Sebuah unsur periode 6 adalah salah satu dari unsur kimia pada baris (atau periode) keenam dalam susunan berkala unsur kimia, termasuk lantanida. Tabel periodik disusun dalam baris-baris untuk menggambarkan keberulangan tren (periodik) perilaku kimia unsur-unsur sejalan dengan kenaikan nomor atom: baris baru dimulai ketika perilaku kimia mulai berulang, artinya bahwa unsur dengan perilaku yang sama terdapat pada kolom vertikal yang sama.
Periode 6 mengandung 32 unsur, dimulai dari sesium dan diakhiri oleh radon. Timbal saat ini adalah unsur stabil terakhir; seluruh unsur setelahnya bersifat radioaktif, tetapi bismut masih sering dianggap sebagai unsur yang stabil karena isotop utamanya, (209Bi) mempunyai waktu paruh lebih dari 1019 tahun, lebih dari 1000 kali lebih panjang dari umur alam semesta. Sesuai kaidah, unsur periode 6 mengisi kulit 6s terlebih dahulu, kemudian berturut-turut kulit 4f, 5d, dan 6p, tetapi terdapat perkecualian, seperti serium.
Sifat-sifat
Periode ini mengandung lantanida, juga dikenal sebagai tanah jarang. Banyak lantanida yang dikenal karena sifat magnetiknya, seperti neodimium. Banyak logam transisi periode 6 yang sangat bernilai, seperti emas, tetapi banyak pula logam lain periode 6 yang sangat beracun, misalnya talium. Salah satu anggota periode 6 adalah unsur stabil terakhir, timbal. Seluruh unsur berikutnya dalam tabel periodik bersifat radioaktif. Setelah bismut, dengan waktu paruh lebih dari 1019 tahun, polonium, astatin, dan radon adalah beberapa unsur dengan umur terpendek dan yang diketahui paling langka; diperkirakan kurang dari satu gram astatin yang ada di bumi sepanjang masa.[1]
a Perlu dicatat bahwa lutesium (atau, alternatifnya, lantanum) dimasukkan sebagai logam transisi, tetapi diberi tanda sebagai lantanida, sesuai arahan IUPAC.
Sesium atau caesium[catatan 1] adalah unsur kimia dengan simbol Cs dan nomor atom 55. Ini termasuk logam alkali lunak, berwarna emas keperakan dengan titik leleh 28 °C (82 °F), yang menjadikannya salah satu dari lima unsur logam berwujud (hampir) cair pada suhu kamar.[catatan 2] Sesium adalah sebuah logam alkali dan mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia yang mirip dengan rubidium dan kalium. Logam ini sangat reaktif dan piroforik, bahkan dapat bereaksi dengan air pada suhu −116 °C (−177 °F). Ia adalah unsur yang paling kurang elektronegativitasnya dan memiliki sebuah isotop stabil, sesium-133. Sesium kebanyakan ditambang dari pollucite, sementara radioisotopnya, terutama sesium-137, sebuah produk fisi, diekstraksi dari limbah yang dihasilkan oleh reaktor nuklir.
Sejak tahun 1990an, aplikasi terbesar unsur ini adalah dalam bentuk sesium format untuk fluida pengeboran. Logam ini digunakan untuk sejumlah aplikasi dalam produksi listrik, dalam bidang elektronika, dan kimia. Isotop radioaktif sesium-137 memiliki waktu paruh sekitar 30 tahun dan digunakan dalam aplikasi medis, tolok industri (industrial gauges), dan hidrologi. Meskipun tingkat toksisitas logam ini lemah, tetapi ia merupakan bahan berbahaya sebagai logamnya dan adanya radioisotop memberi dampak risiko kesehatan yang tinggi dalam hal pelepasan radioaktivitas.
Barium adalah unsur kimia dengan lambangBa dan nomor atom 56.. Unsur ini merupakan unsur kelima dalam Golongan 2, sebuah logamalkali tanah yang lunak berwarna keperakan. Barium tidak pernah ditemukan di alam dalam bentuk murni karena reaktivitasnya dengan udara. Oksidanya telah dikenal sejak lama sebagai barita tetapi oksida ini bereaksi dengan air dan karbondioksida dan tidak dijumpai sebagai mineral. Mineral alami barium yang paling umum adalah barium sulfat BaSO (barit) yang sangat sukar larut, dan barium karbonat, BaCO (witherite). Nama barium diambil dari bahasa Yunanibarys (βαρύς), yang berarti "berat", menjelaskan tentang tingginya massa jenis beberapa bijih barium yang umum.
Barium mempunyai sedikit aplikasi industri, tetapi logam ini dalam sejarahnya digunakan sebagai getter dalam tabung hampa. Senyawa-senyawa barium memberikan nyala api menjadi hijau dan telah digunakan dalam kembang api. Barium sulfat dimanfaatkan karena massa jenisnya, ketaklarutannya, dan opasitasnya terhadap sinar-X. Ia digunakan sebagai aditif berat tak larut pada lumpur sumur pengeboran, dan dalam bentuk yang lebih murni, sebagai zat radiokontras sinar-X untuk pencitraan saluran pencernaan manusia. Senyawa barium yang dapat larut bersifat racun karena pelepasan ion barium, dan telah digunakan sebagai rodentisida. Penelitian untuk mencari manfaat baru barium terus dilakukan. Barium merupakan komponen beberapa YBCOsuperkonduktor "temperatur tinggi", dan elektrokeramik.
Simbol kimia informalnya Ln digunakan dalam diskusi umum kimia lantanida. Seluruh lantanida adalah unsur blok-f kecuali satu, merujuk pada pengisian kulit elektron 4f nya; lutesium, sebuah unsur blok-d, juga secara umum diakui sebagai lantanida karena kesamaan sifat kimianya dengan empatbelas unsur lainnya. Seluruh unsur lantanida membentuk kation trivalen, Ln, dan jari-jari atom menurun bertahap dari lantanum ke lutesium.
Unsur lantanida adalah golongan unsur dengan nomor atom meningkat dari 57 (lantanum) hingga 71 (lutesium). Mereka dinamakan lantanida karena unsur paling ringan dalam deret ini secara kimia sama dengan lantanum. Baik lantanum dan lutesium telah dikelompokkan sebagai unsur golongan 3, karena keduanya memiliki elektron valensi tunggal pada kulit d-nya. Namun, kedua unsur tersebut sering dimasukkan dalam diskusi umum apapun tentang kimia unsur-unsur lantanida.
Dalam penyajian tabel periodik, lantanida dan aktinida disajikan sebagai dua baris tambahan di bawah tabel utama,[1] dengan penanda tempat atau satu unsur terpilih dari masing-masing deret (baik lantanum atau lutesium, maupun aktinium atau lawrensium) disajikan dalam sebuah sel pada tabel utama, antara barium dan hafnium, serta radium dan rutherfordium. Konvensi ini sepenuhnya hanya berhubungan dengan estetika dan kepraktisan format; tabel periodik format lebar memasukkan deret lantanida dan aktinida pada tempat-tempat yang sesuai, sebagai bagian dari baris (periode) keenam dan ketujuh tabel periodik.
Lutesium (/ljuːˈtiːʃiəm/lew-TEE-shee-əm) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Lu dan nomor atom 71. Ini adalah unsur terakhir dalam deret lantanida, yang, sejalan dengan kontraksi lantanida, menjelaskan beberapa sifat penting lutesium, misalnya Lu memiliki kekerasan atau massa jenis tertinggi di antara lantanida. Tidak seperti lantanida lainnya, yang terletak pada blok-f tabel periodik, unsur ini terletak pada blok-d; meskipun, lantanum kadang-kadang diletakkan pada posisi lantanida blok-d. Secara kimia, lutesium memiliki ciri khas lantanida: hanya memiliki satu tingkat oksidasi yaitu +3 dalam oksida, halida, maupun senyawa lainnya. Dalam larutan akuatik, seperti senyawa lantanida akhir lainnya, senyawa lutesium terlarut membentuk sebuah kompleks dengan sembilan molekul air.
