Vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah program yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam meminimalkan penyebaran penyakit koronavirus akibat pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020. Dari 269,5 juta jiwa masyarakat Indonesia pada 2019, pemerintah menargetkan program vaksinasi akan selesai pada 2021 dengan jumlah orang yang akan divaksinasi mencapai lebih dari 75 persen penduduk atau sekitar 208 juta jiwa. Jumlah tersebut berkaitan dengan syarat yang harus dipenuhi untuk menciptakan herd immunity atau kekebalan massal.[1]
Sampai 1 Agustus 2022, jumlah orang Indonesia yang telah divaksin untuk dosis pertama sudah mencapai 202.485.668 orang atau 97,22 persen. Dari jumlah tersebut, sudah 170.084.402 orang atau 81,67 persen yang telah divaksin sebanyak dua kali atau divaksinasi secara penuh dari keseluruhan target 70% jumlah penduduk Indonesia yang tervaksinasi untuk mencapai 'kekebalan kelompok' atau Herd Immunity. Sedangkan jumlah orang Indonesia yang telah divaksin dosis ketiga atau booster mencapai 56.124.804 orang atau 26,95 persen. Ada lima provinsi dengan capaian vaksinasi penuh tertinggi di Indonesia, yakni DKI Jakarta (128,17 persen), Bali (107,3 persen), Daerah Istimewa Yogyakarta (104,58 persen), Kepulauan Riau (97,18 persen) dan Kalimantan Timur (90,2 persen).[2]
Per tanggal 12 Januari 2022, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memutuskan untuk melaksanakan vaksinasi dosis ketiga atau dosis penyokong untuk seluruh rakyat Indonesia secara gratis, dimulai secara bertahap di 244 daerah yang capaian vaksinasinya lebih dari 70 persen untuk dosis pertama dan 60 persen untuk dosis kedua. Adapun jenis vaksin yang dipakai ada lima, yakni Pfizer, Sinovac atau Zifivax, Sinopharm, AstraZeneca, dan Moderna. Syarat bagi penerima vaksin dosis ketiga ialah berusia 18 tahun keatas dan sudah melakukan vaksinasi lengkap dua dosis dengan interval waktu setelah penyuntikan vaksin dosis kedua minimal 6 bulan.[3]
Jenis vaksin
Demi menyukseskan program vaksinasi Covid-19, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menggunakan 7 jenis vaksin berbeda. Hal tersebut ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/12758/2020. Vaksin SinoVac (Coronavac) asal Tiongkok menjadi jenis vaksin pertama yang digunakan. Sementara vaksin lainnya adalah vaksin produksi PT Bio Farma, Sinopharm, Novavax, Pfizer-BioNTech, Oxford-AstraZeneca dan Moderna.[4][5]
Pemerintah Indonesia resmi melakukan vaksinasi untuk pertama kalinya pada 13 Januari 2021 yang ditandai dengan vaksinasi kepada Presiden Joko Widodo oleh dokter Abdul Muthalib di Istana Kepresidenan Jakarta. Program vaksinasi terbagi menjadi tiga sesi. Joko Widodo masuk ke dalam sesi pertama sekaligus menjadi orang pertama di Indonesia yang divaksinasi Covid-19. Adapun jenis vaksin yang digunakan adalah vaksin Sinovac. Program ini terselenggara setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin pada 11 Januari 2021 dan dikeluarkannya fatwa halal oleh Majelis Ulama Indonesia pada 8 Januari 2021.[10][11][12][13]
Dua minggu setelah vaksinasi pertama, Joko Widodo melakukan vaksinasi kembali di Istana Negara pada 27 Februari 2021. Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof. Dr. dr. Abdul Muthalib kembali dipercaya sebagai vaksinator Jokowi. Vaksinasi ini dilakukan sebanyak dua kali dengan jangka waktu 14 hari merujuk pada petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan vaksinasi dari Kementerian Kesehatan.[14]
Tahapan vaksinasi
Vaksinasi Covid-19 di Indonesia berlangsung dalam empat tahapan. Tahap 1 dan tahap 2 dilaksanakan dari Januari hingga April 2021. Sementara itu tahap 3 dan tahap 4 dilaksanakan dari April 2021 hingga April 2022. Pembagian tahapan ini dilakukan karena mempertimbangkan ketersediaan, waktu kedatangan serta profil keamanan vaksin.[15]
Tahap 1
Tahap pertama menyasar tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang serta mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan profesi kedokteran yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.[15] Pada tahapan ini ditargetkan sekitar 1,4 juta tenaga kesehatan mendapatkan vaksinasi Covid-19.[16]
Per 25 Februari 2021, total tenaga kesehatan yang telah divaksin untuk dosis pertama telah mencapai 1.461.920 jiwa atau setara dengan 99,53 persen. Sementara itu, total tenaga kesehatan yang telah divaksin untuk dosis kedua telah mencapai 853.745 orang atau setara dengan 58,13 persen dari total keseluruhan target tenaga kesehatan.[17]
Tahap 2
Tahapan kedua dari program vaksinasi nasional ini dimulai pada 17 Februari 2021 dengan menyasar lima kelompok prioritas. Selain warga lanjut usia di atas 60 tahun, pekerja publik, guru, TNI, Polri, pekerja keamanan, pekerja transportasi publik dan pedagang juga menjadi sasaran dari tahapan ini.[18][19]
Tahapan kedua dilakukan secara bertahap di 7 provinsi di Jawa dan Bali dan ditargetkan selesai pada Mei 2021. Adapun jumlah orang yang ditargetkan sebanyak 38,5 juta orang yang terdiri dari 21 juta orang lanjut usia dan hampir 17 juta jiwa petugas pelayanan publik. Salah satu realisasinya mulai dilakukan terhadap para pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta.[18][19][20]
Kontroversi
Sebagai salah satu figur publik yang mendapatkan vaksin, Raffi Ahmad menuai kontroversi karena pada malam hari setelah vaksinasi, ia menghadiri sebuah pesta tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Pihak istana kemudian menegur tindakannya. Keesokkan harinya, Raffi meminta maaf dan berjanji untuk lebih disiplin lagi dalam menerapkan protokol kesehatan.[21]