Aksara ini berjenis abugida yang merupakan keturunan dari aksara Brahmi, berkaitan erat dengan aksara Baybayin, dan terkenal karena biasanya vertikal tetapi ditulis ke atas, bukan ke bawah seperti hampir semua aksara lainnya. Aksara ini biasanya ditulis di bambu dengan mengiris huruf dengan pisau.[2][3] Tulisan Hanunó'o yang paling sering digunakan masih relatif baru karena sifat yang mudah rusak dari sebuah bambu. Oleh karena itu, sulit untuk menelusuri sejarah aksara ini.[1]
Muda-mudi dari suku Hanunó'o (layqaw) mempelajari aksara ini terutama untuk menghafal lagu-lagu cinta. Tujuannya adalah untuk menghapalkan lagu sebanyak mungkin. Aksara ini juga digunakan untuk menulis surat, pemberitahuan, dan dokumen lainnya. Karakter tidak dihafal dalam urutan tertentu; peserta didik biasanya mulai dengan mempelajari cara menulis nama mereka. Tingkat melek huruf di antara orang-orang Hanunó'o sangatlah tinggi meskipun sedikit muda-mudi yang menempuh pendidikan formal.[4]
Huruf
Antropolog Belanda bernama Antoon Postma yang berkelana ke Filipina pada tahun 1950-an memperkenalkan tanda pamudpod (᜴ ) untuk mematikan konsonan.[5] (Pamudpod berfungsi layaknya virama.)
^ abPostma, Antoon (1971). "Contemporary Mangyan Scripts". Philippine Journal of Linguistics. 2 (1): 1–12.Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Rubino, Carl. "The Hanunoo Script". Ancient Scripts of the Philippines. Diakses tanggal September 2008.Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
^Conklin, Harold C. (2007). Fine Description: Ethnographic and Linguistic Essays. New Haven: Yale University Southeast Asia Studies. hlm. 320–342.
^Conklin, Harold C. (2007). Fine Description: Ethnographic and Linguistic Essays. New Haven: Yale University Southeast Asia Studies. hlm. 320–342.