Refleksi difusi adalah perubahan arah rambat gelombang cahaya yang terjadi setelah menumbuk antarmuka granular yang tidak rata dengan hamburan cahaya kembali ke arah sisi (medium) asalnya dengan banyak sudut pantul. Refleksi difusi adalah fungsi komplemen dari refleksi spekular, diperkenalkan pertama kali oleh Johann Heinrich Lambert melalui Fotometria pada tahun 1760. Hasil studi pengamatan Lambert pada intensitascahaya refleksi terhadap antarmuka yang kusam, kemudian disebut hukum kosinus Lambert dengan reflektansi Lambert dan antarmuka Lambert.
Contohnya, perbedaan antara refleksi difusi dengan refleksi spekular dapat ditemui pada warnacat yang kusam dan mengkilap. Cat kusam menampakkan sifat refleksi difusi, sedangkan cat kilap menonjolkan sifat refleksi spekular. Banyak objek kasat mata dapat terlihat karena sifat refleksi difusi ini. Hamburan cahaya dari permukaan objek tersebut yang menjadi mekanisme utama pengamatan fisis manusia[1][2] dan fotometri.
Sifat reflektansi antarmuka yang isotropik menyebabkan refleksi difusi cenderung untuk metampakkan antarmuka dengan tingkat luminasi yang sama dilihat dari sudut pengamatan manapun. Sebagai contoh, sebuah papan kayu yang kasar dengan gamblang menggambarkan reflektansi isotropik dari antarmuka Lambert, namun apabila telah disepuh mengkilap dengan poliuretana, reflektansi tersebut sirna bersamaan dengan timbulnya sorotan spekular pada beberapa bagian antarmuka. Sorotan spekular juga dapat terlihat pada antarmuka Lambert yang tidak sempurna, yaitu pada sudut hukum refleksi yang dibentuk oleh sinar cahaya pada intensitas maksimumnya.
Refleksi difusi berantai pada beberapa antarmuka Lambert disebut inter-refleksi difusi. Sinarinter-refleksi difusi bersifat elastis dan mewarnai antarmuka Lambert objek sekitarnya dengan warna antarmuka Lambert sebelumnya. Fenomena ini pada studi fotografi disebut cahaya ambien, dapat diamati dengan jelas pada ruang tidak mendapatkan sinar matahari langsung. Sinar refleksi spekular berantai tidak menunjukkan gejala yang sama. Sebagai contoh, pada reflektor retroretinamatakucing, saat petang akan terlihat berbinar jika diamati dari sudut tertentu, dan terlihat gelap saat diamati dari sudut yang lain. Sinar insiden yang menumbuk antarmukaretinamatakucing mengalami refleksi spekular berantai hingga tidak terjadi difusicahaya di dalam rongga matakucing. Oleh karena itu, kita tidak dapat melihat cahaya ambien dalam ronggamata tersebut.
Fungsi distribusi reflektansi bidireksional
Fungsi distribusi reflektansi bidireksional diperkenalkan oleh Edward Nicodemus sekitar tahun 1965.[3] Definisi modernnya adalah:
Fungsi merupakan penyempurnaan model reflektansi Lambert dengan tiga model difusi, yaitu model difusi Lambert, Minnaert dan Oren-Nayar. Masih terdapat model difusi yang tidak termaktub di dalam fungsi, antara lain: difusi atomik, difusi molekular, difusi jejak, difusi kimia, difusi kolektif, difusi pusaran, difusi elektronik, difusi fasilitas, difusi gas, difusi Ito, Difusi Knudsen, Difusi momentum, osmosis, difusi foton, difusi balik, difusi rotasional, difusi permukaan, difusi ambipolar, dan pencitraan resonansi magnetik. Hamburan kekasaran permukaan atau hamburan kekasaran antarmuka adalah model difusi Lambert pada partikel bermuatan. Efek ini sangat penting dalam teknologiperalatanelektronika yang mengandung lapisan tipis seperti transistor efek medan dan laser kaskade kuantum.[4]
Pada tahun 1991, Paul Heckbert[1] menggabungkan fungsi distribusi reflektansi bidireksional dengan:
fungsi distribusi transmitansi bidireksional, dan
fungsi distribusi permukaan hamburan bidireksional[2] atau
fungsi distribusi hamburan bidirektional, karena hamburan cahaya terjadi tidak hanya pada refleksi tetapi juga pada refraksiantarmukamedium apapun.