Pulau sampah Pasifik Besar atau arus sampah Pasifik adalah perputaran partikel sampah laut di tengah Samudra Pasifik Utara yang ditemukan antara tahun 1985 dan 1988. Pulau sampah ini terletak di antara garis bujur 135°W hingga 155°W dan lintang 35°N hingga 42°N.[1] Batas sebaran sampah tidak bisa dipastikan dan tergantung pada kandungan plastik yang digunakan untuk mengukur lokasinya.
Ciri-ciri pulau ini adalah tingginya kandungan plastik, limbah kimia, dan serpihan pelagik lain yang terjebak oleh arus Girus Pasifik Utara.[2] Kepadatannya yang rendah (4 partikel per meter kubik) membuat pulau ini sulit dideteksi lewat citra satelit atau bahkan nelayan atau penyelam di sana. Pulau sampah ini terdiri atas partikel-partikel mengambang, biasanya berukuran sangat kecil (mikroskopik), di kolom air atas yang pelan-pelan bertambah jumlahnya.
Penemuan
Pulau sampah Pasifik Besar dijelaskan di dalam artikel penelitian tahun 1988 oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Amerika Serikat. Penjelasan ini diterbitkan berdasarkan hasil penelitian beberapa ilmuwan di Alaska tahun 1988 yang mengukur plastikneustonik di Samudra Pasifik Utara.[3] Para peneliti menemukan konsentrasi sampah laut yang relatif tinggi di perairan berarus samudra. Dengan mengamati temuan di Laut Jepang, mereka berhipotesis bahwa kondisi serupa dapat ditemukan di perairan Pasifik lain yang arus-arusnya menciptakan perairan stabil. Mereka secara spesifik menyebut Girus Pasifik Utara.[4]
Sepulang dari Transpacific Yacht Race tahun 1997 lewat Girus Pasifik Utara, Charles J. Moore mengklaim melihat sampah terapung yang sangat banyak. Moore memberitahu oseanograferCurtis Ebbesmeyer. Ebbesmeyer menjuluki perairan ini "Pulau Sampah Timur" (Eastern Garbage Patch/EGP).[5] Media massa sering menjadikan perairan ini sebagai bukti polusi laut.[6]
Pulau ini sendiri tidak mudah dilihat karena terdiri atas serpihan kecil yang hampir tidak kasatmata.[7] Sebagian besar sampah mengambang di bawah permukaan laut.[8] Menurut sebuah penelitian, kepadatan pulau ini cukup rendah, yaitu 5,1 kilogram per kilometer persegi laut (5,1 kg/km2).[9]
^See the relevant sections below for specific references concerning the discovery and history of the patch. A general overview is provided in Dautel, Susan L. "Transoceanic Trash: International and United States Strategies for the Great Pacific Garbage Patch", 3 Golden Gate U. Envtl. L.J. 181 (2009)
^For this and what follows, see Moore (2004) and Moore (2009), which includes photographs taken from the patch,
^"After entering the ocean, however, neuston plastic is redistributed by currents and winds. For example, plastic entering the ocean in Japan is moved eastward by the Subarctic Current (in Subarctic Water) and the Kuroshio (in Transitional Water, Kawai 1972; Favorite et al. 1976; Nagata et al. 1986). In this way, the plastic is transported from high-density areas to low-density areas. In addition to this eastward movement, Ekman stress from winds tends to move surface waters from the subarctic and the subtropics toward the Transitional Water mass as a whole (see Roden 1970: fig. 5). Because of the convergent nature of this Ekman flow, densities tend to be high in Transitional Water. In addition, the generally convergent nature of water in the North Pacific Central Gyre (Masuzawa 1972) should result in high densities there also." Day, etc... 1988, p. 261 (Emphasis added)
Oliver J. Dameron; Michael Parke; Mark A. Albins; Russell Brainard (April 2007). "Marine debris accumulation in the Northwestern Hawaiian Islands: An examination of rates and processes". Marine Pollution Bulletin. 54 (4): 423–433. doi:10.1016/j.marpolbul.2006.11.019. PMID17217968.
Rei Yamashita; Atsushi Tanimura (2007). "Floating plastic in the Kuroshio Current area, western North Pacific Ocean". Marine Pollution Bulletin. 54 (4): 485–488. doi:10.1016/j.marpolbul.2006.11.012. PMID17275038.