Lutesium secara terpisah ditemukan pada tahun 1907 oleh ilmuwan Prancis Georges Urbain, mineralogiwan Baron Carl Auer von Welsbach, dan kimiawan Amerika Charles James. Ketiga ilmuwan ini menemukan lutesium sebagai suatu ketakmurnian dalam mineral iterbia, yang sebelumnya diduga hanya mengandung iterbium. Sengketa tentang hak prioritas penemu terjadi tidak lama kemudian, yang mana Urbain dan von Welsbach saling menuduh hasil publikasinya dipengaruhi oleh penelitian rivalnya; penghargaan akhirnya jatuh pada Urbain karena ia mempublikasikan hasilnya lebih awal. Ia memilih nama lutecium untuk unsur baru ini tetapi pada tahun 1949 ejaan unsur 71 ini diubah menjadi lutetium. Pada tahun 1909, prioritas akhirnya jatuh kepada Urbain dan namanya diabadikan sebagai salah satu nama resminya; namun, nama cassiopeium (atau terakhir menjadi cassiopium) untuk unsur 71 yang diusulkan oleh von Welsbach digunakan oleh banyak ilmuwan Jerman hingga 1950an. Seperti lantanida lainnya, lutesium adalah salah satu unsur yang secara tradisional dimasukkan dalam klasifikasi "tanah jarang".
Lutesium langka dan mahal; konsekuensinya, ia hanya memiliki sedikit kegunaan. Misalnya, isotop radioaktif lutesium-176 digunakan dalam teknologi nuklir untuk penentuan umur meteorit. Lutesium biasanya terdapat bersamaan dengan unsur itrium dan kadang-kadang digunakan dalam logam paduan dan sebagai katalis dalam bebagai reaksi kimia.177Lu-DOTA-TATE digunakan untuk terapi radionuklida (lihat Kedokteran nuklir) pada tumor neuroendokrin.
Hafnium digunakan dalam filamen dan elektrode. Beberapa proses fabrikasi semikonduktor menggunakan oksidanya untuk sirkuit terpadu 45 nm dan fitur yang lebih kecil. Beberapa superaloy yang digunakan untuk aplikasi khusus berisi hafnium yang dikombinasi dengan niobium, titanium, atau wolfram.
Penampang tangkapan neutron hafnium yang besar ini menjadikannya bahan yang baik untuk penyerapan neutron dalam batang kendali pada pembangkit listrik tenaga nuklir, tetapi pada saat yang sama mensyaratkan bahwa itu harus dihilangkan dari aloy zirkonium tahan korosi transparan neutron yang digunakan dalam reaktor nuklir.
Tungsten (/ˈtʌŋstən/), dikenal juga sebagai wolfram (/ˈwʊlfrəm/ (WUUL-frəm), adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang W dan nomor atom 74. Istilah tungsten diambil dari bahasa Swedia tung sten yang jika diterjemahkan langsung artinya heavy stone,[12] meskipun namanya adalah volfram dalam bahasa Swedia untuk membedakan dari Scheelite, dalam bahasa Swedia nama alternatifnya adalah tungsten.
Sebagai suatu logam keras dan langka dalam kondisi standar dan tidak dalam paduannya, wolfram alami di Bumi hanya dijumpai sebagai senyawa kimia. Wolfram pertama kali diidentifikasi sebagai unsur baru pada tahun 1781, dan diisolasi sebagai logam untuk pertama kalinya pada tahun 1783. Bijih pentingnya antara lain wolframite dan scheelite. Unsur bebasnya memiliki kekuatan yang mengagumkan, terutama karena wolfram memiliki titik lebur tertinggi di antara seluruh logam non-aloy dan kedua tertinggi di antara seluruh unsur setelah karbon. Massa jenisnya juga sangat tinggi, sekitar 19,3 kali massa jenis air, sebanding dengan uranium dan emas, serta sekitar 1,7 kali massa jenis timbal.[13] Wolfram dengan jumlah ketakmurnian kecil sering kali rapuh[14] dan keras, membuatnya menyulitkan untuk diolah. Namun, wolfram yang sangat murni, meskipun masih keras, lebih ulet, dan dapat dipotong dengan gergaji baja keras.[15]
Dalam bentuk unsur non aloy, penggunaan utama wolfram adalah dalam aplikasi listrik. Banyak aloy wolfram yang memiliki beragam aplikasi, yang paling terkenal adalah filamen bola lampu pijar, tabung sinar-X (untuk filamen dan target), elektrode pada pengelasan TIG, dan superaloy. Kekerasan dan massa jenisnya yang tinggi membuatnya digunakan untuk aplikasi militer sebagai proyektil penembus. Senyawa wolfram paling sering digunakan dalam industri sebagai katalis.
