, untuk menyusun sampai 10 tabel (kanones dari bentuk tunggal kanon/Canon) di mana bagian-bagian diklasifikasi mana yang bersesuaian dan mana yang berbeda satu sama lain. Dalam sembilan tabel pertama ia menempatkan kolom-kolom paralel bagian-bagian yang serupa untuk empat, atau tiga, atau dua Kitab Injil, yaitu: (1) Mat, Mrk, Luk, Yoh; (2) Mat, Mrk, Luk; (3) Mat, Luk, Yoh; (4) Mat, Mrk, Yoh; (5) Mat, Luk; (6) Mat, Mrk; (7) Mat, Yoh; (8) Luk, Mrk; (9) Luk, Yoh. Dalam table ke-10 ia mencatat secara berurutan bagian-bagian yang khas pada setiap Kitab Injil.
Tabel #
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
In Quo Quattor
Canon I.
Ya
Ya
Ya
Ya
In Quo Tres
Canon II.
Ya
Ya
Ya
Canon III.
Ya
Ya
Ya
Canon IV.
Ya
Ya
Ya
In Quo Duo
Canon V.
Ya
Ya
Canon VI.
Ya
Ya
Canon VII.
Ya
Ya
Canon VIII.
Ya
Ya
Canon IX.
Ya
Ya
In Quo Matth. Proprie
Canon X
Ya
In Quo Marc. Proprie
Canon X
Ya
In Quo Luc. Proprie
Canon X
Ya
In Quo Ioh. Proprie
Canon X
Ya
Kegunaan tabel-tabel ini untuk tujuan rujukan dan perbandingan segera menjadikannya dipakai meluas, dan sejak abad ke-5 "Pembagian Ammonius", dengan rujukan-rujukan kepada tabel-tabel Eusebius, ditandai pada marjin naskah-naskah. Di samping setiap bagian dituliskan nomornya, dan nomor ini menunjukkan tabel Eusebius yang harus dibaca untuk mendapatkan teks paralel. Rujukan kepada tabel ke-10 tentunya menunjukkan bahwa perikop tersebut khas untuk Kitab Injil tertentu. Catatan-catatan marjinal ini direproduksi dalam beberapa edisi Perjanjian Baru karya Tischendorf.
Surat penjelasan Eusebius kepada Carpianus juga sering disalin sebelum tabel-tabel tersebut.
Tabel Kanon Bergambar
Tabel-tabel itu sendiri biasanya ditempatkan di bagian permulaan suatu Kitab Injil, dan dalam salinan-salinan bergambar (illuminated) ditempatkan dalam kerangka beratap bulat yang bentuknya secara umum sangat konsisten di sepanjang zaman Romanesque. Bentuk ini diturunkan dari kerangka lukisan buku dari Abad Kuno Akhir seperti yang terdapat pada Chronography 354. Dalam banyak contoh, tabel-tabel ini merupakan satu-satunya hiasan dalam seluruh buku, mungkin lebih dari sejumlah inisial. Secara khusus, tabel-tabel kanon, dengan lukisan-lukisan penulis Injil, sangat penting dalam studi perkembangan lukisan naskah pada periode Abad Pertengahan Awal, di mana hanya sedikit naskah yang terlestarikan, dan naskah yang lebih kuno memuat lebih sedikit lukisan dibandingkan naskah dari periode kemudian.