BERSATU (Berilmu, Santun, Agamis, Tekun, dan Unggul)
SMA Negeri (SMAN) 1 Bandung, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri favorit yang ada di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.[2] Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia, masa pendidikan sekolah di SMA Negeri 1 Bandung ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. Didirikan pada tahun 1950.
Pada tahun 2016, sekolah ini menggunakan Kurikulum 2013. Mulai tahun 2019, sekolah ini mencoba untuk menggunakan sistem kredit semester (SKS) yang telah disempurnakan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan dengan memanfaatkan TIK sehingga kami menjadi sekolah berbasis TIK. Hal ini menandakan bahwa SMA Negeri 1 Bandung adalah sekolah pertama di Jawa Barat yang menggunakan sistem kredit semester berbasis TIK.[3]
SMA Negeri 1 Bandung sebagai sekolah rujukan bagi sekolah-sekolah imbas sekitarnya.[4] Tahun 2019 SMA Negeri 1 Bandung juga menjadi Sekolah Integritas dengan motto "SMANSA INTEGRITAS BERSATU", Sekolah Ramah Anak, dan sebagai Sekolah Berbasis TIK yang memanfaatkan teknologi sebagai kebutuhan kegiatan pembelajaran.[5]
Sejak Tahun Pelajaran 2022-2023, SMA Negeri 1 Bandung mempersiapkan diri untuk melaksanakan Program Sekolah Penggerak yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Sejarah Sekolah
1950
Pada tahun-tahun setelah pengakuan kedaulatan, di Bandung telah berdiri sebuah SMA yang dikenal dengan sebutan SMA PARKI (Pasundan) di bawah pimpinan Bapak Among Praja, B.Sc. Sekolah ini menempati sebuah bangunan di Jalan Pasundan, kemudian pindah ke Jalan Sumatra 36A Bandung (sekarang gedung tersebut dipakai oleh SMP Negeri 5 Bandung). Tahun pelajaran 1950/1951 atau tepatnya tanggal 1 Agustus 1950, SMA PARKI menjadi SMA Negeri. Sejak itu SMA PARKI menjadi SMA NEGERI 3 A/B Bandung (Pada waktu itu ada tiga SMA Negeri di Bandung, yaitu SMA 1 B/C dan SMA 2 B/C di Jl. Belitung, dan SMA 3 A/B Jl. Sumatra 36A Bandung) dengan dua jurusan, yaitu bagian A dan Bagian B yang dipimpin oleh ibu Dra. Sutjinah. Sayang ibu Dra. Sutjinah tidak bisa lebih lama mengasuh SMA Negeri III ini, karena harus mengikuti suaminya yang bertugas di luar Pulau Jawa. Dan sebagai gantinya adalah bapak Drs. Nawawi.
1951
Di bawah asuhan Pak Drs. Nawawi, roda perkembangan SMA ini semakin hari semakin lancar. Sayang, pada tahun pelajaran 1952/1953 Pak Nawawi meninggalkan SMA III karena kesibukannya sebagai anggota DPR. Jabatan Kepala SMA Negeri III dilanjutkan oleh wakilnya.
1953
Bapak Drs. M. I. Kartadipradja tak henti-hentinya memeras otak untuk kemajuan SMA III ini. Pada tahun ajaran 1953/1954, SMAN III memasuki tahun ketiga- masa bayi telah lewat untuk segera menginjak masa kanak-kanak. Kemudian tibalah surat keputusan dari pemerintah. Kepemerintahan Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan bahwa SMA III dibagi dua, yaitu:
SMA IIIA Bagian Bahasa dipimpin oleh Pak Drs. MI. Kartadipradja dan
SMA IIIB Bagian Ilmu Pasti dipimpin oleh Pak Tjetje Djajadisastra, B.Sc.
Tiga tahun kemudian tepatnya bulan Agustus 1956, sekolah mendapat pergantian nama SMA Negeri IIIA menjadi SMA Negeri IA, sedangkan SMA Negeri IIIB menjadi SMA Negeri IVB.
