Kurva Wells adalah diagram yang menggambarkan nasib percikan pernapasan setelah dikeluarkan menuju udara. Diagram ini dikembangkan oleh W.F. Wells pada tahun 1934.[1] Peristiwa seperti batuk, bersin, maupun ekshalasi keras lainnya menghasilkan percikan atau tetesan pernapasan dari saliva maupun mukosa pernapasan dengan rentang ukuran 1 µm hingga 2 mm.[2][3]
Wells berpendapat bahwa nasib percikan pernapasan dipengaruhi oleh ukurannya. percikan pernapasan dengan ukuran lebih besar dibandingkan ambang batas ukuran (berdasarkan kelembapan) akan lebih mudah jatuh ke tanah oleh gaya gravitasi, sedangkan percikan berukuran kecil akan menguap secara cepat dan meninggalkan residu kering yang melayang di udara. Kedua nasib percikan pernapasan ini mempengaruhi proses transmisi penyakit akibat infeksi bakteri atau virus.[4][5]