Sekitar tahun 1947, sebuah peleton pimpinan Letnan Amin (Rendra Karno) mendapat tugas untuk mempertahankan sebuah jembatan yang sangat strategis. Di balik pasukan itu, berlindung sejumlah pengungsi, antara lain Irma (Chitra Dewi), anak keluarga menengah yang sinis terhadap pejuang kemerdekaan. Antara Amin dan Irma terjalin hubungan kasih, yang mereka sembunyikan. Sersan Mayor Imron (Bambang Hermanto) yang urakan juga menaruh hati atas Irma. Ketika Amin terluka, Imron diserahi memimpin pasukan untuk meninggalkan tempat yang sudah dikuasai Belanda itu. Tugas diterima dan dilaksanakan. Kopral Seno (Bambang Irawan) mencurigai Imron, yang dianggap punya niat menyingkirkan Amin, agar bisa mendapatkan Irma. Untuk membuktikan bahwa tak ada maksud begitu, Imron memutuskan melakukan operasi membebaskan Amin dari tawanan Belanda. Amin berhasil dibebaskan, tetapi Imron tewas. Meski mata dan kaki satu, Irma akhirnya memilih menemani Amin.[1]