Wolfram adalah satu-satunya logam dari deret transisi ketiga yang diketahui terdapat dalam biomolekul, yang digunakan oleh segelintir bakteri. Wolfram adalah unsur terberat yang diketahui digunakan oleh organisme hidup. Wolfram terganggu dengan metabolisme molibdenum dan tembaga yang beracun pada kehidupan hewan.[16][17]
Ditemukan pada tahun 1925, renium adalah unsur stabil terakhir yang ditemukan. Namanya diambil dari nama sungai di Eropa, Rhine.
Superaloy renium berbasis nikel digunakan pada ruang pembakaran, bilah turbin, dan nozel knalpot mesin jet, logam paduan ini mengandung hingga 6% renium, sehingga konstruksi mesin jet adalah pengguna tunggal terbesar unsur ini, disusul oleh pemanfaatan sebagai katalis oleh industri kimia. Oleh karena permintaan unsur ini relatif lebih besar daripada ketersediaannya, renium termasuk logam paling mahal, dengan harga rata-rata sekitar $4.575 per kilogram (US$142,30 per troy ounce) per Agustus 2011. Renium juga strategis bagi militer, untuk digunakan dalam mesin jet dan roket militer berkinerja tinggi.[18]
Iridium ditemuksn pada tahun 1803 di antara ketakmurnian yang tak larut dalam platina alami. Smithson Tennant, penemu utamanya, mengambil nama iridium dari Dewi Iris, personifikasi pelangi, karena warna garamnya yang menyolok dan beragam. Iridium adalah salah satu unsur paling langka dalam kerak bumi, dengan produksi dan konsumsi tahunan hanya tiga ton. Hanya ada dua isotop alami iridium yaitu 191 dan 193 yang sekaligus isotop stabil; 193 lebih melimpah daripada 191.
Senyawa iridium paling berguna adalah garam dan asamnya dengan klor, meskipun iridium juga membentuk sejumlah senyawa organologam yang digunakan dalam katalisis industri, dan dalam riset. Logam iridium digunakan ketika diperlukan ketahanan terhadap korosi pada suhu tinggi, seperti pada busihigh-end, krus untuk rekristalisasi semikonduktor pada temperatur tinggi, dan elektrode untuk produksi klor pada proses kloroalkali. Radioisotop iridium digunakan dalam beberapa generator termoelektrik radioisotop.
Iridium ditemukan dalam meteorit dengan kelimpahan jauh lebih tinggi daripada kelimpahan rata-rata di kerak bumi. Untuk alasan ini kelimpahan iridium yang sangat tinggi di lapisan tanah liat pada batas Cretaceous-Paleogen mengingatkan pada hipotesis Alvarez bahwa dampak dari benda luar angkasa masif menyebabkan kepunahan dinosaurus dan spesies lainnya 66 juta tahun yang lalu. Diperkirakan bahwa jumlah total iridium di planet bumi jauh lebih tinggi daripada yang teramati pada batuan kerak, tetapi seperti kelompok logam platina lainnya, kepadatan yang tinggi dan kecenderungan iridium untuk berikatan dengan besi menyebabkan sebagian iridium turun di bawah kerak ketika planet masih muda dan masih cair.
Platina adalah logam yang paling kurang reaktif. Daya tahannya yang mengagumkan terhadap korosi, bahkan pada suhu tinggi, membuatnya dinobatkan sebagai logam mulia. Konsekuensinya, platina sering ditemukan sebagai unsur platina alami. Oleh karena ia terdapat secara alami dalam pasir aluvium di berbagai sungai, maka ia digunakan pertama kali oleh penduduk asli Amerika Selatan pra-Kolombia untuk membuat artefak. Tulisan Eropa merujuk pada abad ke-16, tetapi laporan Antonio de Ulloa yang mempublikasikan logam baru di Kolombia pada tahun 1748 menjadi objek penelitian para ilmuwan.
Emas murni memiliki warna kuning cerah dan kilau klasik yang menarik, yang tetap terjaga tanpa mengalami oksidasi di udara atau air. Kimiawinya, emas adalah logam transisi dan merupakan unsur golongan 11. Ini adalah salah satu unsur kimia padat yang kurang reaktif dalam kondisi standar. Oleh karena itu logam ini sering berada di alam dalam bentuk bebas (asli), sebagai bongkahan atau butiran dalam batuan, dalam pembuluh dan deposit aluvial. Emas terdapat juga pada mineral sebagai senyawa emas, biasanya dengan telurium, tetapi kondisi ini kurang umum.
