Pada akhir abad ke-19, IRT Ninth Avenue Line dan jembatan kereta lainnya membawa persebaran urban ke wilayah Upper Manhattan yang sebelumnya jarang. Hingga akhir abad ke-20, wilayah ini sedikit terpengaruhi oleh gentrifikasi yang terjadi di daerah-daerah lain di New York selama 30 tahun sebelumnya.
Wisatawan di Upper Manhattan
Seperti wilayah permukiman lain, Upper Manhattan bukanlah pusat utama dari pariwisata di New York City, meski sejumlah tempat wisata seperti The Cloisters terletak di dalam lingkup wilayahnya. Peta wisata juga menunjuk pada borough terluar the Bronx, Brooklyn, Queens, dan Staten Island. Bahkan banyak warga asli New York ingin memperlakukan Upper Manhattan seperti borough terluar lain, jaraknya dari Midtown Manhattan dan biaya sewa yang rendah mendorong banyak orang untuk mengeluarkan wilayah utara ini dari daerah yang biasa disebut warga New York sebagai "The City"[butuh rujukan].
Upper West Side lebih makmur dibanding tetangganya di utara seperti Manhattanville, Morningside Heights, Inwood, dll. Upper East Side sedikit lebih makmur dibanding Spanish Harlem di utara. Karena itu, penetapan batas 96th Street juga berasal dari wilayah East Side. Gentrifikasi belum sepenuhnya terlaksana di sejumlah permukiman. Gentrifikasi terjadi dalam tahap, tingkat, dan gaya yang berbeda dibanding Soho, East Village, dan lainnya karena demografi yang berbeda. Kejahatan, graffiti, dan lainnya selalu dikaitkan dengan Upper Manhattan.[2]
Keseluruhan Upper Manhattan terletak di wilayah besar yang dikenal sebagai Uptown (di atas 59th Street). The Bronx, meskipun bukan di Manhattan, sering disebut sebagai "Uptown", khususnya dalam konteks budaya hip hop atau budaya kota terdalam.
Banyak konsulat asing bertempat di bekas puri di Upper East Side.