Peristiwa kepunahanKapur-Paleogen (K-Pg)[a], juga dikenal sebagai peristiwa kepunahanKapur-Tersier (K-T)[b], adalah sebuah peristiwa kepunahan massal mendadak dari tiga perempat spesiestumbuhan dan hewan di Bumi, sekitar 66 juta tahun yang lalu.[2][3][4] Tidak ada hewan tetrapoda dengan berat lebih dari 25 kilogram yang selamat dari peristiwa ini kecuali beberapa spesies ektotermik seperti penyu dan buaya.[5] Peristiwa ini menandai akhir dari Zaman Kapur dan bersamaan dengannya, seluruh Masa Mesozoikum. Masa Kenozoikum bermula setelah peristiwa ini dan berlanjut hingga hari ini.
Dalam catatan geologi, peristiwa K-Pg ditandai oleh sebuah lapisan sedimen yang disebut batas K-Pg yang dapat ditemukan di seluruh dunia baik di batuan di laut maupun darat. Lapisan ini memiliki kadar logam iridium yang sangat tinggi yang tidak biasa ditemukan di kerak Bumi dan lebih umum ditemukan di asteroid.[6]
Pemikiran umum saat ini mengenai penyebab peristiwa kepunahan K-Pg menyebutkan bahwa peristiwa ini disebabkan oleh jatuhnya sebuah komet atau asteroid selebar 10–15 km sekitar 66 juta tahun yang lalu yang kemudian menghancurkan ekosistem global utamanya melalui musim dingin yang berkelanjutan akibat tertutupnya sinar Matahari oleh material lontaran yang kemudian menghambat fotosintesis tumbuhan dan plankton.[7][8][9][10] Pemikiran ini berasal dari teori yang mulanya dikemukakan oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh fisikawan Luis Alvarez serta anaknya Walter Alvarez pada tahun 1980.[11][12]
Banyak hipotesis yang telah ditawarkan selama bertahun-tahun untuk menjelaskan kepunahan dinosaurus, tetapi hanya sedikit yang mendapat pertimbangan serius. Kepunahan dinosaurus telah menjadi teka-teki bagi para ahli paleontologi, geologi, dan biologi selama dua abad. Penyebabnya antara lain penyakit, gelombang panas dan kemandulan yang diakibatkannya, musim dingin yang membekukan, munculnya mamalia pemakan telur, dan sinar-X dari ledakan supernova di dekatnya. Namun, sejak awal 1980-an, banyak perhatian difokuskan pada apa yang disebut "teori asteroid" yang dirumuskan oleh ilmuwan Amerika, Walter Alvarez dan Luis Alvarez. Teori ini menyatakan bahwa tumbukan bolide (meteorit atau komet) mungkin telah memicu peristiwa kepunahan dengan melontarkan sejumlah besar puing-puing batuan ke atmosfer, menyelimuti Bumi dalam kegelapan selama beberapa bulan atau lebih. Dengan tidak adanya sinar matahari yang mampu menembus awan debu global ini, fotosintesis pun terhenti, yang mengakibatkan matinya tumbuhan hijau dan terganggunya rantai makanan.[13]
Dampak
Fosil dinosaurus hanya ditemukan di bawah batas Kapur–Paleogen yang menunjukkan bahwa ia punah sebelum atau selama peristiwa tersebut.[14]Mosasaurus, plesiosaurus, pterosaurus dan banyak spesies tumbuhan dan invertebrata juga punah.
Kelompok mamalia dan burung berhasil melalui peristiwa tersebut dengan beberapa kepunahan. Spesies-spesies yang bertahan menjadi tersebar luas dan bervariasi seiring berkurangnya radiasi.[15]
Catatan kaki
^Kependekan K-Pg berasal dari huruf K yang umum digunakan sebagai singkatan Zaman Kapur, dari nama bahasa Jermannya, Kreide sedangkan Pg merupakan kependekan dari Paleogen.
^Kependekan sebelumnya yaitu K-T menggunakan istilah lama Tersier (disingkat T), yang sekarang tidak lagi dipakai secara resmi sebagai satuan geokronologi menurut International Commission on Stratigraphy.[1]
Referensi
^Ogg, James G.; Gradstein, F. M.; Gradstein, Felix M. (2004). A geologic time scale 2004. Cambridge, UK: Cambridge University Press. ISBN978-0-521-78142-8.
^Fortey, Richard (1999). Life: A natural history of the first four billion years of life on Earth. Vintage. hlm. 238–260. ISBN978-0-375-70261-7.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Muench, David; Muench, Marc; Gilders, Michelle A. (2000). Primal Forces. Portland, Oregon: Graphic Arts Center Publishing. hlm. 20. ISBN978-1-55868-522-2.