Emas dapat bertahan dari serangan asam individu, tetapi dapat dilarutkan oleh aqua regia (asam nitro-klorida), dinamakan demikian karena melarutkan emas. Emas juga larut dalam larutan sianida alkalis, yang telah digunakan di pertambangan. Emas larut dalam raksa, membentuk paduan amalgam. Emas tidak larut dalam asam nitrat, yang melarutkan perak dan logam dasar, sifat yang telah lama digunakan untuk mengkonfirmasi keberadaan emas dalam bahan, sehingga mencuatkan istilah uji asam.
Emas telah menjadi logam berharga dan sangat dicari untuk koin, perhiasan, dan seni lainnya sejak jauh sebelum awal sejarah tercatat. Standar emas telah menjadi dasar umum untuk kebijakan moneter sepanjang sejarah manusia, kemudian yang digantikan oleh mata uang fiat yang dimulai pada tahun 1930-an. Sertifikat emas dan mata uang koin emas terakhir dikeluarkan di Amerika Serikat pada tahun 1932. Di Eropa, sebagian besar negara meninggalkan standar emas dengan dimulainya Perang Dunia I pada 1914 dan, dengan utang perang yang besar, gagal kembali ke emas sebagai media pertukaran.
Sebanyak total 165.000 ton emas telah ditambang dalam sejarah umat manusia, per 2009.[24] Secara kasar ini setara dengan 5,3 miliar troy ounce atau, dalam hitungan volume, sekitar 8500 m3. Konsumsi emas dunia sekitar 50% untuk perhiasan, 40% untuk investasi, dan 10% untuk industri.[25]
Selain fungsi luas moneter dan simbolis, emas memiliki banyak kegunaan praktis dalam bidang kedokteran gigi, elektronika, dan bidang lainnya. Kelenturannya yang tinggi, keuletannya, ketahanan terhadap korosi dan terhadap sebagian besar reaksi kimia yang lain, serta konduktivitas listrik yang prima menyebabkan banyak kegunaan emas, termasuk kabel listrik, produksi kaca berwarna dan bahkan daun emas yang dapat dimakan.
Telah diklaim bahwa sebagian besar emas bumi terletak pada inti bumi, kepadatan logam ini yang tinggi membuatnya tenggelam di sana di masa muda planet ini. Hampir semua emas yang telah ditemukan oleh manusia dianggap telah disimpan kemudian oleh meteorit yang berisi unsur ini. Hal ini seharusnya menjelaskan mengapa, dalam masa prasejarah, emas muncul sebagai bongkahan di permukaan bumi.[26][27][28][29][30]
Raksa adalah unsur kimia dengan lambangHg dan nomor atom 80. Ia juga dikenal sebagai quicksilver atau hydrargyrum (bahasa Yunani: "hydr-" air dan "argyros" perak). Sebagai unsur blok-d yang berat, keperakan, raksa adalah satu-satunya logam yang berbentuk cair pada temperatur dan tekanan standar; unsur lainnya yang berwujud cair pada kondisi ini adalah brom, meskipun logam seperti sesium, fransium, galium, dan rubidium meleleh tepat di atas suhu kamar. Dengan titik beku -38,83 °C dan titik didih 356,73 °C, raksa merupakan salah satu logam dengan rentang bentuk cair yang sempit dibandingkan logam apapun.[31][32][33]
Merkuri terdapat dalam deposit di seluruh dunia sebagian besar sebagai sinabar (bahasa Inggris: cinnabar) alias merkuri sulfida. Pigmen merah vermilion adalah yang paling banyak diperoleh dari reduksi sinabar. Debu sinabar sangat beracun jika tertelan maupun terhirup. Keracunan raksa dapat juga disebabkan dari paparan raksa terlarut dalam air (seperti merkuri klorida atau metil merkuri), menghirup uap merkuri, atau menyantap hidangan laut yang terkontaminasi dengan raksa.
