Lobster air tawar, seperti pada krustasea yang lainnya, dapat dimakan. Namun hanya sebagian kecil dari seluruh tubuh lobster air tawar yang dapat dimakan. Di sebagian besar hidangan yang disajikan, seperti sup, bisque, dan étouffées, hanya bagian ekor yang disajikan. Pada lobster air tawar rebus atau makanan lain di mana seluruh tubuh udang karang disajikan, bagian lain dari lobster air tawar, seperti daging dari capitnya, dapat dimakan.
Capit lobster air tawar rebus yang lebih besar biasanya dipisahkan untuk mendapatkan daging di dalamnya. Cara pilihan lainnya adalah dengan menghisap kepala lobster air tawar, karena bumbu dan rasa dari masakan dapat terkumpul di dalam lemak bagian dalam lobster air tawar yang direbus.[1]
Agama
Agama Yahudi
Seperti semua krustasea, udang karang tidak kosher, atau halal dalam istilah agama Yahudi, karena mereka adalah hewan air yang tidak bersirip dan bersisik.[2] Oleh karena itu mereka tidak dimakan oleh orang-orang Yahudi yang taat beragama.[3]
Direbus dalam keadaan hidup
Merebus lobster dalam keadaan hidup dianggap oleh banyak orang tidak manusiawi, dan protes terkait hal ini terus berlanjut sampai sekarang. Di tahun 2018, Swiss adalah negara pertama yang melarang perebusan krustasea dalam kondisi hidup.[4]Norwegia, Austria, Selandia Baru, dan beberapa wilayah Australia juga membatasi perlakuan tidak manusiawi terhadap lobster. Dan kota-kota di Jerman dan Italia secara eksplisit melarang praktik merebus lobster dalam keadaan hidup.[5]
Di tahun 2021, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari London School of Economics menyimpulkan ada "bukti ilmiah yang kuat bahwa krustasea dekapoda dan moluskacephalopoda memiliki akal (sentient)". Hasil riset ini mungkin akan menghasilkan kebijakan larangan merebus lobster hidup di Inggris di bawah undang-undang yang sedang diusulkan.[6]
Setelah publikasi laporan tersebut, Belanda melarang merebus kepiting dan lobster hidup-hidup.[7]
^Swahn, Jan-Öjvind (2004). "The cultural history of crayfish"(PDF). Bulletin Français de la Pêche et de la Pisciculture (372–73): 243–251. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 30 March 2015.