Film ini menceritakan tentang spesies Borg yang kembali berusaha mengambil alih planet bumi dari manusia serta mengasimilasi seluruh peradabannya. Saat rencana mereka hampir gagal, mereka melakukan perjalanan waktu ke masa lalu untuk mencegah first contact umat manusia dengan peradaban alien; mencegah terbentuknya United Federation of Planets. Awak USS Enterprise-E, dipimpin Kapten Jean-Luc Picard, mengikuti Borg ke masa lalu untuk menyelamatkan umat manusia dan masa depan mereka.[2]
First Contact mencetak rekor $30,7 juta pada akhir pekan peluncurannya. Film ini meraup $92 juta di Amerika Serikat dan $57,4 di negara lainnya; dijumlahkan $146 juta dari seluruh dunia. Kritikus film pada umumnya memberikan tanggapan positif. Roger Ebert menganggap First Contact sebagai salah satu film Star Trek terbaik. Penampilan Borg dan efek khusus sangat dipuji, sedangkan karakterisasi dipandang cukup baik.
First Contact dinominasikan untuk Academy Award tata rias terbaik dan memenangkan tiga Saturn Awards. Film ini sudah dirilis dalam berbagai bentuk: tape video, LaserDisc, DVD, dan Blu-Ray. Analisis yang lebih mendalam menekankan pada Borg dan menempatkan KaptenJean-Luc Picard dengan Ahab karangan Herman Melville.
Alur cerita
Kapten Jean-Luc Picard terbangun dari mimpi buruk tentang penawanan Borg atas dirinya enam tahun yang lalu. Beberapa saat setelah ia terbangun, ia diberitahu Admiral Hayes bahwa Borg sedang menyerang bumi. Namun, ia memerintahkan pesawat Picard, USS Enterprise-E) untuk berpatroli di zona netral karena ia khawatir bahwa Romulan akan memanfaatkan momen ini untuk menyerang Federasi. Sebenarnya, Starfleet khawatir Picard terlalu emosional untuk terlibat dalam pertempuran tersebut. Namun, setelah Picard mengetahui bahwa Starfleet hampir kalah dalam pertempuran tersebut, Enterprise melanggar perintah dan terbang dengan kecepatan warp maksimum ke bumi. Enterprise datang tepat pada waktunya untuk menyelamatkan USS Defiant beserta kaptennya, Letnan Komandan Worf.
Setelah menyelamatkan Worf dan kru USS Defiant, Picard mengambil alih komando armada yang tersisa dan memerintahkan mereka untuk menembaki suatu titik di kubusBorg yang sekilas terlihat tidak penting.[3] Ternyata, titik tersebut adalah titik lemah dari kubus Borg. Kubus tersebut berhasil dihancurkan setelah meluncurkan sebuah pesawat yang lebih kecil. Enterprise mengejar kapal Borg yang melarikan diri ke sebuah pusaran. Saat kapal Borg menghilang kedalam pusaran, Enterprise menyadari bahwa bumi telah dikuasai dan dihuni oleh Borg. Ternyata, Borg telah melakukan perjalanan waktu untuk mengubah sejarah. Enterprise pun mengikuti kapal tersebut kedalam pusaran waktu dan tiba pada ratusan tahun yang lampau, tepatnya 4 April 2063, satu hari sebelum umat manusia pertama kalinya bertemu dengan alien.[2] Borg ingin menggagalkan first contact umat manusia dengan menggagalkan percobaan warpZefram Cochrane.
Setelah menghancurkan kapal Borg, beberapa kru Enterprise dirikim ke bumi, tepatnya Montana, lokasi Zefram Cochrane membuat pesawat Phoenixnya; pesawat bumi pertama yang dapat terbang dalam kecepatan warp. Asisten Cochrane, Lily Sloane dikirim kembali ke Enterprise untuk mendapatkan perawatan medis. Picard juga ikut kembali ke Enterprise dan menugaskan Komandan William T. Riker untuk tetap tinggal di bumi guna memastikan Phoenix terbang seperti yang direncanakan.[4]
Pada abad saat kru Enterprise hidup, Cochrane adalah seorang sosok pahlawan. Namun, Cochrane pada abad ke-21 menolak untuk menjadi sosok pahlawan; ia melarikan diri. Namun akhirnya ia berhasil dibujuk untuk melanjutkan proyek Phoenix agar tetap terbang pada tanggal 5 April 2063. Sementara itu, Enterprise disusupi sekelompok kecil Borg mulai dari dek bawah. Mereka berencana untuk mengasimilasi awak Enterprise. Sebuah tim yang dipimpin Picard berusaha mencapai dek mesin di bagian bawah kapal untuk menghancurkan Borg dengan gas korosif, akan tetapi mereka terdesak mundur. Bahkan, Data tertangkap.
Para Borg terus berekspansi menguasai Enterprise, dek demi dek. Salah satunya adalah ruang medis tempat Lily dirawat. Saat semua orang di ruang medis dievakuasi, Lily memisahkan diri. Ia sangat ketakutan dan memaksa Picard untuk mengembalikannya ke bumi, tetapi Picard berhasil meraih kepercayaan Lily. Lalu, mereka kabur dari kejaran Borg dengan memanfaatkan dek hologram. Di sana, mereka menemukan rencana Borg yang sesungguhnya: memanggil rekan-rekan mereka di KuardanDelta dengan memodifikasi piringan deflektor Enterprise.[4] Picard, Worf, dan Letnan Hawk berjalan keluar dari Enterprise dengan pakaianluar angkasa untuk menghentikan upaya Borg memanggil bantuan dengan menggunakan piringan deflektor. Deflektor tersebut berhasil dihancurkan, akan tetapi Letnan Hawk tertangkap dan diasimilasi Borg.
Borg terus menguasai dek Enterprise satu-persatu tanpa perlawanan berarti dari awak Enterprise. Worf menyarankan untuk menghancurkan pesawat tersebut agar tidak diambil alih oleh Borg, akan tetapi Picard dengan marah menuduhnya sebagai pengecut. Sloane balik menuduh Kapten Picard bertindak irasional karena ingin membalas dendam terhadap Borg. Picard sadar, memerintahkan aktivasi perintah penghancuran pesawat, dan meminta maaf kepada Worf. Ketika semua awak Enterprise menyelamatkan diri, Picard memutuskan untuk tetap tinggal dan menyelamatkan temannya, Data.[5]
Ketika Cochrane, Riker, dan Geordi La Forge sedang mempersiapkan aktivasi mesin warp Phoenix, Picard menyadari bahwa Borg sudah memberikan kulit manusia kepada Data dengan harapan Data akan memberikan kode enkripsi Enterprise. Walaupun Picard menawarkan pertukaran dirinya dengan Data, Data menolak untuk pergi, bahkan mematikan perintah penghancuran pesawat dan menembakkan torpedo ke Phoenix. Namun, torpedo tersebut meleset dan Ratu Borg baru menyadari bahwa Data telah menghianatinya.[5] Data merusak sebuah tangki yang berisi gaskorosif. Para Borg pun mati karena komponen biologis mereka rusak akibat gas tersebut sementara Cochrane telah menyelesaikan penerbangan warpnya yang bersejarah.[2]
Keesokan harinya, dari kejauhan,awak Enterprise melihat bangsa Vulcan yang tertarik dengan penerbangan warp Phoenix mendarat di bumi. Cochrane dan Sloane menyambut alien tersebut. Setelah memastikan bahwa mereka telah memperbaiki sejarah, awak Enterprise pergi diam-diam dan kembali ke abad ke-24.[2]
Patrick Stewart memerankan Jean-Luc Picard, kapten USS Enterprise-E yang dihantui ingatan masa lalunya saat ditawan dan dijadikan Borg. Stewart adalah salah satu aktor yang aktif berperan dalam pembuatan naskah film ini, mengingat komentar dan saran yang diberikannya saat pembuatan naskah.[7] Karakter Picard berubah dari karakter yang diliputi kecemasan menjadi karakter pahlawan yang lebih aktif apabila dibandingkan dengan kebiasaan Picard di film seri televisi Star Trek.
