Saparua adalah salah satu pulau yang ada di Kepulauan Maluku. Bersama dengan Haruku, Nusalaut dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, Saparua merupakan bagian dari Pulau-Pulau Lease, yang merupakan Gugus Pulau VII dalam konsep pembangunan ekonomi Maluku.
Nama
Nama Saparua disebut-sebut berasal dari kata sopano dan lua yang artinya dua buah sampah. Konon bentuk Pulau ini seperti dua buah sampan terbalik. Menurut cerita di Negeri Saparua, nama negeri dan pulau berasal dari percakapan antara orang yang sudah lebih dahulu berdiam di sana dengan para pendatang yang menyambangi pulau menggunakan sampan. Dialog mereka kira-kira berbunyi, sapa (siapa di sana) yang dijawab rua' (dua). Pada masa Portugis, Pulau Saparua dikenal dengan nama Liace atau Lease. Lease sendiri terinspirasi dari nama salah satu permukiman besar di tepi Teluk Saparua, yakni Sirisori atau Soreçore.
Geografi
Pulau ini dilihat dari citra satelit sekilas menyerupai huruf H, diapit oleh dua buah teluk, masing-masing Teluk Tuhaha di sisi utara dan Teluk Saparua di sisi selatan, menyisakan bagian tengah pulau yang berbentuk seperti tanah genting. Pedalaman pulau berbukit-bukit dengan sedikit dataran rendah yang datar pada area pesisir. Pesisir yang dibatasi oleh Teluk Saparua umumnya berbatu-batu dengan sedikit saja bagian yang berpasir. Sebaliknya, pesisir yang dibatasi Teluk Tuhaha cenderung lebih datar dan relatif luas.
Tanah genting Saparua yang saat ini berada dalam administrasi Negeri Tiouw dan Saparua menghubungkan empat bagian pulau. Pada bagian barat laut terdapat Jazirah Kulur-Pia, dan pada bagian barat daya terdapat Jazirah Booi-Paperu. Sementara itu, pada bagian timur laut terdapat Jazirah Hatawano, dan pada bagian tenggara/selatan terdapat Jazirah Tenggara, yang dikenal pula sebagai Jazirah Honimua.
Titik terujung Jazirah Booi-Paperu adalah Tanjung Booi yang berada di kaki Gunung Booi (300 mdpl), yang menurut salah satu publikasi tahun 1926 merupakan titik tertinggi di Saparua. Namun, status Gunung Booi sebagai titik tertinggi di Saparua berkontradiksi dengan data yang ditemukan dalam publikasi Amerika Serikat yang berjudul Sailing Directions for New Guinea: Includes Halmahera and Islands Southward (1976) yang memuat data dari tahun 1952. Dalam publikasi tersebut disebutkan bahwa Gunung Booi adalah titik tertinggi kedua di pulau, dengan ketinggian 1.063 kaki. Ada pun titik tertinggi adalah Gunung Tahuku, dengan ketinggian 1.181 kaki.
Administrasi
Saparua awalnya terdiri dari satu kecamatan saja, Kecamatan Saparua. Kecamatan yang bernama sama tersebut bahkan wilayahnya juga mencakup Nusalaut yang memekarkan diri pada 2011 membentuk kecamatan tersendiri. Pada tahun 2012, giliran bagian timur pulau ini yang dimekarkan untuk membentuk Kecamatan Saparua Timur.[6] Hal ini menjadikan Pulau Saparua memiliki dua kecamatan dengan 16 negeri, satu negeri administratif, dan satu dusun atau kampong sehingga totalnya mencapai 18 buah, jumlah yang tidak berubah setidaknya sejak 1886. Kecamatan Saparua membawahi tujuh negeri, sedangkan Saparua Timur membawahi sembilan negeri, dan satu negeri administratif.[8] Satu dusun, yakni Pia berada di bawah administrasi Sirisori Amalatu sebagai negeri induk.
Berikut adalah nama-nama negeri dan negeri administratif di Pulau Saparua.
- Booi dengan teun Soumahu Amanolatu
- Haria dengan teun Leawaka Amapatti
- Kulur dengan teun Uru Haite Siralouw atau Ama Ulu
- Paperu dengan teun Tounusa Amalatu
- Porto dengan teun Samasuru Amalatu Poru Amarima
- Saparua dengan teun Pisarana Hatusiri Amalatu, berkedudukan sebagai ibu kota kecamatan
- Tiouw dengan teun Lounusa Hatalepu Amapatti
- Iha dengan teun Ulupalu Amalatu
- Ihamahu dengan teun Noraito Amapatti
- Itawaka dengan teun Leilisal Beinusa Amapatti
- Nolloth dengan teun Titasomi Kakerissa Louhata
- Ouw dengan teun Lisaboli Kakelisa
- Sirisori Amalatu dengan teun Louhata
- Sirisori Islam dengan teun Louhata
- Tuhaha dengan teun Beinusa Amalatu, berkedudukan sebagai ibu kota kecamatan
- Ullath dengan teun Beilohy Amalatu
Referensi
Daftar Pustaka