Raksa digunakan dalam termometer, barometer, manometer, sfigmomanometer, katup apung (bahasa Inggris: ballcock), saklar raksa, dan peralatan lainnya meskipun kekhawatiran tentang toksisitas unsur ini menyebabkan termometer dan sfigmomanometer raksa telah disingkirkan dari lingkungan klinis dan diganti dengan yang berisi alkohol, berisi galinstan, digital, atau instrumentasi berbasis termistor. Aplikasi penelitian ilmiah masih menggunakan raksa dan dalam bahan amalgam untuk restorasi gigi. Raksa digunakan dalam penerangan: medan listrik dilewatkan melalui uap raksa dalam tabung fosfor menghasilkan sinar ultraungu gelombang pendek yang kemudian menyebabkan fosfor berpendar, menghasilkan sinar tampak.
Sekitar 60–70% dari produksi talium digunakan dalam industri elektronik, dan sisanya digunakan dalam industri farmasi dan manufakturing kaca.[34] Logam ini juga digunakan dalam detektor inframerah. Talium sangat beracun dan digunakan dalam rodentisida serta insektisida. Penggunaannya telah dikurangi atau dihilangkan di banyak negara karena toksisitas non selektifnya. Oleh karena digunakan untuk pembunuhan, talium telah memperoleh julukan "Racun para Peracun" dan "Serbuk Warisan" (bersama arsen).[35]
Timbal, pada tingkat paparan tertentu, adalah zat beracun untuk hewan serta untuk manusia. Ia merusak sistem saraf dan menyebabkan gangguan otak. Timbal berlebih juga menyebabkan kelainan darah pada mamalia. Seperti unsur raksa, logam berat lainnya, timbal adalah neurotoksin yang terakumulasi baik di jaringan lunak dan tulang. Keracunan timbal telah didokumentasikan sejak Romawi kuno, Yunani kuno, dan China kuno.
Bismut (/ˈbɪzməθ/BIZ-məth) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Bi dan nomor atom 83. Bismut, logam pasca transisi trivalen, kimiawinya menyerupai arsen dan antimon. Unsur bismut dapat terjadi secara alami dalam bentuk bebas, meskipun sulfida dan bentuk oksidanya merupakan bijih komersial yang penting. Unsur bebasnya 86% sepadat timbal. Ini adalah logam rapuh dengan warna putih keperakan saat baru dibuat, tetapi sering terlihat di udara dengan semburat merah muda karena oksida permukaannya. Logam bismut telah dikenal sejak zaman kuno, meskipun sampai abad ke-18 masih sering dibingungkan dengan timbal dan timah, yang masing-masing memiliki beberapa sifat fisik massal logam. Etimologinya tidak pasti tetapi mungkin berasal dari bahasa Arab "bi ismid" yang berarti memiliki sifat-sifat antimon[36] atau bahasa Jerman weisse masse atau wismuth yang berarti massa putih.[37]
Bismut secara klasik telah dianggap sebagai unsur alami terberat yang stabil, dalam hal massa atom. Bagaimanapun, baru-baru ini telah ditemukan bahwa bismut sedikit radioaktif: hanya isotop primordial bismuth-209 yang meluruh melalui peluruhan alfa menjadi talium-205 dengan waktu paruh lebih dari satu miliar kali perkiraan usia alam semesta.[38]
Senyawa bismuth (diperhitungkan sekitar setengah dari produksi bismut) digunakan dalam kosmetika, pigmen, dan beberapa obat-obatan. Bismut memiliki toksisitas sangat rendah untuk logam berat. Oleh karena toksisitas timbal telah menjadi lebih jelas dalam beberapa tahun terakhir, paduan menggunakan logam bismut (saat ini sekitar sepertiga dari produksi bismut), sebagai pengganti timbal, telah menjadi bagian yang menyebabkan peningkatan kepentingan bismut untuk komersial.
Astatin (/ˈæstətiːn/AS-tə-teen atau /ˈæstətɪn/AS-tə-tin) adalah suatu unsur kimiaradioaktif dengan lambang At dan nomor atom 85. Astatin terdapat di Bumi hanya sebagai hasil peluruhan dari unsur-unsur yang lebih berat, kemudian meluruh kembali dengan cepat, sehingga sangat sedikit yang diketahui tentang unsur ini daripada unsur-unsur di atasnya dalam golongan yang sama pada tabel periodik. Studi awal telah menunjukkan bahwa unsur ini mengikuti tren periodik, merupakan halogen paling berat yang dikenal, dengan titik leleh dan didih lebih tinggi daripada halogen yang lebih ringan.