Brent Spiner memerankan android Data. Pada akhirnya, ia berhasil menepis rumor yang menyatakan bahwa aktor lain dapat menggantikan dirinya karena pada akhir cerita sebagian besar wajah Data sudah diganti.[8]
LeVar Burton memerankan Geordi La Forge, kepala mesin USS Enterprise-E. La Forge adalah karakter yang buta sehingga harus memakai visor untuk melihat. Burton berusaha agar La Forge tidak perlu memakai visor agar ia dapat lebih bebas berakting. Akhirnya usul tersebut disetujui dan visor La Forge diganti dengan alat bantuan pengelihatan yang tertanam di dalam dirinya.[7]
Gates McFadden memerankan Beverly Crusher, dokter pesawat. McFadden berpendapat bahwa dalam film Star Trek VIII: First Contact perempuan baru sejajar dengan laki-laki. "Kita sudah lama menantikan ini sejak Christine Chapel pada tahun 1960-an menjadi suster di Enterprise dan harus mewarnai rambutnya menjadi pirang.[9]
Konselor kapal Deanna Troi diperankan oleh Marina Sirtis. Troi ingin bekerja di seri televisi, dan ia sangat menyadari bahwa harapan dan taruhan publik terhadap First Contact sangat tinggi. "Kami khawatir publik akan berpikir bahwa kami tidak dapat melakukan pembuatan film ini tanpa pemeran utama Star Trek: The Original Series." [10]
Michael Dorn memerankan Worf, kepala keamanan Enterprise dan komandan USS Defiant. Defiant mengalami kerusakan sangat parah saat bertempur dengan Borg namun masih bisa diselamatkan. Pada awal rencana pembuatan film, Defiant akan dihancurkan oleh Borg, akan tetapi produser eksekutif Deep Space Nine Ira Steven Behr keberatan dan ide tersebut dibatalkan.
James Cromwell memerankan Zefram Cochrane, pilot dan pembuat pesawat warp pertama dari Bumi. Karakter Zefram Cochrane pertama kali tampil pada Star Trek: The Original Series episode Metamorphosis, diperankan oleh Glenn Corbett.[11] Cochrane yang diperankan Cormwell jauh lebih tua dan tidak mirip dengan Cochrane yang diperankan Corbett, akan tetapi hal ini tidak menjadi masalah bagi pihak pembuat film.[12] Mereka ingin Cochrane menjadi karakter yang mengalami perubahan secara drastis dari pemabuk yang egois melalui pertemuannya dengan karakter lainnya. Walaupun karakter Cochrane ditulis dengan membayangkan Cromwell, penggemar berat Star Trek, Tom Hanks sebenarnya sudah terlebih dahulu dikontrak oleh Paramount untuk memerankan Cochrane, namun tidak dapat melakukannya karena sudah terikat kontrak dengan pembuatan That Thing You Do!.[11] Frakes berkomentar bahwa apabila Cochrane diperankan oleh Tom Hanks, itu adalah kesalahan yang fatal karena Tom Hanks sangat terkenal. Cromwell sudah pernah berperan dalam beberapa film Star Trek sebelumnya, seperti Star Trek: The Next Generation episode The Hunted,Star Trek: The Next Generation episode Birthright, dan Star Trek: Deep Space Nine. "Cromwell sebenarnya masuk dan membaca bagian itu" kata Frakes. Cromwell berkata bahwa untuk memerankan Cochrane ia harus memerankan dirinya sendiri. Cromwell sangat tertarik pada Center for the Study of Extraterrestrial Intelligence Steven M. Greer yang menawarkan pelatihan skenario pertemuan pertama.[13]
Alfre Woodard memerankan Lily Sloane, asisten Cochrane. Saat Frakes pertama kali pindah ke Los Angeles, Woodard adalah salah satu orang yang pertama kali Frakes temui. Woodard berkata bahwa ia dapat menjadi nenek Frakes saat pesta barbercue. Karena hubungan itulah, Frakes memperkerjakan Woodard pada film Star Trek VIII: First Contact. Woodard mengangggap Lily adalah karakter yang paling mirip dirinya sepanjang ia berakting.[14]
Alice Krige memerankan RatuBorg. Alice Krige dipilih karena cukup seksi, misterius, dan kelihatan berbahaya serta pengalamannya berakting dalam film Ghost Story. Bahkan, Krige dianggap sebagai aktris Star Trek yang paling seksi. Krige harus merasakan ketidaknyamanan saat pembuatan film ini karena kostumenya yang terlalu ketat dan lensa kontak silver yang harus dilepas setiap empat menit karena menyebabkan matanya mengalami iritasi.
