Segitiga Emas Jakarta adalah sebuah daerah berbentuk segitiga imajiner yang terletak di Provinsi DKI Jakarta, Indonesia yang membentang dari Jakarta Pusat hingga Jakarta Selatan. Sebagian besar aktivitas bisnis, keuangan, dan diplomatik terjadi di daerah yang juga merupakan pusat kota ini. Daerah tersebut merupakan distrik bisnis pusat terbesar di Jakarta, dengan sebagian besar gedung pencakar langit tertinggi di Jakarta berada di sini.[1] Segitiga ini dibentuk oleh beberapa jalan utama Jakarta, yakni Jalan M. H. Thamrin (Jembatan Dukuh Atas s.d. Bundaran Arjuna Wiwaha)-Jalan Jenderal Sudirman (Jembatan Dukuh Atas s.d. Bundaran Pemuda Membangun), Jalan H. R. Rasuna Said (Jembatan Menteng s.d. Persimpangan Kuningan), dan Jalan Jenderal Gatot Subroto (Simpang Susun Semanggi s.d. Persimpangan Kuningan).
Selama Tahun 1960-1965, perkembangan Kota Jakarta berubah drastis sejak Presiden RI yang pertama, Soekarno, yang sekaligus merupakan seorang arsitek dan perencana kota, membangun ulang Jakarta menjadi Ibukota yang modern yang diharapkan tidak hanya menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, tetapi juga menjadi "mercusuar" dari sebuah bangsa baru yang kuat.[4] Selama tahun 1950-an, poros perkembangan Jakarta diperluas ke arah selatan dari Medan Merdeka menuju Kebayoran Baru sebagai pusat kota Jakarta, menggantikan poros Medan Merdeka-Senen-Salemba-Jatinegara yang sudah berkembang pesat sejak Abad ke-18.
Sejumlah proyek infrastruktur terkenal dari Soekarno selama paruh pertama tahun 1960-an adalah pembangunan jalan raya yang lebar, seperti Jalan M. H. Thamrin, Jalan Gatot Subroto, dan Jembatan Semanggi. Jalan HR. Rasuna Said dibangun pada tahun 1970-an dan disaat yang bersamaan, Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto membentuk formasi Segitiga Emas. Selama periode tersebut, pembangunan dimulai dari sebelah utara Jembatan Semanggi di Jalan Jendral Sudirman.
Penggunaan istilah segitiga emas untuk distrik bisnis pusat (CBD) Jakarta dipopulerkan pada tahun 1990-an.[2] Tiga titik yang membentuk area segitiga emas adalah:
Banyak pusat komersial yang telah dikembangkan secara bertahap sebagai klaster dalam kawasan Segitiga Emas Jakarta, seperti Bundaran Hotel Indonesia, Sudirman Central Business District (SCBD), dan Mega Kuningan. Sebagian besar gedung pencakar langit di Jakarta terletak di kawasan ini.
Rasuna Epicentrum merupakan kawasan seluas 53.6 hektar yang meliputi kawasan perumahan, perkantoran, hotel, rumah sakit, tempat ibadah, fasilitas olahraga, pusat perbelanjaan dan hiburan, dan pendidikan.
Kawasan Segitiga Emas Jakarta dilayani oleh layanan bus raya terpadu TransjakartaKoridor 1, 6, dan 9. Banyak rute yang dioperasikan oleh bus kota Transjakarta melalui operator bus yang bekerjasama dengan PT Transportasi Jakarta. Stasiun Sudirman, Cikini, dan Gondangdia adalah salah satu stasiun Commuter Line yang terletak di kawasan Segitiga Emas. Terdapat Stasiun Sudirman Baru (BNI City) sebagai pemberhentian keretea bandara Kereta Bandara Soekarno-Hatta. MRT JakartaLin Utara-Selatan juga melewati kawasan ini dengan 6 stasiun bawah tanah di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin. Kawasan ini juga akan dilayani oleh LRT JabodebekLin Cibubur dan Lin Bekasi. Berikut adalah daftar layanan transportasi publik yang melayani kawasan Segitiga Emas: