Tamat dari IKIP Padang pada 1990, Muhidi awalnya bekerja sebagai guru SMA di Padang. Seiring bergulirnya reformasi, Muhidi ikut dalam masa awal pembentukan PKS di Padang sekaligus memimpin partai yang ketika itu masih bernama Partai Keadilan.
Pendidikan dan karier
Muhidi menyelesaikan SMA di sekolah milik Muhammadiyah di Padang. Bercita-cita untuk menjadi guru, ia mendaftar kuliah ke IKIP Padang. Ia mengambil jurusan pendidikan fisika pada 1984. Sambil berkuliah, ia aktif dalam Senat Mahasiswa dan kepengurusan di masjid kampus. Menjelang tamat kuliah, ia sempat mengajar sebagai guru fisika di bimbel Adzkia, yang ketika itu dirintis oleh Irwan Prayitno. Setelah meraih gelar sarjana pada 1990, ia diangkat sebagai guru di SMA Adabiah dan SMA PGRI 3 Padang.[5][butuh sumber yang lebih baik]
Ketika bergulirnya reformasi, Muhidi memilih terjun ke politik. Ia bergabung ke Partai Keadilan dan didapuk mengetuai Dewan Pengurus Daerah (DPD) PK untuk Kota Padang hingga 2003. Melalui PK, ia terpilih sebagai anggota DPRD Kota Padang untuk kali pertama dalam pemilihan umum legislatif Indonesia 1999.[5][butuh sumber yang lebih baik]
Di luar parlemen, ia tetap membagi waktunya untuk mengajar. Mendapatkan gelar magister dari STIE KBP Padang, ia menjadi dosen di STAI Adabiah dan STAI Adzkia. Selain itu, ia aktif membina organisasi olahraga, yakni PSP Padang (2004–2014) dan KONI Padang (2004–2009).[5][butuh sumber yang lebih baik]