Silado adalah desa di kecamatan Sumbang, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia.
Terletak di sebelah timur Desa Karangturi dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Purbalingga. Keunikan dari desa ini adalah terdapat sebuah grumbul (dusun) desa yang terpisah lumayan jauh dari pusat desa, yaitu Dusun Kikiran yang terletak di sebelah utara Desa Silado dan terpisah oleh persawahan yang luas dari pusat desa. Keunikan lain dari desa ini ialah terdapat sebuah situs sejarah yang berbentuk sebuah makam yang panjang yang dinamakan Makamdawa (makam yang panjang). Makamdawa terletak di wilayah RT 01 RW 02 Silado. Banyak mitos dan cerita masyarakat mengenai situs ini dari berbagai versi sehingga menambah unik desa ini dengan kemistikan Makamdawa.
Selain itu, ada juga mitos lain mengenai wayang di desa ini. Warga Silado mempercayai bahwa mereka tidak boleh menggelar pertunjukan wayang di desa ini, Hal ini didasarkan pada cerita yang berkembang di masyarakat bahwa dulu terdapat pasangan yang menikah dengan mempelai pria yang berparas tampan sedangkan mempelai perempuan berparas buruk. Ketika itu, dalang wayang yang sedang menggelar pertunjukannya di pernikahan itu kerapkali menyindir mempelai perempuan yang berparas buruk. Akhirnya sang mempelai pria tidak terima lantas membunuh dalang itu. Sebelum dalang tersebut meninggal, ia mengeluarkan kutukan bahwa kalau ada yang menggelar pertunjukan wayang di desa ini maka akan terjadi bencana besar. Sehingga sampai saat ini, tidak ada masyarakat Desa Silado yang berani menggelar pertunjukan wayang.
Di sisi kehidupan pemuda, Desa Silado memiliki kepemudaan yang sangat baik. Terdapat sebuah organisasi kepemudaan IPNU-IPPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama - Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) Ranting Silado yang telah banyak memberikan kebanggaan desa dengan aksi keagamaan dan aksi sosialnya, serta menaungi kepemudaan Desa Silado. Organisasi ini dipelopori oleh dua orang pemuda asli Silado yang bermimpi ingin memajukan dan mengharumkan nama Desa Silado di mata dunia, yaitu Deni Arif Gustama dan Aris Tri Pambudi. Aksi mereka berdua berhasil mengumpulkan puluhan pemuda - pemudi Desa Silado untuk aktif berorganisasi demi memajukan agama dan Desa Silado, hingga kini penerus mereka masih terus berjuang untuk agama dan desa meneruskan perjuangan dua pemuda itu. Ada juga Karang Taruna Desa Silado yang sangat aktif yang membawahi beberapa perkumpulan pemuda di desa ini seperti P2KJ yang merupakan singkatan dari Persatuan Pemuda Karang Jambu. Ada juga organisasi pemuda lainnya yang terdapat di masing-masing dusun. Perkumpulan pemuda ini telah membuat banyak kegiatan positif seperti peringatan HUT RI, pembuatan lampu penerangan jalan, dan pengajian. Semua ini terlaksana berkat tekad kuat pemuda Silado untuk menjadi generasi muda emas Indonesia.
Kini desa ini dipimpin oleh kepala desa yang bernama Iwan Setiawan. Desa yang sangat indah ini memiliki pemandangan indah Gunung Slamet yang bisa disaksikan di pagi dan sore hari. Desa ini juga nyaman untuk ditinggali dan kini menjadi salah satu desa yang perantaunya paling banyak di Ibu Kota Jakarta, sehingga di Jakarta terdapat sebuah perkumpulan yang menaungi warga perantau Desa Silado di Jakarta karena saking banyaknya warga Silado di sana.
Paguyuban tersebut diantaranya:
1. Paguyuban Warga Silado se-Jabodetabek yang diketuai oleh Bpk. Jauhari.
2. PWPK761 (Paguyuban Warga Perantau Kikiran Desa Silado) yang diketuai oleh Sdr. Karmono.
Dari segala aspek yang telah disurvei, desa ini bisa dianggap sebagai desa yang sangat baik mengingat letaknya yang sangat strategis yaitu di jalur antara Kota Purwokerto dan Purbalingga, sehingga desa ini tidak pernah sepi dari pengendara motor yang berlalu lalang. Jarak ke Purbalingga hanya 6 kilometer dan jarak ke Purwokerto hanya 8 kilometer.