Keluarga Han dari Lasem (juga disebut sebagai keluarga Han dari Jawa Timur atau Surabaya) dulu adalah sebuah keluarga 'Cabang Atas' yang eksis di Hindia Belanda (kini Indonesia).[1][2][3][4] Keluarga ini mulai menonjol di Hindia Belanda pada abad ke-18 melalui aliansi dengan VOC.[1] Awalnya berasal dari Lasem di Jawa Tengah, keluarga ini memainkan peran penting dalam mengkonsolidasi kekuasaan Belanda di Jawa Timur. Sejumlah anggota dari keluarga ini kemudian juga menjadi Kapitan Cina dan priyayi di birokrasi Hindia Belanda.[1][2]
Dua anak Han Siong Kong, melalui pernikahannya dengan anak dari bupati Rajegwesi menurut J. Hageman, memainkan peran penting dalam mengkonsolidasi kekuasaan Belanda di Jawa Timur pada abad ke-18.[5] Anak pertama Han, Soero Pernollo (1720 – 1776), berpindah ke agama Islam, dan bekerja di VOC sebagai kepala polisi, kepala pelabuhan Surabaya, dan birokrat.[1] Sementara anak keduanya, Han Bwee Kong (1727 – 1778), tercatat menjadi Kapitan Cina pertama di Hindia Belanda, yakni untuk Surabaya.[1]
Namun, pada tahun 1813, sebuah pemberontakan yang disebut sebagai 'Kepruk Cina' terjadi terhadap keluarga ini, sehingga pemerintah Hindia Belanda kemudian mengambil kembali sejumlah wilayah yang dikuasai oleh keluarga ini.[1][6] Pada tahun 1818, hampir semua anggota keluarga ini yang beragama Islam juga diberhentikan dari jabatan mereka di birokrasi Hindia Belanda.[1][6]
Walaupun begitu, keluarga ini kemudian berhasil menegakkan kembali kekuatannya, dan tetap berpengaruh sebagai tuan tanah dan administrator publik di Surabaya dan Jawa Timur hingga revolusi Indonesia (1945—1950).[1][3] Bahkan, salah satu anggota dari keluarga ini, yakni Han Tjiong Khing (1866—1933), menjadi Mayor Cina terakhir Surabaya.[1] Di luar Jawa Timur, keluarga ini juga mendirikan cabang di Batavia, Semarang, Aceh pada paruh kedua abad ke-19.[1] Politisi Hok Hoei Kan (1881—1951), anggota Volksraad dan chairman dari Chung Hwa Hui (CHH), adalah salah satu anggota dari cabang keluarga ini di Batavia.[7] Sementara sepupu jauh Kan, yakni anggota parlemen dan anggota CHH, Han Tiauw Tjong, adalah salah satu anggota dari cabang keluarga ini di Aceh.[1]
^ abMargana, Sri (2007). Java's last frontier : the struggle for hegemony of Blambangan, c. 1763-1813 (dalam bahasa Inggris). Leiden: Leiden University. hdl:1887/12547.
^"Kan Han Tan". www.kanhantan.nl. Diakses tanggal 24 November 2019.