Sampai saat ini sebagian besar karakteristik kimia astatin disimpulkan dari perbandingan dengan unsur-unsur lain; namun, studi penting telah dilakukan. Perbedaan utama antara astatin dan iodin adalah bahwa molekul HAt secara kimia lebih cenderung hidrida daripada halida; namun, dengan cara yang sama dengan halogen ringan, diketahui dapat membentuk ion astatida dengan logam. Ikatan dengan nonlogam menghasilkan tingkat oksidasi positif, dengan +1 paling baik digambarkan dengan monohalida dan turunannya, sedangkan yang lebih tinggi ditandai dengan ikatan dengan oksigen dan karbon. Upaya untuk mensintesis astatin fluorida telah menemui kegagalan. Astatin-211, yang merupakan astatin dengan umur terpanjang kedua, adalah satu-satunya yang mempunyai penggunaan komersial, dan dimanfaatkan sebagai emitor alfa dalam pengobatan; namun, penggunaannya hanya melibatkan jumlah yang sangat kecil. Dosis yang lebih besar itu sangat berbahaya, karena sangat radioaktif.
Astatin pertama kali diproduksi oleh Dale R. Corson, Kenneth Ross MacKenzie, dan Emilio Segre di Universitas California, Berkeley pada tahun 1940. Tiga tahun kemudian, ditemukan di alam; namun, dengan jumlah diperkirakan kurang dari 28 gram (1 oz) pada waktu tertentu, astatin adalah unsur paling langka dalam kerak bumi di kalangan unsur non-transuranium. Di antara isotop astatin, enam (dengan nomor massa 214-219) terdapat di alam sebagai akibat dari peluruhan unsur yang lebih berat; namun, astatin-210 yang paling stabil dan astatin-211 yang digunakan oleh industri tidak termasuk yang berasal dari peluruhan tersebut.
Radon (/ˈreɪdɒn/RAY-don) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Rn dan nomor atom 86. Unsur ini adalah radioaktif, tidak berwarna, tidak berbau, gas mulia yang tidak berasa, yang terjadi secara alami sebagai produk peluruhan uranium atau torium. Isotopnya yang paling stabil, 222, memiliki waktu paruh 3,8 hari. Radon adalah salah satu zat terpadat yang tetap menjadi gas dalam kondisi normal. Ia juga satu-satunya gas yang radioaktif dalam kondisi normal, dan dianggap membahayakan kesehatan karena radioaktivitasnya. Radioaktivitasnya yang kuat juga menghambat studi kimia radon dan hanya beberapa senyawa yang dikenal.
Radon terbentuk sebagai bagian dari rantai peluruhan radioaktif normal uranium dan torium. Uranium dan torium telah ada sejak bumi terbentuk dan isotop mereka yang paling umum memiliki waktu paruh yang sangat panjang (14,05 miliar tahun). Uranium dan torium, radium, dan dengan demikian radon, akan terus terbentuk selama jutaan tahun dengan konsentrasi yang kira-kira sama seperti sekarang.[42] Seiring dengan peluruhan gas radioaktif radon,unsur radioaktif baru dihasilkan yang disebut produk peluruhan atau putri radon. Putri radon adalah padatan dan menempel pada permukaan seperti partikel debu di udara. Jika debu yang terkontaminasi ini dihirup, partikel-partikel ini dapat menempel pada saluran udara paru-paru dan meningkatkan risiko pertumbuhan kanker paru-paru.[43]
Radon bertanggung jawab untuk sebagian besar paparan publik terhadap radiasi pengion. Seringkali radon merupakan penyumbang tunggal terbesar terhadap dosis radiasi latar belakang individu, dan yang paling bervariasi dari lokasi ke lokasi. Gas radon dari sumber alami dapat terakumulasi di gedung-gedung, terutama di daerah terbatas seperti loteng dan ruang bawah tanah. Ini juga dapat dijumpai di beberapa mata air dan sumber air panas.[44]
Penelitian epidemiologi telah menunjukkan hubungan yang jelas antara menghirup radon konsentrasi tinggi dengan kejadian kanker paru-paru. Dengan demikian, radon dianggap sebagai kontaminan signifikan yang mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan di seluruh dunia. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, radon adalah penyebab kanker paru-paru paling banyak kedua, setelah rokok, menyebabkan 21.000 kematian akibat kanker paru-paru per tahun di Amerika Serikat. Sekitar 2.900 kematian ini terjadi antara orang-orang yang tidak pernah merokok. Meskipun radon adalah penyebab kanker paru-paru paling banyak kedua, tetapi adalah penyebab nomor satu di kalangan non-perokok, menurut perkiraan EPA.[45]
Peran biologis
Dari semua unsur periode 6, hanya wolfram yang diketahui memiliki peran biologis dalam organisme. Namun emas, platina, raksa, dan beberapa lantanida seperti gadolinium memiliki aplikasi, misalnya obat-obatan.