Neal McDonough memerankan Sean Hawk, navigator Enterprise yang bertanggungjawab atas pertahanan kapal tersebut sampai ia dibunuh Borg. McDonough berkata, "Karena salah satu orang harus mati saat menghadapi Borg untuk menghancurkan piringan deflektor, itu pasti saya."[13]
Whoopi Goldberg tidak diminta untuk memerankan Guinan.[16] Guinan adalah penjaga bar bijak yang planetnya dihancurkan Borg.[17] Goldberg hanya mengetahui hal tersebut melalui koran. "Apa yang bisa kulakukan? Aku ingin berakting dalam film tersebut karena menurutku dia tidak dapat melakukan sesuatu mengenai Borg tanpa diriku. Namun, karena kelihatannya mereka bisa, jadi mereka tidak memerlukanku," kata Whoopi."[18]
Michael Horton memerankan petugas Starfleet yang bertugas pada bidang pertahanan. Karakternya yang memberikan ide nama Daniel pada film Star Trek berikutnya.[15]
Produksi
Pengembangan
Pada bulan Februari 1995, dua bulan setelah film Star Trek: Generations dirilis, Paramount memutuskan untuk membuat sekuel dari film tersebut. Ditunjuklah Brannon Braga dan Ronald D. Moore yang sudah membuat film tersebut serta beberapa film seri televisi Star Trek: The Next Generation untuk membuat film layar lebar Star Trek ke-8.[19] Dijadwalkan film tersebut akan dirilis pada liburan musim dingin tahun 1996.[15][19]
Produser Rick Berman memberi tahu keduanya bahwa ia ingin sebuah alur cerita yang melibatkan perjalanan waktu. Sementara itu, Braga dan Moore ingin menekankan peran Borg. Moorepun mengutarkan idenya untuk menampilkan perjalan waktu dan juga Borg dalam satu film.[15] Borg belum pernah menjadi karakter utama sampai tahun ke-4 seri televisi TNG episode "The Best of Both Worlds". Hal tersebut dikarenakan diperlukan biaya besar untuk menampilkan Borg dan belum tentu respon penonton akan positif. Tapi, ternyata Borg menarik banyak perhatian para penggemar.[15]
Dalam usaha untuk menggabungkan kedua ide, tercetuslah ide untuk menjadikan perjalanan waktu sebagai usaha Borg mencegah manusia mencapai luar angkasa dan menjadi ancaman bagi mereka.[15] "Tujuan utama kami adalah membuat cerita fantastis dan naskah yang dapat direalisasikan menjadi sebuah film, mengingat anggaran yang terbatas untuk film-film Star Trek", kata Berman.[20] Namun, terdapat sebuah pertanyaan besar. Periode manakah dari peradaban manusia yang ingin dicegah oleh para Borg? Pada awalnya, Berman menyarankan masa Renaisans. Borg akan berusaha untuk mencegah modernisasi di Eropa. Rancangan cerita pertama, Star Trek: Renaissance menceritakan tentang para kru Enterprise yang melacak para Borg sampai ke penjara bawah tanah sebuah kastil pada abad ke-15. Bahkan, Data akan magang kepada Leonardo Da Vinci. Namun, menurut Moore, ide tersebut terlalu berisiko sehingga dibatalkan.[15] Bragapun mengutarkan ide kedua, kelahiran Star Trek, pertemuan pertama Vulcan dan umat manusia. "Hal tersebut akan membuat perjalanan waktu tetap segar dan orisinil", kata Braga.[19]
Setelah ide pokok dari film ini didapatkan, mulailah dicari sentral dari cerita ini, dan ditentukan bahwa uji coba mesin warp Cochrane dan kontak pertama umat manusia akan menjadi bagian sentral. Selaras dengan film-film seri televisi Star Trek, Cochrane tinggal di Montana pada pertengahan abad ke-21. Umat manusia sedang berusaha untuk pulih dari perang dunia ketiga. Didapatkanlah dua ide lagi. Ide pertama, Borg menyerang labotarium Cochrane dan meninggalkan para ilmuwan dalam keadaan pingsan. Picard datang dan meyakinkan Cochrane untuk melanjutkan percobaannya.[15] Dalam versi ini, Picard jatuh cinta kepada fotografer lokal Ruby, sedangkan Riker memimpin perlawanan terhadap Borg di Enterprise.[21] Karakter Q juga tampil dalam versi ini.[22]
Setelah dianalisis lebih lanjut, mereka memutuskan untuk menukar peran Picard dan Riker. "Tidak masuk akal apabila Picard, satu-satunya orang yang telah membuat sejarah dengan Borg, tidak pernah bertatap muka dengan mereka," kata Braga. Selain itu, Braga dan Moore lebih fokus kepada Cochrane, menjadikannya sebagai pahlawan masa depan Star Trek yang berawal dari orang yang nakal; senang musik rock dan mabuk-mabukan. Akhirnya, ide kedua diputuskan untuk dipakai dan diberi judul Star Trek: Resurrection.[21] Pembuatan film ini diberi anggaran sebesar $ 45 juta, jauh lebih tinggi daripada Generations sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada laga-laga aksi dan efek spesial.[23][24][25][26][27]
Braga dan Moore ingin agar film ini dapat dimengerti dan dinikmati para penonton awam sekaligus memuaskan penggemar setia Star Trek. Untuk memberikan penyesuaian terhadap peran Picard yang berubah drastis sejak ia diasimilasi Borg dalam Star Trek: The Next Generation episode "The Best of Both Worlds", pada prolog film ia digambarkan sedang bermimpi, mengenang masa-masa dirinya saat menjadi bagian dari Borg.[19] Pada film ini juga ditambahkan karakter baru, RatuBorg berdasarkan saran dari pemimpin Paramount agar lebih dramatis.[19]
Jonathan Frakes dipilih untuk menyutradarai film ini. Padahal, pada pilihan-pilihan pertama, Ridley Scott dan John McTiernan sudah terpilih lebih dahulu untuk menjadi sutradara.[26] Namun, menurut Stewart, mereka tidak mengerti Star Trek.[28] Karena itulah Frakes kembali menjadi sutradara dalam film ini.[29] Frakes menuturkan bahwa ia harus mulai bekerja jam 6:30 setiap harinya.
Pada film sebelumnya, Star Trek: Generations, naskah film bocor di internet. Karena itu, untuk mengantisipasi hal yang sama terjadi pada First Contact, beberapa lembar naskah didistribusikan dalam lembaran berwarna merah. Frakes berkata, "Kami sangat sulit membacanya."[30]
Frakes sudah menyutradari banyak episode dari Star Trek: The Next Generation,Star Trek: Deep Space Nine, dan Star Trek: Voyager, tetapi First Contact adalah film pertamanya.[31] Biasanya, Frakes mendapat tujuh hari untuk persiapan lalu tujuh hari untuk syuting episode televisi. Pada First Contact, Frakes mendapat sepuluh minggu persiapan sebelum dua belas minggu syuting. Salah satu hal yang menyusahkannya adalah rasio anamorphic 2,35:1 yang berbeda jauh dari rasio standar televisi, 1.33:1.[32] Untuk mempersiapkan diri, ia juga menonton film beberapa film seperti Jaws, Close Encounters of the Third Kind, 2001: A Space Odyssey, dan beberapa film lainnya yang dibuat oleh James Cameron dan Ridley Scott.[26]
Walaupun banyak ide judul yang sudah diutarkan, seperti Star Trek: Borg, Star Trek: Destinies, Star Trek: Future Generations, Star Trek: Generations II,[33] dan Star Trek: Resurrection, akan tetapi tidak ada satupun yang dipakai. Apalagi, Fox merilis film dengan nama Aline Resurrection. Akhirnya, film ini dinamai ulang First Contact dan dirilis pada tanggal 3 Mei 1996.[34]
Desain
First Contact adalah salah satu film Star Trek pertama yang menggunakan efek digital sepenuhnya dibandingkan dengan miniatur fisik. Dengan hancurnya Enterprise-D dalam film Star Trek: Generations, maka desainer Herman Zimmerman diberi tugas untuk membuat model Enterprise yang baru. Satu-satunya petunjuk baginya adalah naskah yang berbunyi bahwa Enterprise yang baru dan langsing keluar dari nebula.[21] Ia pun bekerja dengan ilustrator John Eaves, dan mereka mengomentari hasil kerjanya sebagai pesawat yang lebih langsing dan cukup kejam untuk mengatasi ancaman Borg yang dapat dibayangkan.[6] Braga dan Moore ingin agar Enterprise-E lebih militeristik.[19] Eavespun melihat sejarah pesawat luar angkasa Enterprise dan memutuskan untuk membuat pesawat yang lebih aerodiamis dan berkemampuan perang lebih baik daripada Enterprise-D. Leher pesawat diperpendek sedangkan bagian belakang diperpanjang. Eaves membuat 30 sampai 40 sketsa sampai akhirnya ia menemukan desain yang ia anggap cocok.