1958
Pada tanggal 1 Agustus 1958 kedua ‘saudara kandung’ ini berpisah. SMA IA dipindahkan ke daerah Bandung Utara, menempati sebuah gedung Lyceum di Jl. Dago. Sedangkan SMA IVB berubah status menjadi SMA Negeri IV. Menjelang pindahnya SMA IA ke daerah Dago, Pak Drs. M.I. Kartadipradja memasuki masa pensiun. Sehingga pada saat hijrah tersebut pimpinan sekolah ditangani oleh Pak Otong Suraatmadja, B.A. Suasana dan keadaan sekolah banyak mengalami kemajuan. Formasi staf pengajar dan tata usaha lebih lengkap. Sarana sekolah disempurnakan, mutu pelajaran dan prestasi siswanya terus meningkat. Bidang olahraga bisa dibanggakan, demikian pula di bidang kesenian. Setelah sekitar enam tahun Pak Otong Suraatmadja B.A. membaktikan dirinya untuk SMA Negeri IA. Tibalah saatnya ia menikmati masa pensiunnya.
1964
Drs. H. Abdullah Djumantradja secara resmi memimpin SMA IA mulai 2 November 1964. Sebelumnya ia adalah Kepala SMA Negeri Purwakarta. Di bawah kepemimpinannya SMA IA bertambah harum. Ruangan guru bertambah, ketertiban sekolah, bidang olahraga, dan bidang kesenian pun semakin dikenal di masyarakat.
1965
Juli 1965 merupakan tahun penyempuraan di bidang pendidikan. Untuk pertama kalinya SMAN IA membuka jurusan Ilmu Hayat, Ilmu Sosial dan Sastra Budaya. Sesuai dengan penamban jurusan yang didasarkan pada peraturan pemerintah, nama SMAN IA pun diubah menjadi SMA Negeri 1 Bandung.
1968
SMA Negeri 1 Bandung diubah lagi namanya menjadi SMAN Jl. Ir.H.Djuanda 81/17 Bandung. Pada tahun 1971, Drs. H. Abdullah Djumantradja mendapatkan hak pensiun. Untuk sementara pimpinan sekolah dijabat oleh Pengawas dari Kantor Pembina SMA Provinsi Jabar, yakni Drs. Sidharta.
1972
Mulai 11 Januari 1972, SMA 1 dipimpin oleh Drs. Asep Setiadi. Sebelumnya ia adalah pimpinan SMAN Purwakarta. Ialah yang bercita-cita ingin membangun aula, yang kini dikenal dengan Aula SMAN 1. Aula ini sering digunakan sebagai tempat pertemuan antar Kepala SMP/SMA se-Kodya/Kabupaten Bandung bahkan se-Jabar, yang langsung dipimpin baik oleh Kepala Bidang Dikmenum maupun oleh Kepala Kanwil Depdikbud Provinsi Jabar. Pada tahun 1974 Drs. Asep Setiadi ditarik ke Kanwil Depdikbud Prop. Jabar sebagai Pengawas.
1975
Drs. Hanapi yang sebelumnya sebagai Kepala SMAN Ujungberung mengisi jabatan yang ditinggalkan oleh Bapak Drs. Asep Setiadi. Pada tahun ini pula SMAN Jl. Ir. H. Djuanda berubah nama menjadi SMA Negeri 1 Bandung hingga sekarang. Di bawah kepemimpinannya sekolah ini mencapai kemajuan yang pesat. Dalam waktu yang relatif singkat berbagai bidang mengalami peningkatan. Antara lain:
Halaman parkir dan lapangan basket yang berfungsi sebagai tempat Upacara Bendera.
Di bidang edukatif secara berkala diadakan berbagai penataran, meningkatkan prestasi siswa, meningkatkan disiplin, mempertinggi taraf mutu pendidikan, mengembangkan keterampilan dan kesenian, mendirikan laboratorium Bahasa (untuk sementara memakai ruangan belajar) demikian pula bidang olahraga tidak luput dari perhatiannya.
1985
Bidang edukatif mengalami perubahan sistem, tepatnya pada awal tahun pelajaran 1985/1986, jurusan menjadi 3 Program, yaitu terdiri dari Program A.1 (ilmu-ilmu Fisika); Program A.2 (Ilmu-ilmu Biologi) dan Program A.3 (Ilmu-ilmu Sosial). Pada pertengahan bulan April 1985, Pak Drs. Hanapi meninggalkan SMAN 1. Setelah sekitar sepuluh tahun ia membina, SMA 1 ini menjadi sekolah yang mempunyai nama di masyarakat. Sebelum ia pindah ke Kanwil Depdikbud Provinsi Jabar sebagai pengawas, semangat mengelola Filial SMAN 1 Bandung di daerah Lembang. Yang kini telah mandiri sebagai SMAN 1 Lembang.
