Duryodana menyelenggarakan sebuah sayembara untuk menentukan calon suami baginya. Putra Kresna yang bernama Samba jatuh cinta kepadanya. Daripada mengikuti sayembara, Samba memutuskan untuk menculik Laksmana. Setelah penculikan itu diketahui, para Korawa merasa marah, lalu memburu Samba. Samba berhasil ditangkap dan dipenjarakan. Mengetahui hal itu, para Yadawa (keluarga Kresna) berencana membebaskannya. Karena para Yadawa dan para Korawa memiliki hubungan kerabat, maka Baladewa—salah satu pemuka para Yadawa—memilih untuk menyelesaikan masalah dengan jalan damai dan secara kekeluargaan.
Di Hastinapura, Baladewa berkata bahwa Raja Ugrasena—raja para Yadawa di Mathura—meminta agar Samba dibebaskan. Permintaan itu ditolak oleh para Korawa. Selain itu, para Korawa juga menghina Baladewa. Hal itu membuat Baladewa marah. Dengan menggunakan senjata bajak yang selalu dibawanya, ia mengungkit pondasi kota Hastinapura untuk melemparkannya ke sungai Gangga. Setelah menyadari kotanya akan ditenggelamkan, para Korawa segera meminta maaf kepada Baladewa. Kemudian Baladewa meletakkan kota Hastinapura di posisinya semula. Akhirnya Samba dibebaskan dan pernikahannya dengan Laksmana direstui. Duryodana juga memberikan 60.000 gajah, satu laksa dan 1.200 kuda, 60.000 kereta, dan 1000 pelayan wanita.