Sastra Kangean mencakup segala jenis kesusastraan (utamanya berbahasa Kangean) yang berkembang atau berasal dari pulau Kangean maupun wilayah Kepulauan Kangean secara umum. Sistem penulisan yang dipakai dalam sastra Kangean umumnya menggunakan aksara pribumi seperti Lontarak, Jangang-jangang, Carakan (baik variasi kuno maupun modern), maupun juga aksara pengaruh asing seperti Pegon dan Hanzi.
Sejarah
Sejarah kesustraan Kangean tak terlepas dari sejarah suku Kangean itu sendiri yang telah mengalami beberapa masa periode pengaruh selama berabad-abad utamanya pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan yang berasal dari Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Bali, Kalimantan, Madura, hingga Jawa.
Dhungéngna
Kandhana
Kandhana alias Kandĕna adalah salah satu jenis karya sastra Kangean yang berfokus pada topik sabda dan nasihat yang disampaikan oleh para tokoh-tokoh penting (bisa berupa bangsawan, dewa-dewi, dsb.) dalam kepercayaan masyarakat Kangean. Berikut beberapa daftar Kandhana dalam sastra Kangean:
- Kandhana Rato Daeng Tjokro Bangkandhana Paq Dhalima—sabda sang raja Daeng Cokro Bangkandhana Paq Dhalima, tokoh ini berketurunan Bugis.
- Khandana Radhin Djokomoerko—sabda sang raden Jokomurko, tokoh ini berketurunan Jawa.
- Kandhana pandhita Rahim e naghara Chibaralam—kisah mengenai pertapa (setara dengan konsep seorang buddha dalam ajaran Buddhisme) Rahim dan sabdanya dari wilayah negeri Chibaralam (kemungkinan Jimbaran).
- Kandhana Dewi Rengganes—sabda sang Dewi Rengganis, seorang tokoh bangsawan (tokoh ini juga dikisahkan dalam Sastra Lombok dan Sastra Jawa).
- Kandhana Pandhita Siddik Sasmeto Ghoenong Pandeman—sabda sang pertapa (setara dengan konsep seorang buddha dalam ajaran Buddhisme) Siddik Sasmito dari daerah Pandeman, Arjasa, pulau Kangean.
Késah
Salasila
Totoranna
Dalam bahasa lain
Kesusastraan Kangean juga mencakup susastra yang ditulis atau diolah ulang dalam bahasa lain, berikut merupakan daftar contohnya:
Bahasa Belanda
- Kangeansch verhaal (Kangean: ', har. 'Kisah Kangean')—kisah yang berkaitan dengan Kangean.
- Een Uilenspiegel en een Dwerghert-verhaal in het Kangeansch[1] (Kangean: ', har. 'Kisah uilenspiegel dan rusa kerdil dalam bahasa Kangean')—Kisah mengenai uilenspiegel (ungkapan untuk 'orang cerdik' atau 'penipu' dalam bahasa Belanda) dan rusa kerdil dalam bahasa Kangean.
Referensi
- ^ Ronkel, PH. S. Van (1900). Een Uilenspiegel en een Dwerghert-verhaal in het Kangeansch (dalam bahasa Belanda). Albrecht & Co.-M. Nijhoff.
Lihat Juga
Pranala luar
- (Belanda) Ronkel, PH. S. Van (1900). Een Uilenspiegel en een Dwerghert-verhaal in het Kangeansch (dalam bahasa Belanda). Albrecht & Co.-M. Nijhoff.
Templat:Bahasa Kangean/Pranala luar
Templat:Bahasa Kangean