1986
Drs. Eddy Permadi menggantikan Pak Hanapi, ia sebelumnya adalah Kepala SMA Sumedang. Ia berusaha meningkatkan kemajuan sekolah ini, antara lain di bidang sarana sekolah, yaitu merampungkan pembangunan ruangan belajar berikut sarananya, penyempurnaan ruang perpustakaan, merehab aula. Dan atas usahanya pembangunan ruangan Laboratorium Bahasa dimulai dengan dana bantuan Proyek Pelita. Namun sebelum pembangunannya rampung, ia mendapat tugas baru di Kanwil Depdikbud Provinsi Jabar sebagai Pengawas.
Bulan Juli 1986 Bapak Muharam yang sebelumnya adalah Kepala SMAN 11 Bandung memimpin sekolah ini. Banyak hal mendapat perhatiannya, antara lain pembangunan ruang Piket Guru, reboisasi lingkungan sekolah dan lain-lain. Namun pada 12 Desember 1989 ia mendapat tugas baru sebagai Pengawas di lingkungan Kanwil Depdikbud Provinsi Jabar
1989
Sejak tanggal 2 Desember 1989 secara resmi Drs. Solichin Riva’i memimpin SMAN 1 Bandung. Usahanya antara lain merenovasi dua ruangan belajar, menyediakan seperangkat komputer guna keperluan siswa dan guru dalam menunjang KBM serta membangun ruangan khusus bagi para Pembantu Kepala Sekolah dan menambah perlengkapan ruangan Kepala Sekolah.
1991
Ia mendapat kepercayaan dari Depdikbud Prov. Jabar mengikuti pendidikan di Inggris, yaitu mengikuiti “Coutses of Further Professional Study” di University of Nottingham School of Nottingham, London.
1994
Dra. Saetje Nitimihardja meneruskan kepimpinan Drs. Solichin Riva’i sebagai Kepala SMAN 1 tepatnya mulai 1 November 1994, yang sebelumnya adalah Kepala SMAN 22 Bandung. Dalam melaksanakan kepemimpinannya, ia menerapkan motto 3D, yaitu Disiplin dalam bertugas, Dewasa dalam bertindak, dan Dinamis dalam kegiatan. Langkah awal dari pelaksanaan motto tersebut antara lain dimulai dengan meningkatkan kembali disiplin siswa, menutup pintu belakang dan pintu depan sebelah utara. Jadi keluar masuk ke lingkungan sekolah hanya melalui pintu depan sebelah selatan. Kemudian menyediakan dua tenaga satpam berikut ruangannya. Program lain yang sempat dilaksanakan selama kepemimpinannya antara lain adalah mempercantik lingkungan sekolah sedemikian rupa sehingga bersih, hijau dan membuat betah berada di lingkungan sekolah. Tempat parkir motor guru, karyawan dan siswa disatukan di suatu tempat, yaitu di depan ruangan Perpurtakaan. Begitu pula sarana dan prasarana pendidikan lainnya yaitu merenovasi Aula, meningkatkan pengadaan Sound System, Wireless dan memasang paving blok di seputar lapangan Basket dan tempat lainnya. Membangun taman Biologi, penataan sarana ibadah dan membangun sumber air baru dengan Jet Pump sebagai pengganti penggunaan air dari PDAM.
Kegiatan intrakurikuler semakin baik dengan adanya peningkatan NEM yang didapat siswa tahun ajaran 1995/1996. Kegiatan ekstrakurikuler semakin tertib dan meningkat dengan diperolehnya berbagai gelar juara oleh para siswanya. Dan pada awal tahun ajaran 1994/1995 mulai diberlakukan kurikulum baru 1994, yang menggantikan Kurikulun 1984. Sistem Program A.1, A.2 dan A.3 Diganti dengan sistem jurusan IPA jurusan IPS dan jurusan Bahasa.
