K.H.Lutfi Hakim, S. Sos., M. A. (lahir 5 November 1972) adalah seorang ulama, birokrat, dan politisi berkebangsaan Indonesia. Ia merupakan salah satu pendiri Forum Betawi Rempug (FBR) dan saat ini mengetuai organisasi tersebut.[1] Ia dipilih secara aklamasi mengetuai FBR setelah kematian pendahulunya, Ahmad Fadloli El-Muhir.[2] Sebelum memimpin FBR, Lutfi menjabat sebagai sekretaris jenderal sejak 2001. Lutfi pernah berkiprah menjadi pegawai negeri sipil di Departemen Agama Republik Indonesia sejak 2004 sampai 2011. Selain itu, ia pernah mengajukan pencalonan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah mewakili DKI Jakarta pada 2014.[3]
Kehidupan pribadi
Lutfi Hakim lahir di Cakung, Jakarta Timur, pada 5 November 1972 dari pasangan Zahrudin dan Samiyah. Ia merupakan anak kedua dari sebelas bersaudara. Ayahnya merupakan seorang ulama Betawi asal Jakarta Timur. Semasa kecil, ia pernah menjajakan koran dan pelayan kebersihan di Cakung dari 1983 sampai 1986. Lutfi juga pernah berkiprah menjadi pedagang kelapa dan cabai di Pasar Cakung sejak 1989 hingga 1991.
Lutfi menikah dengan Eti Susilawati pada 29 Juli 2000. Dari pernikahannya tersebut, dikaruniai empat orang anak: dua laki-laki dan dua perempuan.
Karier
Lutfi turut mengikuti pendidikan kader ulama di Majelis Ulama Indonesia Jakarta dalam kurun waktu 1996 sampai dengan 1997. Ketika Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menerapkan kebijakan adanya Dewan Kelurahan—lembaga perwakilan rukun warga di setiap kelurahan di Jakarta, ia diberi mandat untuk mengetuainya di Cakung Barat sejak 2001 sampai 2005.
Kiprah politik
Aktivitas politiknya bermula ketika Lutfi duduk di bangku kuliah. Pada 1991, ia berkuliah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah—sekarang menjadi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.[4] Ia pun tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai aktivis di masa orde baru. Sebagai mahasiswa, ia memiliki ketertarikan dalam bidang filsafat, terutama pemikiran marxisme. Hal ini membuat Lutfi terdorong untuk ikut berkecimpung dalam Forum Mahasiswa Ciputat dalam menyikapi perkembangan politik dan kebijakan di bawah pemerintahan Presiden Soeharto. Bahkan, ia ikut dalam politik praktis dengan bergabungnya Lutfi di Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menjadi wakil sekretaris di Jakarta Timur dalam kurun waktu 1995 sampai dengan tahun 1997. Pada 1996, ia mendirikan sebuah partai politik nonpartisipan pemilihan umum, yakni Partai Uni Demokrasi Indonesia (PUDI) dan menjadi sekretaris umum di DKI Jakarta. Pada 2003, Lutfi pula mengasas sebuah partai baru, yaitu Partai Demokrat Bersatu dan didapuk sebagai ketua partai di Jakarta Timur. Tidak lama setelahnya, partai tersebut tidak lolos verifikasi dan dia menjadi pegawai negeri sipil yang independen.
Menjelang pemilihan kepala daerah, nama Lutfi Hakim populer sebagai salah satu bakal kandidat yang akan berkontestasi.[5] Ia diusulkan oleh Badan Musyawarah Betawi 1982 sebagai bakal calon Gubernur Jakarta di 2024.[6] Bahkan, ia sempat ditunjuk untuk mendampingi Nusron Wahid sebagai bakal calon gubernur melalui independen.[7] Namun, bakal pasangan calon ini tidak mengajukan syarat pencalonan ke Komisi Pemilihan Umum Daerah Jakarta hingga akhir pendaftaran.[8] Meski demikian, Lutfi tetap mengajukan diri sebagai kandidat gubernur dan mendaftar pencalonan di PSI pada Juni 2024.[9]