Antara tahun 1895 sampai 1945, Pulau Taiwan (termasuk Kepulauan Pescadores) adalah bagian yang memiliki ketergantungan dari Kekaisaran Jepang. Ekspansi ke Pulau Taiwan adalah bagian dari kebijakan umum Kekaisaran Jepang untuk ekspansi selatan selama akhir abad ke-19.
Pulau Taiwan adalah koloni pertama di luar negeri Jepang, niat Jepang adalah untuk mengubah pulau itu menjadi barang pameran "Model koloni ". Akibatnya, banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan ekonomi pulau, industri, pekerjaan umum dan untuk mengubah budaya.
Kegagalan relatif pasca Perang Dunia II, pemerintahan oleh Kuomintang menyebabkan tingkat tertentu nostalgia antara generasi tua Republik Tiongkok/Taiwan yang mengalami keduanya. Hal ini telah mempengaruhi, untuk beberapa derajat, isu-isu seperti identitas nasional, identitas etnis dan gerakan kemerdekaan Republik Tiongkok/Taiwan. Sebagai akibatnya, sebagian rakyat Republik Tiongkok/Taiwan pada umumnya merasa kurang antipati terhadap warisan pemerintahan Jepang dibandingkan negara lain di Asia. Jepang mempertahankan kedaulatan Pulau Formosa sampai melepaskannya pada tahun 1952. Namun setelah tahun 1949, Pulau Formosa sebenarnya sudah menjadi bagian dari Republik Tiongkok/Taiwan walaupun Jepang baru melepaskannya secara resmi pada tahun 1952. Pulau Formosa tersebut tidak pernah menjadi bagian dari Republik Rakyat Tiongkok/Cina karena pemerintahan Republik Tiongkok/Taiwan berhasil mempertahankan pulau tersebut dari pendudukan Republik Rakyat Tiongkok/Cina.
Artikel bertopik sejarah ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.