1996
Dra. Hj. Sadiyah Winarsih mulai 23 Desember 1996 memimpin SMA Negeri 1 ini menggantikan kepemimpinan Pak Kriyodono, yang sebelumnya ibu Sadiyah adalah Kepala SMA Negeri 2 Cimahi ia adalah seorang pengajar senior di SMA Negeri 5 Bandung.
Langkah-langkah yang telah ditempuh oleh ibu Dra. Hj. Sadiyah, antara lain, merenovasi mushola, kantin, aula, pagar halaman samping kiri dan depan sekolah berikut pembenahan tamannya baik yang berada di halaman dengan sekolah maupun di lingkungan dalam sekolah berikut kolam ikannya, pengaspalan halaman sekolah, merenovasi ruangan Perpustakaan pemasangan lantai keramik ruangan Tata Usaha. Guru Kepala Sekolah, membangun empat ruangan kegiatan ekstra kurikuler, ruangan piket guru, ruangan Koperasi Bina Sejahtera, membangun ruangan parkir motor khusus untuk guru dan siswa, membuat saluran baru khusus untuk pengadaan air minum dari PDAM, membangun Lab IPS, serta pemasangan jaringan internet. Dan yang paling membanggakan adalah bahwa ibu Hj. Sadiyah telah berhasil mengurus Sertikat Tanah SMA Negeri 1, ini terbukti dengan telah keluarnya Sertifikat (Tanda Bukti Hak) tertanggal 19 Agustus 1999 dari Kantor Pertanahan Kotamadya Bandung dengan nomor. 10.15.02.06.4.00011 dengan luas tanahnya sebesar 8.450 Meter persegi. Hal ini dapat menepis berbagai issue/gosip di masyarakat bahwa SMA Negeri 1akan dipindahkan ke lokasi/tempat lain.
Di bidang tenaga pengajar telah mengijinkan tiga orang tenaga pengajar (Fisika dan Biologi ke Australia, Texas dan Mexico untuk menimba ilmu setingkat S2. Ia juga telah berhasil membenahi Koperasi Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 dengan baik sebagaimana layaknya koperasi yang telah berbadan hukum. Sementara prestasi siswa-siswinya pun tidak kalah menariknya. hal ini dapat dilihat pada rubrik tentang Prestasi siswa Tahun Pelajaran 1998/1999.
2000
Bertempat di Aula SMA Negeri 1 Bandung, Dra. Hj. Sadiyah Winarsih pada hari Senin, 1 Mei 2000 menyerahkan tanggung jawab pengelolaan sekolah ini kepada Drs. H. Ruhaendi W sebagai Pejabat sementara dengan disaksikan oleh Kakandep Diknas Kota Bandung dan Staf. Beberapa Kepala SMA Negeri se-sub rayon Bandung Utara serta Staf Guru dan Tata Usaha SMAN 1. Pada tanggal tersebut di atas merupakan hari pertama ibu Dra. Hj. Sadiyah memasuki masa pensiunnya setelah mengabdikan dirinya di dunia pendidikan selama sekitar tiga dasawarsa, sementara Drs. Ruhaedi merupakan Kepala SMA Negeri 2 Bandung definitif. Mulai tanggal 11 Agustus 2000 secara resmi Drs. H. Ili Setiadi adalah Kepala SMA Negeri 7 Bandung. Bahkan sebelumnya sejak diangkat sebagai Kepala SMA Negeri Jasinga Kab Bogor (1989) ia telah memimpin beberapa SMA, yaitu SMA Majalaya Kab. Bandung, Pymt Kepala SMAN Baleendah, Pymt Kepala SMAN Ciparay dan Kepala SMAN 24 Bandung (dulu SMA Negeri Ujungberung). Program yang dilaksanakan pada tahun 2000/2001 setelah melanjutkan program sebelumnya yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, juga harus mengikuti berbagai perubahan yang berkaitan dengan pelaksanaan Nuu No 22/1999 dan UU No.25/19999 tentang Otonomi Daerah dan Pembagian Kewenangan Pusat dan daerah yang membawa nuansa baru dalam pengelolaan sistem pendidikan. Nuansa baru itu antara lain dengan berkembangnya pemikiran yang bermuara pada upaya peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan pada tataran tingkat sekolah, yaitu melalui penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS sebagai suatu model implementasi kebijakan desentralisasi pendidikan merupakan suatu konsep inovatif dan strategis ke arah peningkatan mutu pendidikan melalui pendekatan manajemen sekolah. Dalam hubungannya dengan model MBS, keberadaan Dewan Sekolah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Dewan Sekolah, artinya secara substantif peran dan fungsi kelembagaan BP3/Kopmite sekolah akan larut dan melebur dengan Dewan Sekolah. Berkaitan dengan harapan untuk menghasilkan mutu yang baik konsep MBS haru memperhatikan aspek-aspek mutu yang harus dikendalikan secara komperensip yaitu:
Karakter mutu pendidikan, baik input, proses maupun output
Pembiayaan
Metode penyampaian bahan pelajaran
Pelayanan kepada siswa dan orang tua/masyarakat
Sesuai dengan aspek-aspek yang harus dikendalikan tersebut di atas, maka mulai tahun pelajaran 2001/2002, sekolah kita akan mengupayakan optimalisasi penggunaan waktu belajar dari dua ship menjadi satub ship ( KBM semua kelas berlangsung pagi). Salah satu alternatif pemecahan yang dapat dipilih untuk itu adalah denggan cara mengurangi jumlah rombongan belajar secara bertahap, misalnya, untuk tahun pelajaran 2001/2002 jumlah rombongan belajar kelas 1 hanya menerima 9 (sembilan) kelas. Diharapkan pada tahun pelajaran 2003/2004 semua tingkatan dapat belajar pada waktu pagi hari saja. Pada waktu siang harinya dapat dimanfaatkan unt7uk peningkatan lainnya, seperti ekskul, komputer, pemantapan belajar, dll.
2003
Pada 1 Juni 2003 Pak Drs. H. Ili Setiadi memasuki masa purna bakti/ pensiun. Telah banyak yang telah diperbuat olehnya selama memimpin sekolah ini. Di antaranya, mulai tahun pelajaran 2002/2003 KBM dilaksanakan pada pagi hingga siang untuk seluruh kelas. Sehingga jumlah kelaspun menyusut, yang pada tahun pelajaran sebelumnya jumlah kelas sebanyak 33 kelas (kelas 1,2 dan 3 masing-masing berjumlah 11 kelas). Kini jumlah hanya 27 kelas, yakni kelas 1, 2 dan kelas 3 maing-masing berjumlah 9 kelas. Kemudian pada awal tahun pelajaran 2002/2003 Pak Drs. H. Ili telah membentuk Komite Sekolah SMA Negeri 1 Bandung, sesuai dengan Keputusan Mendiknas No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan Kota dan Komite Sekolah. Berdasarkan Surat Tugas dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung No. 800/1714/TU/2003 tentang Penugasan sebagai Pelaksana Tugas/PLT Kepala SMA Negeri 1 Bandung, mulai tanggal 5 Juni 2003 Drs. H. Nana Suarna,M.M. memimpin SMA Negeri 1 Bandung sebagai PLT. Sebelumnya Drs. H. Nana Suarna, M.M. diangkat menjadi Kepala Sekolah di:
Kemudian pada tanggal 27 Juni 2003 keluar Surat Perintah sebagai Pelaksana Tugas Kepala SMU Negeri 1 Bandung dari Wali kota Bandung kepada Drs. Enjang Wirahmana menggantikan Drs. H. Nana Suarna. M.M. Drs. Toni Sutisna, M.Pd dilahirkan di Bandung pada bulan November 1955. Adapun perjalanan kariernya hingga menjadi Kepala SMA Negeri 1 Bandung, diawali menjadi tenaga guru tidak tetap di SMA Negeri 9 Bandung pada tahun 1982-1983. Kemudian terhitung mulai tanggal 1 Maret 1983 ia diangkat menjadi guru tetap di SMA Negeri Jatibarang Kabupaten Indramayu. Mulai tahun 1986 sampai dengan tahun 1995 selain sebagai guru tetap di SMA Negeri Jatibarang, ia juga memangku jabatan sebagai Kepala SMA Swasta PUI Jatibarang Kabupaten Indramayu berdasarkan Surat Keputusan Yayasan PUI dan izin pimpinan dari Kepala Bidang Dikmenum Kanwil Depdikbud Provinsi Jawa Barat. Adapun perjalanan kariernya secara lengkap, antara lain:
Tahun 2001 beralih tugas ke SMA Negeri 15 sebagai Kepala Sekolah dan pada tahun 2002 mendapat penghargaan dari Kepala Dinas Pendidikan Prop[insi Jawa Barat sebagai Kepala Sekolah Berprestasi.