Toksisitas
Sebagian besar unsur periode 6 adalah toksik (misalnya timbal) dan menyebabkan keracunan logam berat. Prometium, polonium, astatin dan radon adalah radioaktif, sehingga menimbulkan bahaya radioaktif.
^Caesium adalah ejaan yang direkomendasikan oleh International Union of Pure and Applied Chemistry(IUPAC).[2]American Chemical Society (ACS) telah menggunakan ejaan cesium sejak tahun 1921,[3][4] sesuai Webster's New International Dictionary. Unsur ini diambil dari bahasa Latin caesius, yang berarti "abu-abu kebiruan". Penjelasan lebih lanjut tentang perbedaan ejaan dapat dilihat di ae/oe vs e.
^Lainnya adalah rubidium (39 °C (102 °F)), fransium (estimasi 27 °C (81 °F)), raksa (−39 °C (−38 °F)), dan gallium (30 °C (86 °F)); brom juga berwujud cair pada suhu kamar (meleleh pada −72 °C (−98 °F)) tetapi ini adalah halogen, bukan logam.[5]
^Saat ini IUPAC lebih merekomendasikan penggunaan istilah lantanoid daripada lantanida, karena akhiran "-ida" lebih tepat untuk ion negatif sementara akhiran "-oid" menunjukkan kesamaan sifat unsur dalam satu kelompok. Namun, lantanida masih lebih banyak dipilih (~90%) dalam artikel ilmiah dan saat ini diadopsi oleh Wikipedia. Dalam literatur yang lebih terdahulu, sering digunakan istilah "lantanon".
^Coghill, Anne M.; Garson, Lorrin R., ed. (2006). The ACS Style Guide: Effective Communication of Scientific Information (edisi ke-3rd). Washington, D.C.: American Chemical Society. hlm. 127. ISBN0-8412-3999-1.
^Holden, Norman E. and Coplen, Tyler (January–February 2004). "The Periodic Table of the Elements". Chemistry International. IUPAC. 26 (1): 8. Diakses tanggal March 23, 2010.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Greenwood, Norman N.; Earnshaw, A. (1997), Chemistry of the Elements (edisi ke-2), Oxford: Butterworth-Heinemann, hlm. 1233, ISBN0-7506-3365-4Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^McMaster, J. and Enemark, John H (1998). "The active sites of molybdenum- and tungsten-containing enzymes". Current Opinion in Chemical Biology. 2 (2): 201–207. doi:10.1016/S1367-5931(98)80061-6. PMID9667924.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^"Rhenium". MetalPrices.com. MetalPrices.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-15. Diakses tanggal February 2, 2012.
^Hammond "Osmium", C. R., p. 4-25 in Lide, D. R., ed. (2005). CRC Handbook of Chemistry and Physics (edisi ke-86). Boca Raton (FL): CRC Press. ISBN0-8493-0486-5.
^"platinum (Pt)." Encyclopædia Britannica Online. Encyclopædia Britannica Inc., 2012. Web. 24 April 2012
^"Air Quality Guidelines"(PDF) (edisi ke-Second). WHO Regional Office for Europe, Copenhagen, Denmark. 2000.Parameter |chapter= akan diabaikan (bantuan)
^Wheate, NJ; Walker, S; Craig, GE; Oun, R (2010). "The status of platinum anticancer drugs in the clinic and in clinical trials". Dalton transactions (Cambridge, England : 2003). 39 (35): 8113–27. doi:10.1039/C0DT00292E. PMID20593091.
^Anthony, John W.; Bideaux, Richard A.; Bladh, Kenneth W. and Nichols, Monte C. (ed.). "Bismuth". Handbook of Mineralogy(PDF). I (Elements, Sulfides, Sulfosalts). Chantilly, VA, US: Mineralogical Society of America. ISBN0-9622097-0-8. Diakses tanggal December 5, 2011.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: editors list (link)