Tugu Selatan adalah sebuah desa di kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
Geografi
Desa Tugu Selatan adalah salah satu desa di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.[2] Letak Desa Tugu Selatan di kaki Gunung Pangrango. Lahan-lahannya dikelilingi oleh perkebunan teh.[3] Bagian barat Desa Tugu Selatan berbatasan dengan Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.[4]
Pembagian administratif
Kampung Naringgul
Kampung Naringgul merupakan perkampungan di Desa Tugu Selatan yang terletak pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Lokasinya berada di lereng Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan berdekatan dengan Kawasan Puncak Bogor. Wilayah Kampung Naringgul terbagi menjadi dua dengan sungai Cikamasan sebagai pemisahnya.[5]
Kampung Sampay
Kampung Sampay terletak di Jalan Sindang Subur. Lokasi perkampungan ini menjadi tempat kunjungan yang ramai bagi pengunjung dari Timur Tengah sejak tahun 1995. Negara-negara asal dari pengunjung ini adalah Arab Saudi, Irak dan Afganistan. Para pengunjung yang berasal dari Arab Saudi mengadakan kunjungan dalam jangka waktu yang lama. Masa kunjungannya selama musim panas di Arab Saudi yang berlangsung sejak Maret hingga Juni, hingga menjelang Idul Adha. Selama masa kunjungannya mereka menginap di vila-vila. Seentara itu, pengunjung dari Irak dan Afganistan umumnya adalah imigran. Mereka hanya mengadakan kunjungan dalam masa yang singkat.[6]
Mata pencaharian
Sejak tahun 1980-an, penduduk di Desa Tugu Selatan bekerja sebagai petani tanaman pertanian organik. Metode partanian ini diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia oleh seorang romo bernama Agatho Elsener.[7]
Pemanfaatan lahan
Di Desa Tugu Selatan banyak terdapat vila yang dibangun tanpa izin.[8] Jumlahnya bila dihitung bersama dengan Desa Tugu Utara sebanyak 600 vila. Keberadaan vila-vila di kedua desa ini mengurangi jumlah lahan untuk hutan lindung dan kebun teh.[9]
Kerawanan bencana
Desa Tugu Selatan tertelak di bagian paling hulu dari Daerah Aliran Sungai Ciliwung. Di Desa ini terdapat 55 titik longsor pada Maret 2018 berdasarkan hasil identifikasi oleh Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) Institut Pertanian Bogor dan masyarakat setempat.[10]
Referensi
- ^ Kode Pos Kecamatan Cisarua
- ^ Pusat Data dan Analisa Tempo (2019). Serial Investigasi: Sindikat Manusia Perahu. Tempo Publishing. hlm. 28. ISBN 978-623-339-272-3.
- ^ Falah, Saiful (2022). IMAN (Ilmu-Moral-Amal-Nasionalisme): Modal Milenial Menaklukkan Dua Dunia. Jakarta: PT Elex Media Komutindo. hlm. 261.
- ^ Priatna, W., dkk. (Oktober 2022). "Penerapan Aplikasi Pelayanan Desa untuk Implementasi Smart Village di Desa Cimacan". Jurnal Pengabdian Pelitabangsa. 3 (2): 2. ISSN 2963-9212.
- ^ Karim, Mulyawan, ed. (Juni 2009). Ekspedisi Ciliwung: Laporan Jurnalistik Kompas (Mata Air, Air Mata). Jakarta: Penerbit Buku Kompas. hlm. 9. ISBN 978-979-709-425-6.
- ^ Ulung, G., dan Rona, D. (Maret 2014). Hardiman, Intarina, ed. Jejak Kuliner Arab di Pulau Jawa: Jakarta, Bogor, Pemalang, Pekalongan, Surabaya. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 88. ISBN 978-602-03-0336-9.
- ^ Pusat Data dan Analisa Tempo (2019). Aneka Macam Trend Makanan Sehat Milenial. Tempo Publishing. hlm. 30. ISBN 978-623-262-115-2.
- ^ Hadad, T., dkk. (Februari 2017). Di Balik Investigasi Tempo 01. Jakarta: Tempo. hlm. 73. ISBN 978-602-6773-11-1.
- ^ Pusat Data dan Analisa Tempo (2019). Seri I: Menengok Kondisi Hulu Sungai Ciliwung. Tempo Publishing. hlm. 67.
- ^ "Program Pemulihan Ekosistem di Hulu DAS Ciliwung: Penguatan Kolaborasi Para Pihak Dalam Mitigasi Perubahan Iklim" (PDF). Researchgate. Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Lembaran ke-8. Diakses tanggal Januari 2023.