Pada tanggal 1 April 2004 dilantik oleh Wali kota Bandung menjadi Kepala SMA Negeri 1 Bandung
2006
Drs. H. Djedje Djaenudin terhitung tanggal 1 April 2006 menggantikan Drs .Toni Sutisna, M.Pd untuk mempin SMA Negeri 1 Bandung. Ia merupakan Kepala Sekolah SMA Negeri 13 Bandung. Adapun yang patut dipuji adalah ia berhasil mendirikan Masjid Al’Mamur dengan terlebih dahulu memindahkan rumah penduduk yang berada di lingkungan SMA Negeri 1 Bandung
2008
Dra. Hj. Emi Yuliaty, M.Pd. terhitung efektif mulai tanggal 1 April 2008 menjadi Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bandung. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Bandung.
2012
Drs. H. Cucu Saputra, M.M.Pd. terhitung efektif mulai tanggal 1 April 2012 menjadi Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bandung. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 23 Bandung, SMA Negeri 24 Bandung, SMA Negeri 3 Bandung, dan SMA Negeri 4 Bandung. Ia menjabat Kepala SMA Negeri 1 Bandung selama 2 periode.
Selama menjabat sebagai Kepala SMA Negeri 1 Bandung, ia menjabat Ketua AKSI (Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia) Pusat. Setelah habis menjabat sebagai kepala sekolah, ia menjadi guru Kimia di SMA Negeri 1 Bandung, kemudian dialih tugaskan menjadi Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (PSMAK) di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung. Karir selanjutnya adalah menjadi Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung sampai dengan masa purnabakti beliau pada 31 Maret 2022. Saat ini, tengah menjabat sebagai Ketua PGRI Kota Bandung periode 2020-2025.
2016
Drs. Arief Achmad Msp., M.Pd. terhitung efektif mulai tanggal 1 April 2016 menjadi Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bandung, dan merupakan jabatan kepala sekolah pertama baginya. Bertugas di SMA Negeri 1 Bandung sampai dengan Juni 2017.
2017
Drs. Dadang Yani Zakaria terhitung efektif mulai tanggal 1 Juli 2017 menjadi Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bandung. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 21 Bandung, SMA Negeri 3 Bandung, dan SMA Negeri 4 Bandung.
2020
Yanyan Supriatna R. S., S.Pd. terhitung efektif mulai tanggal 1 Februari 2020 menjadi Pejabat Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bandung. Ia merupakan Kepala SMA Negeri 2 Bandung. Bertugas di SMA Negeri 1 Bandung sampai dengan Juli 2020.
Pada Agustus 2020, SMA Negeri 1 Bandung dipimpin oleh Drs. H. Hatta Saputra, M.Si. yang merupakan kepala sekolah definitif, bertugas sampai dengan Januari 2021 dikarenakan memasuki masa purnabakti.
2021
Drs. Iwan Setiawan terhitung efektif mulai tanggal 1 Februari 2021 menjadi Pejabat Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bandung. Ia merupakan Kepala SMA Negeri 3 Bandung. Bertugas sampai dengan Juli 2021.
Pada Agustus 2021, SMA Negeri 1 Bandung dipimpin oleh Drs. Deddy Chrisdiarto yang merupakan Pejabat Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bandung. Ia merupakan Kepala SMA Negeri 2 Bandung. Bertugas di SMA Negeri 1 Bandung sampai dengan Desember 2021.
2021
Tuti Kurniawati, S.Pd., M.Pd. terhitung efektif mulai tanggal 6 Desember 2021 menjadi Kepala Sekolah Definitif SMA Negeri 1 Bandung. Sebelumnya ia merupakan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.
Ia merupakan Kepala Sekolah Penggerak, oleh karena itu sejak Tahun Pelajaran 2022-2023, SMA Negeri 1 Bandung akan melaksanakan Kurikulum Penggerak.
Alumni Ternama
Beberapa alumni yang cukup ternama dari SMA Negeri 1 Bandung antara lain:[6]