Lokasi terjadinya peristiwa ini adalah di daerah Tirus dan Sidon.[3]
Catatan Alkitab
Pada kedua Injil tersebut cerita ini terjadi setelah pengajaran mengenai Perintah Allah dan adat istiadat Yahudi, yaitu mengenai apa yang najis dan tidak najis, di mana kemudian Yesus dan murid-murid-Nya berangkat ke tanah Tirus-Sidon di sebelah utara daerah Galilea. Daerah ini termasuk wilayah Siro-Fenisia.
Perbandingan kisah dari dua Injil
Yesus menyembuhkan anak perempuan seorang perempuan Kanaan
21 ¶ Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon .
24 ¶ Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.
22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. 26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya.
23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." 24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." 25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
---
26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki."
29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."
28 ... Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Kata "anak-anak" menunjuk kepada Israel. Yesus menyatakan bahwa Injil harus diberitakan kepada bangsa Israel dahulu. Wanita itu menyadari hal ini, namun ia menanggapi pernyataan Kristus ini dengan kebijaksanaan, ketekunan, dan iman. Ia mengemukakan bahwa maksud Allah ialah agar bangsa lain secara tidak langsung memperoleh berkat ketika Allah memberkati Israel. Kristus membalas iman wanita tersebut dengan menyembuhkan putrinya (Markus 7:28–30). Orang percaya ketika berdoa, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, harus bertekun dalam doa, dan kadang-kadang bahkan berbincang-bincang dengan Allah (lihat Matius 15:28).[4]
Anjing
Istilah "anjing" (atau "anjing-anjing") adalah sebutan orang-orang Yahudi pada zaman Yesus untuk orang bukan-Yahudi, dalam bentuk penghinaan karena mereka tidak mengindahkan Allah, menyembah berhala dan hidup secara najis. Kristus di sini hanya menyampaikan bukan dalam bentuk pelecehan melainkan menggunakan dialek setempat di mana perempuan itu, yang tinggal di wilayah berbatasan dengan Israel, sudah mengetahui, sehingga bukanlah sesuatu yang mengejutkan baginya, sebagaimana banyak pembaca merasanya. Para pengajar-pengajar Yahudi berkata[5] bahwa orang-orang bukan-Yahudi yang menyembah berhala itu tidak bisa disebut manusia, karena mereka sebanding dengan binatang di padang,[6] seperti lembu, rusa, kambing,[7] dan keledai:[8] janin dalam kandungan seorang budak asal Kanaan, dikatakan mereka sebagai:[9] "ymd hmhb yemb dlwk", yaitu "seperti janin dalam kandung seekor binatang". Kutipan berikut menggambarkan dan merupakan bukti bagaimana orang Yahudi pada zaman itu menyebut orang bukan-Yahudi sebagai anjing-anjing:[10]
Seorang raja menyediakan hidangan bagi anak-anak dalam rumahnya; sementara mereka melakukan kehendaknya, mereka bersantap bersama-sama raja dan ia memberikan kepada anjing-anjing bagian tulang-tulang untuk digigiti; tetapi anak-anak dalam rumah yang tidak melakukan keinginan raja, ia memberikan makanan mereka kepada anjing-anjing dan kepada mereka tulang-tulang: demikian pula: ketika orang Israel melakukan kehendak Tuhan mereka, mereka makan di meja perjamuan raja, dan hidangan pesta disediakan untuk mereka, dan mereka atas kehendak sendiri memberikan tulang-tulang kepada orang bukan-Yahudi; tetapi ketika mereka tidak melakukan kehendak Tuhan, lihatlah! pesta itu adalah "untuk anjing-anjing", dan tulang-tulangnya untuk mereka
Di bagian sedikit setelahnya,
"Engkau menyediakan meja di hadapanku"; ini adalah pesta perjamuan raja; "di hadapan lawan-lawanku"; "inilah anjing-anjing" yang duduk di hadapan meja, mengharapkan bagian tulang-tulang mereka.[10]
Jelas terlihat perbedaan antara "anak-anak" dan "anjing-anjing", serta penerapannya untuk orang Yahudi dan orang bukan-Yahudi, maupun makanan berbeda untuk masing-masing: sehingga mudah dilihat dari mana Kristus meminjam istilah-istilah ini dan apa pandangan-Nya setelah menggunakannya.[11]
Besar imanmu
Bertekun di dalam iman yang benar berarti percaya kepada Allah dalam segala keadaan dan tetap setia kepada-Nya, bahkan ketika dalam kesulitan yang besar dan tampaknya bahwa Tuhan tidak memperhatikan. Inilah "ujian iman" (Markus 7:27; Lukas 18:1–7; 1 Petrus 1:7).[4] Kisah ini merupakan contoh bagaimana Yesus menekankan nilai iman, sebagaimana juga pada mukjizat penyembuhan hamba seorang perwira Romawi.[12]
Downing, F. Gerald. "The Woman from Syrophoenicia, and her Doggedness: Mark 7:24-31 (Matthew 15:21-28)." Women in the Biblical Tradition. Ed. George J. Brooke. Lewiston: The Edwin Mellen Press, 1992. 129-149.
Schäfler, Markus, "The Syrophoenician Woman (Mk 7:24-31)"