Tahun 1904, Fakfak sempat menerima kunjungan Matthijs Neijsen, M.S.C., dari Keuskupan Amboina.[5] Setelah itu, para imam dan biarawan M.S.C. mulai mengunjungi Papua. Banyaknya imam membuat para imam M.S.C. menganggap perlu untuk mengundang para imam O.F.M. untuk mengisi kekosongan imam di Kaimana.[6] Pada tahun 1953, atau enam tahun sebelum Prefek Apostolik Manokwari memisahkan diri dari Vikariat Apostolik Hollandia, para misionaris O.S.A. tiba di daerah-daerah yang ada di Propinsi Papua Barat.[7]
Mulyadi (Agustus 2019), Etnografi Pembangunan Papua (dalam bahasa (Indonesia)), Sleman: Deepublish, hlm. 45, ISBN9786232099678Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Steenbrink, Karel (2007), Catholics in Indonesia, 1903-1942 : A Documented History (dalam bahasa (Inggris)), 2, Brill, ISBN978-90-67-18260-7Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)