Industrial Light & Magic mengerjakan miniatur berdasarkan konsep dari Paramount selama lima bulan, terdiri atas bahan dari kayu dan alumunium. Panel pada model miniatur dibuat lebih bertekstur.[35] Saat membuat model, ditemui beberapa kesulitan seperti penggunaan fiberglass yang ditujukan untuk menghemat biaya tidak cocok. Akhirnya, ILM memutuskan untuk memotong jendela-jendela dengan laser. Beberapa trik, seperti menggunakan layar-layar juga digunakan agar interior terlihat lebih nyata.[35]
Pada film-film sebelumnya, pesawat luar angkasa Starfleet direpesentasikan oleh kelas konstitusi, miranda (USS Reliant), excelsior (USS Excelsior), oberth (USS Grissom), galaxy (Enterprise-D), dan nebula. Menurut supervisor ILM, John Knoll, pada First Contact harus ada desain baru karena Starfleet akan menggunakan segala upaya untuk melawan Borg. Desain baru itu tidak perlu sepenuhnya dibangun dari nol, melainkan dengan memodifikasi desain sebelumnya karena akan menggunakan model digital, bukan model fisik. Alex Jaeger ditunjuk untuk menjadi direktur efek visual dan diberi tugas untuk membuat empat desain pesawat luar angkasa. Knoll dan Jaeger memutuskan bahwa bagaimanapun desain pesawat yang mereka buat harus mengikuti tradisi yang sudah ada, seperti bagian piringan dan mesin warp.[36] Pesawat luar angkasa kelas akira didesain tradisional, sedangkan kelas norway meniru desain USS Voyager. Saber dibuat sedikit lebih kecil, dan kelas steamrunner memiliki nacelle kembar yang dihubungkan di bagian belakang. Semua desain pesawat luar angkasa dibuatkan model tiga dimensi yang terbuat dari kawat.[37]
Selain itu, juga dibutuhkan desain pesawat kecil non-Starfleet, seperti pesawat warp perdana Phoenix yang didesain seperti misil nuklir. Eaves menekankan aspek mekanik pada "Phoenix" untuk meyakinkan penonton bahwa pesawat tersebut masih eksperimental. Untuk desain pesawat Vulcan, Eaves lebih menekankan aspek artistik, atau bahkan hiburan mengingat kehadiran pesawat Vulcan yang sangat jarang. Pesawat Vulcan hanya dua kali tampil secara eksplisit, salah satunya pada film layar lebar Star Trek I: The Motion Picture. Karena itu, desain kali ini menggabungkan dua binatang: bintang laut dan kepiting. Namun, karena keterbatasan biaya pula, desain ini hanya dibuat di komputer. Hanya bagian-bagian yang digunakan para pemain untuk berinteraksi dalam film yang dibuatkan model fisik.
Interior Enterprise didesain ulang total. Anjungannya diberi warna yang tidak mencolok dan nyaman.[38] Seluruh awak anjungan dapat melihat kapten yang duduk sendirian di tengah. Layar holografis didesain lebih besar dan hanya menyala bila diaktifkan. Bila tidak, hanya terdapat sebuah dinding kosong. Layar komputer juga datar sehingga menghemat tempat dan memberikan kesan lapang. Monitor yang baru juga memiliki fitur memutar ulang video.[39]
Ruangan pribadi kapten dibuat lebih besar dengan sebuah model tiga dimensi Enterprise dalam sebuah kotak kaca di salah satu sudut. Dek observasi tidak mengalami perubahan signifikan. Areal mesin terdiri atas tiga dek dengan sebuah koridor, lobby, dan mesin warp.[40] Untuk adegan dek mesin yang borgified, ditambahkan sebuah meja asimilasi tempat Data diinterogasi Ratu Borg.[41] Untuk menghemat biaya, ruang medis menggunakan ruang medis dari USS Voyager.[40] Beberapa desain terinsiprasi dari desain film Alien, Star Wars, dan 2001: A Space Odyssey.[29]
Desain untuk adegan berjalan di luar angkasa mungkin salah satu pekerjaan paling menantang. Pertama-tama, mereka harus mendesain baju luar angkasa yang proporsional dan juga nyaman digunakan. Karena itu, mereka memasang sebuah kipas di dalam baju, dan lampu neon diletakkan di luar. Namun, ternyata itu belum cukup karena para aktor kesulitan untuk bernapas, bahkan Patrick Stewart sakit.[42]
Desain bagian luar pesawat dan piringan defelktor dibuat di panggung terbesar Paramount, akan tetapi tetap saja tidak cukup sehingga Zimmerman harus mengecilkannya sebesar 15%. Seperti lazimnya dalam pembuatan film, di sekelilingnya layar biru mengelilingi.[38][43]
Kostum dan tata rias
SeragamStarfleet yang baru didesain dalam jangka waktu cukup panjang oleh Bob Blackman. Bob juga mengurus kostum untuk seri-seri televisi Star Trek. Oleh karena itu, desain pakaian non-Starfleet diserahkan kepada Deborah Everton yang masih relatif baru dalam dunia Star Trek. Walaupun baru, ia langsung diberikan tanggung jawab untuk 800 kostum.[34][44] Everton juga diberikan tugas untuk mendesain ulang kostum Borg agar terlihat baru tetapi tidak jauh berbeda dari seri televisi. Dibuatlah kostum yang lebih tipis dan dilengkapi dengan pencahayaan serat optik.[38] Selain itu, Everton juga ditugaskan untuk membuat kostum pertengahan abad ke-21 untuk Cochrane dan teman-teman serta 1940-an untuk adegan dek hologram.[44]
Everton dengan Michael Westmore, seorang desainer tata rias wajah, Scott Wheeler, tata rias wajah, dan Jake Garber ingin mendesain ulang kostum Borg yang sudah dipakai sejak TNG musim kedua agar terlihat sebagai hasil asimilasi Borg (borgified).[34] Setiap Borg memiliki sedikit perbedaan desain. Westmore mendesain satu setiap hari agar delapan sampai duabelas aktor terlihat sebagai sepasukan Borg mengingat mahalnya biaya pembuatan kostum.[19][42] Borg yang tidak bergerak, hanya sebagai latar belakang menggunakan patung setengah jadi.[19] Alasan Westmore adalah Borg sudah menjelajahi alam semesta, sehingga tidak hanya manusia yang mereka asimilasi. Helm yang biasa dipakai para Borg pada seri televisi dilepas dan diganti dengan muka-muka yang sudah familiar: Klingon, Romulan, Bajoran, Cardassian, dan Bolian. Setiap Borg diberi sebuah mata elektronik, sedangkan kedipan cahaya dari setiap mata merupakan kode morse.[38]
Biasanya, waktu yang dibutuhkan untuk merias sebuah Borg hanya memakan waktu satu jam, tetapi pada pembuatan First Contact menjadi lima jam.[42] Westmore memperkirakan ada 50 ahli tata rias, tetapi ternyata hanya ada sekitar sepuluh, paling banyak dua puluh setiap harinya.[38] Westmore dan timnya pun harus kreatif untuk menghemat waktu. Ada sebuah kejadian lucu; mereka menggunakan pewarnaan karamel sehingga pada akhir film muka para Borg terlihat seperti dilumuri lelehan minyak. Namun, kejadian tersebut malah membuat wajah para Borg lebih sangar.[42]
Ratu Borg juga merupakan sebuah tantangan karena harus berbeda dari Borg lainnya.[34] Akhirnya, Ratu Borg memiliki penampilan abu-abu dengan wajah oval dan kabel-kabel, bukan rambut.[38] Krige berkata bahwa tim kostum dan rias bekerja sangat baik, sampai mereka ketakutan sendiri saat ia pertama kali memakai kostum tersebut.[29] Frakes berkata bahwa Ratu Borg menjadi menarik, padahal ia seharusnya tampil sebagai iblis, baik dari sisi tampilan maupun kelakukan.[28]
Zimmeran, Everton, dan Westmore juga membuat bagian dari Enterprise yang borgified, yang berarti mereka merambah ke bidang desain juga. Menurut mereka, hal tersebut dilakukan agar penonton lebih merasakan sensasi dan kehadiran Borg.
