Kopi arab adalah kopi yang diseduh dari biji kopi arabika. Mayoritas negara di kawasan Timur Tengah mengembangkan metode yang berbeda untuk menyeduh dan menyajikan kopi. Beberapa menambahkan rempah-rempah seperti kapulaga, jahe, serai, cengkih, kayu manis, dan bahan lainnya.[1] Sebagian yang lain banyak pula yang menyajikan seduhan kopi dengan atau tanpa gula.
Selain sebagai tanaman, kopi arab erat kaitannya dengan budaya dan tradisi masyarakat Timur Tengah dan Arab.
Sejarah
Di Pegunungan Sarawat bagian Yaman Raya pada abad ke-15, diyakini pertama kali biji kopi disangrai dan diseduh seperti yang kita kenal saat ini. Abd Al Ghaffar, sejarawan Arab pertama kali mendokumentasikan bagaimana minuman biji kopi yang telah disangrai sebelumnya dinikmati orang-orang Sufi agar terjaga saat beribadah.[2]
Budaya
Seiring berjalannya waktu, minuman kopi menjadi bagian penting dalam budaya Arab sehingga warung kopi atau maqha dapat dijumpai dengan mudahnya di kawasan tersebut. Selain tempat menjual kopi, maqha juga menjadi tempat para laki-laki berkumpul dan berdiskusi atau bertukar gagasan.[2]
Para syekh dan kepala suku yang menyajikan kopi Arab di ruang pertemuan mereka, pria dan wanita Badui tua dan pemilik toko perdagangan kopi dianggap sebagai pembawa utama. Pengetahuan dan tradisi diwariskan dalam keluarga melalui pengamatan dan praktik. Anggota keluarga muda juga menemani orang tua mereka ke pasar untuk belajar bagaimana memilih biji kopi terbaik.[3]
Kopi arab baru-baru ini termasuk elemen penting warisan budaya Arab dan sejarah di negara tersebut. Banyak pula petani kopi yang mulai membuka tur pariwisata untuk melihat proses budidaya kopi hingga dapat tersaji dan siap dinikmati. Karenanya, pemerintah Arab Saudi menanggapi dengan mendeklarasikan 2022 sebagai Tahun Kopi Saudi. Tujuannya, untuk memperluas pengetahuan soal kopi ke masyarakat domestik dan internasional, serta menunjukkan ritual minum kopi di Arab Saudi.[2]
Kopi Khawlani
Kopi Khawlani merupakan salah satu kopi yang terkenal di Kawasan Jizan, Arab Saudi. Jenis kopi ini ditanam di tempat bermukim suku Khawlan, kawasan antara Yaman dan Arab Saudi.[2]
Biji kopi Khawlani berkualitas dan taraf penyangraiannya tepat. Faktor geografis juga menentukan kualitas biji kopi. Kopi Khawlani tumbuh di daratan setinggi 800 mdpl, tanah yang ditanami tergolong subur.[2]
Cara memetik kopi Khawlani dilihat sebagai seni selama 300 tahun lamanya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Keramahan di kawasan kopi ini dianggap sebagai tradisi untuk memperkuat ikatan sosial. Kopi Khawlani juga menjadi identitas budaya para petani di kawasan lembab.[2]
Penyajian
Menyajikan kopi arab merupakah aspek penting dari keramahan dalam masyarakat Arab dan dianggap sebagai simbol kemurahan hati. Kopi disiapkan di depan para tamu secara tradisional. Pembuatan kopi dimulai dari memilih biji, disangrai, dan ditumbuk menggunakan alu tembaga. Bubuk kopi dimasukkan ke dalam teko perak panjang berhias yang disebut dallah, kemudian air dituang dan teko diletakkan di atas api. Setelah diseduh, kopi dituang di teko kopi yang lebih kecil dan dituangkan ke dalam cangkir-cangkir perunggu kecil. Kopi disajikan kepada yang tertua terlebih dahulu. Umumnya, masyarakat minum setidaknya satu cangkir namun tidak lebih dari tiga cangkir.[3]
Manfaat kesehatan
Kopi Arab di Asia Tenggara termasuk Indonesia dikenal dengan seduhan kopi yang dibuat dengan berbagai rempah. Untuk itu, kopi arab terkenal memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh. Selain membantu badan untuk lebih terjaga, kopi arab dengan tambahan rempah berfungsi menjaga kekebalan tubuh, melancarkan peredaran darah, dan meningkatkan stamina.[1]