Share to:

Pengadilan Terakhir

Pengadilan Terakhir – Fresco di Kapel Sistine oleh Michelangelo.

Penghakiman akhir sering juga disebut hari penghakiman, Penghakiman Terakhir, akhir dunia atau Penghakiman Yesus, adalah sebutan untuk suatu hari atau waktu besar di mana dunia akan dibersihkan dari segala dosa, menurut keyakinan para penganut agama Abrahamaik (Kristen, Islam, Yudaisme). Hari/waktu tersebut diawali dengan keadaan dunia yang akan hancur Kiamat, lalu kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali dan kebangkitan orang-orang mati serta diakhiri dengan Penghakiman Yesus terhadap manusia menurut perbuatannya masing-masing semasa hidup mereka. Penghakiman akhir ini menentukan manusia, apakah berakhir di Surga ataupun Neraka sebagai hasil keputusan penghakiman tersebut.

Kedatangan Yesus

Penglihatan/Gambaran para Nabi/Rasul Mengenai Kehadiran Mesias

1. Tampaklah dari sebelah timur suatu awan hitam yang kecil kira-kira setengah kepalan tangan besarnya. Itulah awan yang mengelilingi Juru Selamat, yang tampak dari jauh seperti di selubungi kegelapan. Umat Allah mengenal ini sebagai tanda Anak Manusia. Dalam keheningan yang hikmat mereka memandangi, sementara semakin mendekat ke bumi, semakin terang dan mulia, hingga menjadi awan putih besar, yang dasarnya adalah kemuliaan bagaikan api yang menyala-nyala, dan di atasnya ada pelangi perjanjian. Kristus/Mesias mengendarainya bagaikan seorang penakluk.

2. "Orang yang penuh kesengsaraan itu" sekarang tidak untuk meminum cawan yang pahit penderitaan dan memalukan; Ia datang, yang menang di Surga maupun di Bumi, untuk menghakimi yang hidup dan yang mati."Yang Setia dan Yang Benar," Ia menghakimi dan berperang dengan adil." "Dan semua pasukan yang di Surga mengikuti Dia." (Wahyu 19:11–14

3. Dengan nyanyian-nyanyian Surga, malaikat-malaikat kudus suatu kelompok yang besaryang tak terhitung banyaknya menyertai Dia dalam perjalananNya. Langit seolah-olah dipenuhi oleh bentuk-bentuk yang bercahaya - "berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa banyaknya." Tak ada pena manusia yang dapat melukiskan pemandangan itu, tak ada pikiran fana yang sanggup mengerti keindahan dan keagungan kemuliaanNya. "KeagunganNya menutupi segala langit, dan bumipun penuh dengan pujian kepadaNya. Ada kilauan cahaya, sinar cahya dari sisiNya." (Habakuk 3:3,4).

4. Sementara awan yang hidup itu datang semakin mendekat, setiap mata memandang Raja Kehidupan itu. Tak ada lagi mahkota duri yang merusakkan kepalaNya yang kudus itu, tetapi sesuatu perhiasan kemuliaan terletak di atas keningNya yang suci. WajahNya memancarkan sinar terang yang menyilaukan melebihi sinar matahari di tengah hari. "Dan jubahNya dan pahaNya tertulis sesuatu nama, yaitu: Raja segala raja dan Tuan segala tuan." (Wahyu 19:16).

5. Di hadapan hadiratNya "muka sekalian orang menjadi pucat pasi;" ketakutan keputusasaan kekal menimpa para penolak belas kasihan Allah." "Hati menjadi tawar dan lutut menjadi goyah!" "Mengapakah semua muka berubah menjadi pucat?" (Nahum 2:10; Yeremia 30:6).

6. Raja segala raja turun di atas awan, dibungkus di dalam api yang bernyala-nyala. Segala langit digulung bagaikan gulungan kertas, bumi bergetar di hadiratNya, dan setiap gunung dan pulau berpindah dari tempatnya. "Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapanNya api menjilat-jilat, di sekelilingnya bertiup badai yang dahsyat. Ia berseru kepada langit di atas, dan kepada bumi untuk mengadili umatNya." (Mazmur 50:3,4)

Penghakiman Yesus Menurut Penglihatan para Nabi/Rasul

1. Senda gurau dan olok-olokan sudah berakhir. Bibir yang penuh kebohongan ditutup rapat-rapat. Peperangan dan hiruk-pikuk serta derunya pertempuran "yang berderap-derap dan setiap jubah berlumuran darah." (Yesaya 9:4).

2. Kepada mereka yang menolak kasih karuniaNya, tiada suara lain yang penuh dengan hukuman, yang penuh dengan celaan, dan pada suara yang sejak lama mengajak, "Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati?" (Yehezkiel 33:11).

3. Dalam kehidupan semua orang yang menolak kebenaran, ada saat-saat di mana hati nurani mereka dibangunkan, di mana ingatan menampilkan kenangan-kenangan yang menyiksa perasaan mengenai suatu kehidupan kemunafikan, dan jiwa diganggu oleh penyesalan-penyesalan yang sia-sia. Tetapi apalah rtinya ini dibandingkan dengan penyesalan yang mendalam pada hari itu, "apabila kedahsyatan datang kepadamu seperti badai!" (Amsal 1:27)

4. Ditengah-tengah ketakutan mereka, mereka mendengar suara orang-orang kudus dalam nada suka cita berseru,"Sesungguhnya inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya kita diselamatkan." (Yesaya 25:9).

5. Di tengah-tengah bumi yang sedang bergoyang, sambaran kilat dan deru halilintar, suara Anak Allah memanggil orang-orang kudus yang sedang tidur. Ia memandang kepada kuburan orang-orang benar, lalu mengangkat tanganNya ke langit dan berseru,"Bangun, bangun, bangun, kamu yang tidur di debu tanah, bangkitlah!" "Hai orang-orang yang sudah dikubur dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai!" (Yesaya 26:19).

6. Dari seluruh penjuru dunia ini orang mati mendengar suara itu, dan mereka yang mendengar akan hidup. Dan seluruh dunia dipenuhi dengan bunyi derap langkah pasukan yang amat besar yang terdiri dari segenap bangsa, suku, bahasa dan kaum. Dari penjara maut mereka keluar, berpakaian kemuliaan kekal, dan berseru" Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" (1 Korintus 15:55).

7. "Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapanNya lenyaplah bumi dan langitdan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di hadapan takhta itu. Lalu dibukalah semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati di hakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. (Wahyu 20:11–13).

Lihat pula

Referensi dan pranala luar

  • Lembaga Alkitab Indonesia cetakan 1997

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya