Dalam mitologi Hindu, Wena (Dewanagari: वेन; ,IAST: Vēna,वेन) adalah nama seorang raja pada masa India Kuno, keturunan Manu. Ia merupakan putra Angga dan Sunita. Kakek dari pihak ibunya bernama Mertyu, yang terkenal sebagai orang yang bersifat buruk dan jahat.
Riwayat
Dalam berbagai kitab Purana disebutkan bahwa ayah Wena adalah seorang raja yang adil dan bijaksana, dan selalu rajin mengadakan upacara agama. Namun, sifat tersebut tidak menular kepada Wena. Semenjak kecil, Wena senang bergaul dengan kakeknya sehingga sifat-sifat buruk kakeknya menular kepada dirinya. Pada usia dewasa, sifat Wena sangat bertolak belakang dengan ayahnya. Ia tidak mau mengadakan upacara kepada para dewa, dan ia mengumumkan kepada rakyatnya bahwa hanya dirinya yang patut disembah. Ia melarang segala bentuk penyembahan kepada Tuhan.
Namun, kitab Padmapurana memberikan informasi berbeda tentang Wena. Menurut kitab Padmapurana, Wena adalah anak yang baik, sehingga ia diangkat menjadi raja. Ia memimpin kerajaannya bijaksana. Pada suatu hari, datanglah seseorang yang berpakaian tidak lazim ke kerajaannya. Orang tersebut mengaku sebagai penganut suatu agama baru. Ia menganjurkan agar sang raja tidak menyelenggarakan upacara suci, sebab tidak bermanfaat. Karena terhasut oleh doktrin yang disebarkan orang tersebut, Wena menghentikan seluruh upacara keagamaan di kerajaannya dan tidak lagi mengakui Weda sebagai kitab sucinya.
Para resi yang dipimpin oleh Marici datang menemui Wena. Mereka meminta Wena untuk meninggalkan jalan sesat. Tetapi usaha para resi sia-sia, sebab Wena tidak mau berbuat baik dan benar. Karena para resi sadar bahwa Wena tidak dapat dibujuk lagi, maka mereka menangkap Wena lalu membunuhnya dengan menggunakan jerami, setelah mengucapkan mantra terlebih dahulu.
Keturunan
Setelah Wena meninggal tanpa keturunan, kerajaan menjadi kehilangan pemimpin. Untuk memulihkan jalannya pemerintahan, para resi memutuskan untuk mengadakan upacara meminta anak. Dalam upacara tersebut, jasad Wena digunakan sebagai sarana upacara.
Saat upacara berlangsung, para resi meremas-remas paha kanan Wena. Kemudian, dari peremasan tersebut, munculah sesosok manusia kerdil nan hitam. Karena Resi Atri terkejut dengan kemunculan makhluk tersebut, ia berseru Nishada, yang berarti "duduk." Semenjak saat itu, keturunan makhluk itu disebut Suku Nishada. Seluruh sifat buruk Wena menurun kepada makhluk tersebut. Setelah kemunculan Nishada, para resi meremas tangan kanan Wena. Dari peremasan tersebut, munculah seorang anak lelaki yang gagah rupawan, dengan membawa busur dan anak panah. Tubuhnya bersinar bagaikan nyala api dan menyebar ke empat penjuru. Anak tersebut diberi nama Pertu. Akhirnya, tahta Wena diwariskan kepada Pertu.[1][2]