Film
Proses pengambilan gambar pada ‘’Star Trek: First Contact’’ lebih santai daripada Star Trek: The Next Generation karena jadwal yang lebih longgar. Hanya 4 halaman yang harus difilmkan setiap hari, berbanding 8 saat membuat seri televisi.[28] ‘’First Contact’’ merupakan serial Star Trek pertama yang menggunakan jasa Matthew F. Leonetti. Hal tersebut tidak terlepas dari rekomendasi Frakes yang melihat karya-karya Leonetti seperti Poltergeist dan Strange Days sangat baik adanya.
Leonetti memberikan revisi untuk system pencahayaan Enterprise, seperti operasi standar, kondisi merah, dan situasi darurat. Kebanyakan pengambilan gambar dilakukan dengan lensa anamorfik 50-70 mm, akan tetapi untuk mengambil gambar mata Borg, digunakan lensa 14 mm.
Ia lebih senang menggunakan lensa dengan jarak yang relative panjang untuk menghadirkan suasana klaustrophobia. Adegan pertarungan menggunakan kamera yang digenggam dengan tangan agar gerakan pemain dapat diikuti sehingga penonton dapat ‘terbawa’ suasana yang ada.[45] Adegan Borg mendapat respon positif dari penonton percobaan, sehingga salah satu adengan asimilasi Borg ditambahkan dengan menggunakan sisa anggaran yang masih ada.[19][46]
Dalam pembuatan film ini, banyak sekali set yang harus dibuat. Oleh karena itu, dilakukan teknik fotografi berbasiskan lokasi. Di Titan Missile Museum, selatan Tucson, Arizona dihabiskan 4 hari untuk membuat ‘’’Phoenix’’’.[47] Walaupun anggaran yang diberikan lebih besar dibandingkan dengan film-film Star Trek lainnya, keterbatasan anggaran tetaplah menjadi kendala klasik. Mustahil dengan anggaran yang terbatas untuk membangun latar dari nol. Oleh karena itu, dibuatlah latar yang besar untuk kemudahan proses pengambilan gambar. Dan, latar tersebut dibangun dari tempat peluncuran misil yang tidak dipakai sehingga lebih murah.[48]
Leonetti menggunakan trik khusus agar ‘’’Phoenix’’’ terlihat lebih panjang dan futuristic. Setiap pergerakan kamera direncanakan terlebih dahulu. Warna juga tidak hanya dibatasi metalik, akan tetapi digunakan warna-warna komplemen untuk memberikan nuansa futuristic. Lalu, digunakan lensa 30mm agar terlihat lebih panjang.
Setelah selesai mengambil gambar ‘’’Phoenix’’’, dihabiskan waktu 2 minggu untuk pengambilan gambar malam hari di Angeles National Forest. Di sana, Zimmerman membuat 14 rumah-rumah kecil. Pengambilan gambar untuk adegan Montana ini sangat disenangi para pemain karena mereka tidak memakai seragam.[46]
Terakhir, dilakukan pengambilan gambar untuk adegan novel hologram Dixon Hill. Pengambilan dilakukan di sebuah restoran ‘’art deco’’, Union Station, yang terletak di Los Angeles. Frakes ingin agar tercipta kontras yang signifikan antara latar yang ada dengan Borg yang gelap.[46]
Setelah pengambilan gambar berbasiskan lokasi, barulah pengambilan adegan-adegan di dalam Enterprise dilakukan, mulai dari dek mesin sampai anjungan.[47] Leonetti memberikan banyak perkembangan pada pencahayaan di anjungan; salah satunya lampu merah yang menyala persis saat kondisi merah diaktifkan. Untuk adegan Borg, pencahayaan hanya berasal dari lampu kondisi merah dan panel instrument.[45]
Lalu, dilakukan pengambilan gambar adegan pertarungan-pertarungan yang dikenal para kru film sebagai adegan Neraka Borg ‘’(Borg Hell)’’. Frakes menyutradarai adegan ini dengan teknik pembuatan film horor untuk menambah efek tegang.
Pada rencana awal, sinematografer ‘’’First Contact’’’ ingin agar adegan difilmkan secara hitam-putih, akan tetapi tidak disetujui eksekutif Paramount karena sifatnya masih terlalu eksperimental.[49] Karena menggunakan lampu yang sangat terang juga tidak praktis, maka Leonetti memutuskan untuk mengunakan lampu yang tidak terlalu terang yang terletak di langit-langit, serta memanfaatkan jendela-jendela bear yang ada. Lalu, tidak ada pemberian warna agar kontras tetap terjaga sehingga nuansa hitam-putih tetap terasa.
Efek
Efek dalam ‘’First Contact’’ ditangani oleh dua pihak yang berbeda. Mayoritas ditangani Industrial Light & Magic; efek-efek minor seperti tembakan ‘’phaser’’, grafis komputer, dan efek ‘’transporter’’ ditangani oleh tim visual internal pimpinan David Takemura.[44] Frakes, yang terbiasa mensutradarai seri televisi, sering teringat akan perkataan Terry Frazee, “berpikirlah besar, ledakkan semuanya.”
[46] Agar para produser dan sutradara dapat membayangkan urutan-urutan efek yang akan ditampilkan, hampir semua efek dibuatkan animasi komputer beresolusi rendah.[35]
‘’First Contact adalah film terakhir dari film-film Star Trek yang menggunakan model fisik dari pesawat ‘’Enterprise’’. Pada adegan-adegan awal, digunakan latar belakang digital dengan model fisik pesawat ‘’Enterprise’’. Dennis Turner, terbiasa membuat pita energi dan fenomena alam dalam seri televisi, bertanggungjawab untuk membuat model kluster bintang yang terinspirasi dari Nebula Elang. Kolom dan areal padat dari kluster tersebut didesain dengan menggunakan geometri kawat sedangkan ujung-ujungnya dibuat bercahaya. Untuk membuat efek turbulensi pada nebula, digunakan alat pembuat partikel yang digunakan ILM pada pembuatan film Twister. Setelah itu, barulah ‘’Enterprise’’ dimasukkan dan dicocokkan dengan latar belakang yang sudah ada terlebih dahulu.[50]
Marty Rosenberg bertanggungjawab atas miniatur, efek ledakan, dan beberapa aksi layar biru; adegan ‘’Enterprise’’ yang lewat pada pembukaan film menjadi tanggung jawabnya. Saat membuat seri televise, Rosenberg menggunakan lensa 35mm, tetapi lensa tersebut membuat piringan ‘’Enterprise’’ terlihat tertarik. Oleh karena itu, saat membuat ‘’First Contact’’, ia menggunakan lensa 50mm. Agar tidak terlihat terlalu panjang dan datar, Knoll berusaha mengambil gambar dari atas dan bawah dan menghindari pengambilan gambar dari samping.[50] Ia sangat senang membuat efek dengan model fisik karena lebih mudah untuk mendapatkan detail yang tinggi dengan model fisik apabila dibandingkan dengan menggunakan komputer.
[36]
Untuk adegan pertempuran melawan Borg, Knoll bersikeras untuk mengambil gambar dari jarak yang sangat dekat sehingga mewajibkan penggunaan model fisik.[36] ILM melapisi model 76cm mereka dengan lampu neon dan lima inci kuningan agar model tersebut memiliki pencahayaan internal. Untuk membuat pesawat tersebut terlihat besar, Knoll mengambil gambar dengan memposisikan kamera seperti haluan kapal dan sedikit dari ujung pesawat terkikis oleh kubus Borg. Agar kubus tersebut memiliki tekstur yang baik dan terlihat lebih dalam, ia menggunakan pencahayaan yang lebih kasar.[50] “Saya menyelesaikan adegan ini dengan metode yang agak aneh, tiga perempat cahaya berasal dari kanan atau kiri sehingga harus diseimbangkan dengan net dan sedikit pencahayaan tambahan. Saya juga ingin agar adegan ini terlihat lebih misterius dan menakutkan sehingga saya harus selalu menggunakan sudut dutched, tidak pernah secara langsung.”[51]
Kubus Borg hanya diberikan sedikit pencahayaan sehingga terlihat kontras, terutama dalam skala, dengan pesawat federasi. Bahkan, kubus tersebut difilmkan dengan lebih lambat agar terlihat lebih kontras lagi terhadap pesawat federasi yang menyerang kubus tersebut dengan cepat. Untuk adegan final saat kubus tersebut meledak, Rosenberg menggunakan model 76 cm dengan peledak kecil di bagian kulitnya. Kubus tersebut diletakkan 60 kaki diatas kamera yang dilindungi dengan kaca pengaman. Pesawat Borg yang lebih kecil dan berbentuk bola menggunakan model 30 cm dan difilmkan terpisah dengan kubus. Untuk adegan perjalanan waktu pesawat bola, ia mensimulasikan efek roket. Pencahayaan selanjutnya pada pesawat Enterprise yang mengikuti bola tersebut ke masa lalu menggunakan komputer.[51]
Miniatur ‘’Enterprise’’ digunakan lagi pada adegan berjalan di luar angkasa. Namun, terdapat kesulitan untuk menghadirkan kesan realistis, bahkan apabila menggunakan model terbesar saat memfilmkan dari jarak dekat.[51] Oleh karena itu, kamera diposisikan seperdelapan inci dari model. Ahli pewarnaan Kim Smith menghabiskan beberapa hari untuk menambahkan sedikit detail pada areal yang sangat kecil, akan tetapi usaha ini belum mencukupi. Oleh karena itu, digunakan lensa dengan sudut yang lebih lebar dan f-stop tertinggi yang bisa dilakukan. Adegan berjalan di luar angkasa akhirnya ditambahkan secara digital. Mereka menggunakan lapangan parkir ILM pada malam hari dengan membuat layar biru.[43]
ILM juga ditugaskan untuk menangani adegan kru ‘’Enterprise’’ yang diasimilasi begitu tertangkap Borg. Jaeger menanamkan kabel yang biasa digunakan pada Borg pada leher kru tersebut. Pipa yang mirip dengan cacing juga dibenamkan dan alat mekanis merobek kulit keluar. Adegan ini dibuat seluruhnya dengan komputer. Pipa cacing dibuat di wajah lalu digunakan untuk seluruh tubuh. Perbedaan warna kulit juga disimulasikan dengan efek shader pada komputer.
[52]
Musik
Musik First Contact dikomposisi oleh Jerry Goldsmith, ketiga kalinya untuk film layar lebar Star Trek. Goldsmith memulai komposisinya dengan secuplik tema klasik Star Trek karya Alexander Courage.[53] Goldsmith tidak menekankan karyanya pada Borg, melainkan pada harapan umat manusia terhadap kontak pertama dengan alien. Musik First Contact
'pun bernuansa pastoral dan persahabatan.[54][55] Mars dengan synthesizer bar dimulai saat Borg tampil. Untuk menggambarkan Worf yang berspesies Klingon, masih digunakan tema klasik mars Klingon dari Star Trek I: The Motion Picture. Selain itu, masih banyak sepenggal lagu dari film tersebut yang digunakannya.[53]
Karena film Paramount lainnya, The Ghost and the Darkness mengalami penundaan, waktu produksipun dikurangi dari empat minggu menjadi tiga minggu. Saat Berman sedang memikirkan filmnya,[56] Goldsmith meminta bantuan anaknya, Joel.[54] Joel membantu ayahnya menulis lagu untuk First Contact berdasarkan keinginan ayahnya.[53][57] Joel mengaransemen variasi musik Borg melawan Klingon milik ayahnya untuk digunakan saat adegan pertarungan Worf dan para Borg.[55] (Joel mengatakan bahwa tema itu juga digunakan sekaligus untuk adegan Worf lainnya).[58] Joel lebih banyak membantu ayahnya untuk musik saat adegan aksi, sedangkan ayahnya membuat musik untuk adegan berjalan di luar angkasa dan peluncuran Phoenix. Saat adegan pertarungan untuk menghancurkan piringan deflektor, Goldsmith menggunakan alat musik elektronik dengan suara halus serta string.[55]
First Contact melanggar tradisi film-film Star Trek dengan menggunakan dua buah lagu berlisensi, Ooby Dooby (Roy Orbison) dan Magic Carpet Ride (Steppenwolf). Presiden GNP Cresendo Record Co. berkata bahwa walaupun keputusan tersebut kontroversial, akan tetapi penyimpangan terhadap tradisi yang dilakukan Frakes ternyata sangat baik. Maka, pada akhirnya ia menyutujui penggunaan kedua lagu berlisensi tersebut.[59]
GNP merilis album musik First Contact pada 2 Desember 1996.[59] Album tersebut panjangnya 51 menit, dengan 35 menit karya Jerry Goldsmith dan 10 menit karya Joel, "Ooby Dooby", dan "Magic Carpet Ride". Album tersebut juga memuat berbagai fitur CD-ROM yang hanya dapat diakses dengan menggunakan komputer.[60] Fitur-fitur tersebut termasuk wawancara dengan Berman, Frakes, dan Goldsmith.[59]
Tema
Frakes percaya bahwa tema utama atau inspirasi dari Star Trek secara keseluruhan dan First Contact secara khusus adalah loyalitas, persahabatan, kejujuran, dan sikap saling menghormati. Hal tersebut dibuktikan dalam film ini, tepatnya saat Picard memilih untuk menyelamatkan Data daripada menyelamatkan dirinya sendiri bersama awak yang lain.
Posisi Borg, terutama dalam First Contact telah menjadi perdebatan yang hangat. Pengarang Joanna Zylinska mencatat bahwa Borg diperlakuan berbeda dengan alien lainnya dalam Star Trek. Mereka tidak ditoleransi karena mereka tidak manusiawi. Awak yang diasimilasi borg beberapa kali ditampilkan sebagai dampak buruk teknologi, bukan manusia lagi.[61] Beberapa sikap menghadapi pertemuan pertama antarspesies juga digambarkan hampir serupa dalam film lainnya seperti Independence Day dan Aliens. Bila diamati, pertemuan pertama antarspesies dalam film-film tersebut menggambarkan ketakutan akan invansi alien dan hilangnya jati diri.[62]
Tanggapan
Rilis
Tahun 1996 adalah peringatan 30 tahun Star Trek.[63]First Contact dipromosikan besar-besaran. Hal ini tidak pernah dilakukan sejak rilis Star Trek I: The Motion Picture pada tahun 1979. Musik trailer film ini adalah salah satu dari beberapa musik Star Trek terbaik.
Salah satu teknik promosi yang digunakan Paramount adalah melalui halaman web First Contact. Teknik ini berhasil, ditinjau dari 4,4 juta pengunjung pada minggu pertama film ini dirilis. Jumlah tersebut adalah jumlah terbanyak untuk halaman web film.[64] Pada saat yang sama, Simon & Schuster Interactive juga merilis permainan komputer bertemakan Borg untuk Sony PlayStation dan Sega Saturn. Permainan komputer tersebut diberi nama Star Trek: Borg.[65]
Film ini pertama kali dirilis pada tanggal 18 November 1996 di Mann's Chinese Theater, Hollywood, Los Angeles.[1] Setelah itu, 1500 penonton dibawa menyeberang jalan ke Hollywood Colonnade yang sudah didesain seperti First Contact: klab malam dek hologram, anjungan, ruangan bintang, dan lain-lain.[66] Film ini juga dirilis secara spesial di Britania Raya. Pangeran Charles menghadiri pemutaran perdana film ini.[1]First Contact diputar di 2.812 bioskop pada tanggal 22 November dan mendapatkan $30.7 juta pada minggu pertamanya. Film ini juga menjadi urutan pertama di box office Amerika Serikat.[67] Film ini baru turun dari peringkat pertama pada minggu berikutnya oleh 101 Dalmatians yang meraih $25.5 juta.[68] Bahkan, film ini meraih pendapatan $77 juta pada bulan pertamanya dan masih bertahan di sepuluh besar box office.[1] Akhirnya, film ini ditutup dengan pendaatan $92.027.888 di Amerika Serikat[69] dan $57.4 juta di seluruh dunia kecuali Amerika Serikat.[70] Bila dijumlah, film ini meraih pendapatan sebesar $146 juta di seluruh dunia.[71]
Film ini adalah film Star Trek terbaik sebelum dirilisnya film Star Trek tahun 2009, Star Trek XI.[70] Film ini juga menjadi film Paramount terbaik, seperti di New Zealand film ini meraih pendapatan sebesar $315.419.[72]
First Contact meraih nominasi Academy Award untuk tata rias wajah terbaik,[73] kalah dari The Nutty Professor.[74] Film ini juga meraih nominasi Saturn Awards kategori film fiksi ilmiah terbaik, aktor terbaik (Patrick Stewart), dan sutradara terbaik (Jonathan Frakes). Selain nominasi, film ini juga meraih tiga Saturn Awards: kostum terbaik, aktor pendukung terbaik (Brent Spiner), dan aktris pendukung terbaik (Alice Krige).[75]
Jerry Goldsmith meraih penghargaan BMI Film Music Award,[76] dan film ini juga dinominasikan untuk meraih Hugo Award untuk presentasi dramatis terbaik.[77]
Kritik
First Contact meraih respon positif.[78] Ryan Gilbey dari The Independent memuji keputusan untuk tidak menggunakan karakter dari Star Trek: The Original Series. Untuk pertama kalinya film Star Trek terlihat ambisius, tidak seperti serial televisi biasa.[79] Namun, walaupun respon yang diberikan juga positif, pendapat yang diutarkan Bob Thompson bertolak belakang dengan pendapat yang diutarkan Ryan Gilbey. Menurutnya, First Contact sesuai dengan semangat dan jiwa film seri televisi tahun 1960-an.[80]
The Globe and Mail (Elizabeth Renzeti) mengatakan bahwa dalam film ini terjadi perubahan besar pada gaya cerita bila dibandingkan dengan film-film pendahulu.[81] Kenneth Turan, koresponden Los Angeles Times mengatakan bahwa First Contact berhasil memenuhi ekspetasi penonton, sekaligus sangat menghibur dan bergaya modern.[82]
Adrian Martin dari The Age mencatat bahwa film ini diproduksi untuk menyenangkan penggemarnya. Orang yang belum mengenal duniaStar Trek akan mengalami kesulitan dalam memahami film ini, akan tetapi para penggemar laksana berada di surga.[83]
Janet Maslin dari The New York Times mengatakan bahwa alur cerita yang rumit menyusahkan penonton non-penggemar,[84] sementara Joe Leydon mengemukakan pendapat yang berlawanan. Menurutnya, baik penggemar maupun penonton non-penggemar sangat menikmati film ini.[85] Maslin juga bersebrangan pendapat dengan beberapa kritikus lain dalam hal efek dari ketidakhadiran karakter Star Trek: The Original Series. Menurut Maslin, film ini kehilangan sesuatu yang signifikan,[84] sementara Roger Ebert mengatakan bahwa First Contact adalah salah satu film terbaik Star Trek.[86] James Berardinelli juga sependapat dengan Ebert. Menurutnya, First Contact adalah film Star Trek yang paling menghibur dan kreatif, terutama dari segi sudut pandang.[87]
Akting dalam film ini juga menuai perdebatan hangat. Koresponden Entertaiment Weekly, Lisa Schwarzbaum sangat menyukai dan menghargai bintang tamu Woodard dan Cromwell yang berhasil menyembunyikan jati diri mereka dan berakting sangat baik.[88] Llyod Rose dari The Washington Post merasakan bahwa penyutradaraan Frakes kurang baik. Woodard dan Cromwell harus mengurus diri mereka sendiri, sementara Frakes juga gagal menginspirasi aktor dan aktris lainnya.[89] Steve Persall dari St. Petersburg Times berpendapat bahwa Cromwell tidak diberi kebebasan untuk berimprovisasi, peran yang harus ia mainkan terlalu eksplisit diberikan.[90]
Beberapa komentator berkata bahwa hubungan yang terjadi antara Data dengan Ratu Borg adalah bagian yang paling menarik dalam film ini.[86][91]Empire Magazine (Adam Scoot) mencatat bahwa beberapa karakter, terutama Troi dan Crusher kurang ditampilkan. Begitu juga dengan karakter lainnya yang jarang muncul. Hal tersebut menyebabkan penonton yang belum mengenal dunia Star Trek tidak peduli atas karakter-karakter di dalam dunia tersebut.[92] Emily Carlise dari BBC juga memuji Woodard, Spiner, dan Stewart atas penampilan yang sangat baik, namun merasakan bahwa film ini terlalu berfokus terhadap aksi-aksi dan menganakbawangkan karakter.[91]
Stewart sebelumnya dianggap Thompson dan Renzetti belum lepas dari bayang-bayang William Shatner dalam sebelumnya,[80][81] akan tetapi berhasil lepas dalam film ini. Menurut Richard Corliss dari Majalah Time, Patrick Stewart berhasil menunjukan kualitasnya sebagai alumni Royal Shakespeare Company. Aktingnya sangat mengesankan, jauh lebih mengensankan daripada efek spesial. Corliss salut kepada Stewart, "Inilah akting yang sesungguhnya! Dan di dalam sebuah film Star Trek!"[93]
Efek spesial pada film ini scara keseluruhan memperoleh respon positif. Jay Car dari The Boston Globe mengatakan bahwa First Contact berhasil memperbaharui diri dengan aksi-aksi dan efek-efek speisal mengesankan dari konsep dasar pembuat Star Trek, Gene Roddenberry.[94] Tompson juga setuju dengan pendapat Carr. Menurutnya, film yang menampilkan semangat film seri televisi tahun 1960-an ini memiliki efek spesial dan aksi tembak menembak di luar angkasa yang menakjubkan. Ebert menulis bahwa First Contact memiliki efek spesial yang sangat bagus. Bila film-film Star Trek sebelumnya terlihat memiliki efek spesial murahan, tidak demikian dengan First Contact.[86]
Penampilan Borg dalam film ini juga meraih respon positif. Menurut para kritikus, Borg mirip dengan mahluk hidup dalam film Hellraiser.[94] Menurut Renzetti, Borg memberikan awak Enterprise napas kehidupan baru seraya membunuh mereka.[81] Ratu Borg memperoleh perhatian khusus atas kombinasi yang berhasil antara horor dan rayuan. Ebert menulis bahwa Ratu Borg tidak terlihat seksi, tetapi ia tetap membuka pikirannya.[86] Carr berkata bahwa perempuan dengan kulit kebiru-biruan, gigi yang buruk serta pipa-pipa yang mengganggu dapat terlihat menawan.[94]
Koleksi pribadi
First Contact dirilis dalam bentuk kaset video pada tahun 1997 dan menjadi salah satu kaset paling laris di toko-toko.[95] Pada saat yang bersamaan, First Contact juga dirilis dalam bentuk LaserDisc.[96]First Contact merupakan salah satu film yang menggunakan teknologi sistem rental alternatif DVD/Digital Video Express, sebuah teknologi yang masih sangat baru pada tahun itu.[97]First Contact dirilis dalam bentuk Digital Video Express bersama lima film lainnya di Richmond, Virginia dan San Fransisco.[98]
Pada bulan Agustus tahun 1998, Paramount merilis First Contact dalam format DVD.[99] Versi ini hanya memuat dua cuplikan film sebagai nilai tambahnya dan memiliki format gambar 2.35:1 serta format suara Dolby Digital 5.1.[96]
Pada tahun 2005, dirilis edisi kolektor yang terdiri atas dua keping CD, bersamaan dengan tiga film layar lebar Star Trek: The Next Generation dan Star Trek: Enterprise musim keempat.[100] Sebagai tambahan, versi ini mendukung tekonlogi suara DTS.[101] Keping pertama memuat komentar Frakes sebagai sutradara dan sebuah cuplikan film yang dibuat Moore dan Braga.[101] Versi ini juga memuat teks yang ditulis oleh dua bersaudara Okuda, Michael Okuda dan Denise Okuda.[102][103]
Pada tahun 2009, Paramount kembali merilis keempat film layar lebar Star Trek: The Next Generation, kali ini dalam format Cakram Blu-rayHD 1080p yang dioptimalkan untuk televisi layar lebar. Versi ini memuat format suara Dolby 5.1 bahasa Inggris, Prancis, dan Spanyol. Versi ini juga memuat beberapa fitur baru, seperti komentar penulis Damon Lindelof dan Anthony Pascale.[104]
Referensi
Daftar Pustaka
Eaves, John (2005-03-15). Star Trek: First Contact; The Art of First Contact (DVD; Disc 2/2). Paramount Pictures.
Frakes, Jonathan (2005-03-15). Star Trek: First Contact; Audio commentary (DVD; Disc 1/2). Paramount Pictures.
Kaplan, Anna (December 1996). "The Next Generation goes Solo; Data; Writing the Script; Special Effects; Borg; Production Design; Zefhram Cochrane". Cinefantastique. 28 (6): 18–31.
^ abcDavid Hochman (1996-11-22). "Holiday Movie Preview". Entertainment Weekly. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-07-09. Diakses tanggal 2008-02-08.
^Grant, Brigit (1996-12-12). "The Space Girls; Women break male domination in latest Star Trek movie". The Mirror. hlm. 2–3.
^Slotek, Jim (1996-11-17). "Generation Next; will the Star Trek franchise survive The Next Generation's first solo attempt at a feature?". The Toronto Sun. hlm. S3.
^ abSpelling, Ian (1996-12-06). "As Scientist, Cromwell Has Key Role In 'Contact'". Chicago Tribune. hlm. 9A.Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)
^"Whoopi's Star Trek love affair over". The Toronto Star. 1996-10-02. hlm. B6.Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)
^Hastie, A. (1996). "Fabricated Space: Assimilating the Individual on Star Trek: The Next Generation". Dalam Harrison; et al. Enterprise Zones: Critical Positions on Star Trek. Boulder, Colorado: Westview Press.Pemeliharaan CS1: Penggunaan et al. yang eksplisit (link)
^Janusonis, Michael (1997-01-03). "Whoopi Goldberg passed the Myrlie Evers test for 'Ghosts' role". Providence Journal-Bulletin.
^ abcdefghiBraga & Moore. Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "braga" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
^Werts, Diane (1996-11-). "A 'First' for Him; Jonathan Frakes takes directing controls of the latest 'Star Trek' film enterprise". Los Angeles Times. hlm. F1.Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)
^ abcBarry Koltnow (1996-11-20). "Calling His Shots - Movies: Jonathan Frakes is second banana in front of the camera, but top dog behind it in 'Star Trek: First Contact'". The Orange County Register. hlm. F04.Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)
^ abcStar Trek cast and crew (2005-03-15). Star Trek: First Contact; Making First Contact (DVD; Disc 2/2). Paramount Pictures.
^ abcBob Strauss (1996-11-22). "A New, Improved 'Star Trek' Film - Flagging Franchise Gets Big Boost With Frakes-Helmed 'First Contact'". Daily News of Los Angeles. hlm. L3.Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)
^Croal, N'gai; Brad Stone (1996-05-20). "Star Trek; it's not easy being Frakes". Newsweek.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Jamie Portman (1996-11-21). "Star Trek, First Contact: Commander Riker takes the starship helm as Jonathan Frakes directs Star Trek Movie". The Record. hlm. E1/Front.Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)
^ abcSprague, David (1996-12-14). "Nothing like the reel thing; Soundtrack and film score news". Billboard.
^Herries, Iain (1997). "Score; the latest in soundtrack releases". Film Score Monthly. 2 (2): 34–35.Parameter |month= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Caldwell, Patrice (2000). Gary Westfahl, ed. Space and beyond: the frontier theme in science fiction. Take me to your leader". Greenwood Publishing Group. hlm. 103. ISBN0313308462.
^Mark A. Perigard (1996-08-18). "Bold as ever - As 'Star Trek' approaches its 30th anniversary, the cast and crew prepare for future generations". Boston Herald.Parameter |access-date= membutuhkan |url= (bantuan)
^"1997 Hugo Awards". World Science Fiction Society. Diakses tanggal 2009-07-17.
^Werts, Diane (1996-11-29). "A 'First' for Him; Jonathan Frakes takes directing controls of the latest 'Star Trek' film enterprise". Los Angeles Times. hlm. F1.
^Gilbey, Ryan (1996-12-12). "Alien nation; Star Trek: First Contact". The Independent. hlm. 4.
^ abThompson, Bob (1996-11-22). "All A-Borg The New Star Trek; 'First Contact' says goodbye to the old with an all-new generation cast". The Toronto Sun. hlm. 76.
^ abcRenzetti, Elizabeth (1996-11-22). "Also opening; Star Trek: First Contact". The Globe and Mail. hlm. D2.
^ abcCarr, Jay (1996-11-22). "New 'Star Trek' makes comfy contact". The Boston Globe. hlm. E5.
^Lieber, Ed (1997-07-21). "Stores see video relief; new video titles to be released". HFN; The Weekly Newspaper for the Home Furnishing Network Article.