Share to:

Pasar malam (Indonesia)

Pengunjung terlibat tawar-menawar di Pasar Malam Rawasari, Jakarta Pusat.

Pasar malam adalah pasar yang melakukan transaksi perdagangan di malam hari. Berbagai barang dagangan atau jasa diperjualbelikan di sini. Pasar malam biasanya merupakan atraksi pariwisata penting di negara-negara sub-tropis dan tropis, ini berhubungan dengan suhu udara di malam hari yang tidak begitu dingin dibandingkan dengan wilayah beriklim dingin. Pasar malam sangat lazim terdapat di Hong Kong, Taiwan, dan Asia Tenggara.

Dalam pasar malam terhimpun berbagai gerai dan kedai yang biasanya menjual barang dan makanan, seperti aneka jajanan dan makanan ringan, hidangan favorit lokal, buah-buahan, pakaian, sepatu, mainan, balon, jam tangan dan jam alarm, pernak-pernik, dan ornamen dengan harga yang relatif murah. Keping DVD, cakram padat, dan perangkat lunak komputer bajakan sering dijual di pasar malam.

Wahana bianglala di pasar malam Pamekasan, Jawa Timur

Pasar malam menyerupai festival, karnaval, atau fair, di mana permainan karnaval dan wahana permainan anak-anak, seperti korsel mini, komidi putar, dan kereta api mini juga tersedia. Beberapa camilan klasik seperti gulali, es krim, hot dog, roti bakar, burger, dan sosis panggang, juga populer di samping makanan tradisional setempat. Pasar malam lazim digelar satu sampai beberapa hari dalam sepekan, karena para pedagang berputar di sekitar lingkungan yang berbeda pada hari-hari yang berbeda dalam sepekan. Tawar-menawar harga adalah praktik umum di pasar semacam ini.

Sejarah

Pasar malam di Bukittinggi

Pasar malam (Hanzi: 夜市, pinyin: ye shi) sudah ada pada zaman Dinasti Sui di Tiongkok kuno. Di zaman tersebut, penyelenggaraan pasar diatur secara ketat oleh kekaisaran. Pasar malam pertama tercatat di Chang'an, yang merupakan kota terbesar pada zaman tersebut. Dari Chang'an, pasar malam kemudian meluas ke beberapa kota besar lainnya seperti Kaifeng, Luoyang dan Yangzhou.

Sampai pada tahun 965 pada zaman Dinasti Song, kekaisaran menghapuskan larangan berdagang setelah tengah malam. Di Kaifeng muncul pasar malam yang diadakan sampai pagi hari. Pasar malam seperti ini dikenal dengan istilah "pasar hantu" (鬼市). Kebiasaan ini kemudian membudaya dan menyebar ke kota-kota lainnya di seluruh Tiongkok.

Pasar malam di Kaohsiung

Di Nusantara, pasar secara tradisional diadakan pada hari yang berbeda dengan lokasi yang bergilir di antara desa-desa yang berpartisipasi. Kebiasaan ekonomi tradisional ini di Jawa dikenal dengan sebutan "Hari Pasaran". Setelah dikembangkan lebih lanjut, pasar didirikan lebih permanen seperti sekarang ini. Pasar malam dapat dianggap sebagai kelanjutan dari budaya "pasar kaget" atau pasar non-permanen ini. Pasar malam biasanya diadakan pada acara khusus atau festival, seperti festival Sekaten di Jawa, atau diadakan di malam Ramadhan, kira-kira sepekan sebelum Lebaran.

Setelah ditemukannya listrik dan bola lampu, pasar malam lebih sering diadakan di Hindia Belanda pada awal abad ke-20. Yang paling besar adalah Pasar Gambir, sebuah pasar malam yang diadakan pertama kali pada 1906, dan kemudian digelar secara berkala tiap tahun sejak 1921 sampai pecahnya Perang Dunia II pada tahun 1942. Pasar Gambir digelar di Koningsplein, Batavia, Hindia Belanda (kini Lapangan Monas atau Medan Merdeka di Jakarta) untuk merayakan ulang tahun Ratu Wilhelmina dari Belanda. Acara ini telah menjadi pendahulu dari Pekan Raya Jakarta (Jakarta Fair) dan Tong Tong Fair di Den Haag yang sebenarnya merupakan pasar malam yang digelar selama beberapa pekan.

Indonesia

Wahana anak-anak di pasar malam di Jakarta

Di pulau Jawa, terutama di kota keraton Yogyakarta dan Surakarta, pasar malam besar yang digelar sepanjang pekan diselenggarakan, yaitu pasar malam Sekaten. Sekaten dilaksanakan untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad. Pada masa kolonial Hindia Belanda pasar malam tahunan besar-besaran digelar di Pasar Gambir (kini Medan Merdeka). Pasar malam ini menjadi cikal-bakal Jakarta Fair.

Kini beberapa kecamatan di Jakarta, juga di beberapa provinsi, menggelar pasar malam mingguan yang digelar satu malam di setiap pekan. Pasar malam biasanya digelar pada malam Minggu (Sabtu malam) di alun-alun, lapangan, jalan, atau pasar terdekat. Di Indonesia, pasar malam telah menjadi tempat rekreasi mingguan bagi keluarga setempat. Selain menjual berbagai barang dan makanan, beberapa pasar malam juga menawarkan permainan anak-anak dan permainan karnaval, seperti korsel mini atau naik kereta api mini. Di Palembang, pasar malam yang populer terletak di depan Benteng Kuto Besak di tepi Sungai Musi. Pasar malam ini menjual hidangan lokal dan makanan ringan seperti pempek, lenggang dan tekwan, dan juga menawarkan aneka cinderamata dan kerajinan tangan.[1]

Malaysia

Di Malaysia, Pasar Malam biasanya diatur dalam jalan tertutup sementara untuk kendaraan dan buka untuk pejalan kaki pada malam hari sampai larut malam. Di lokasi tertentu seperti buka setiap hari di malam hari atau beberapa waktu dalam seminggu, jalan yang sempit dan sibuk juga merupakan alasan keamanan, Pasar Malam akan dibuka di Padang Pasar Malam pada malam hari yang menggambarkan alokasi ruang yang mengubah tempat parkir di siang hari.

Sebagian besar penjual lokal menjual berbagai macam makanan panas dan makanan lokal dari latar belakang Melayu, Cina dan India yang terkenal serta sulit ditemukan, buah dan sayuran segar, ikan segar dan makanan laut, daging segar dan ayam, mainan, berbagai pakaian keluarga dan aksesoris. Beberapa vendor lokal juga menjual hewan peliharaan hidup atau aksesori telepon.

Cara termudah untuk menemukan Pasar Malam di Malaysia dengan mengetik "Pasar Malam" di Google Maps. Informasi tentang lokasi pembukaan, hari dan waktu berguna. Seperti namanya, jam buka biasanya jam 5 sore dan tutup pukul 11.00 WIB atau sampai makanannya habis terjual.

Catatan kaki

  1. ^ "Pasar Malam Sungai Musi, Representasi Kearifan Lokal Palembang". Indonesia Kaya (dalam bahasa Indonesian). 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya