Liu Hulan (刘胡兰-1932-1947), adalah seorang pahlawan remaja wanita Tiongkok pada masa perang sipil nasionalis (Guomindang) dan komunis (Gongchandang). Dilahirkan di desa Yunzhouxi, kabupaten Wenshui, Shanxi. Dia bergabung dengan komunis tahun 1946 dan menjadi sekretaris dalam Federasi Wanita Komunis. Dia terlibat aktif menggalang dukungan dari orang-orang di kampungnya untuk mendukung Partai Komunis.
12 Januari 1947, tentara Guomindang mengepung desa tempat tinggalnya. Mereka menyita hasil pertanian rakyat dan mengumpulkan seluruh penduduk di balai desa. Komandan Guomindang menanyakan siapa saja di antara mereka yang anggota Partai Komunis, semua diam tidak menjawab. Maka komandan itu memerintahkan seorang pengkhianat di antara mereka untuk mengidentifikasi orang-orang yang terlibat Partai Komunis. Beberapa orang, termasuk Liu teridentifikasi dan dipisahkan dari rombongan penduduk. Melihat Liu yang masih muda, komandan Guomindang itu mencoba membujuknya agar berubah pikiran dan mengatakan siapa saja di antara penduduk yang belum teridentifikasi sebagai anggota komunis, namun Liu tetap tidak buka mulut.
Dengan kesal, komandan itu memerintahkan anggota komunis lainnya dipenggal di depan mata Liu dengan tujuan menakut-nakuti. Setelah semuanya dihukum mati, komandan itu memberinya satu kesempatan terakhir pada Liu, namun Liu dengan tenang berjalan ke arah pisau pemenggal setelah memberi salam perpisahan pada para penduduk desanya. Setelah Tiongkok Komunis/ Tiongkok berdiri, pemerintah membangun sebuah monumen untuk mengenang pengorbanannya. Tahun 1957, sebuah tugu peringatan untuknya dibangun di kabupaten Wenshui, Shanxi. Mao Zedong sendiri yang menuliskan catatan kenangan untuknya yang berbunyi ‘hidup agung dan kematian mulia’ (生的伟大,死的光荣).