Kisah yang dicatat di pasal ini terjadi pada hari ke-10 bulan 1 (Nisan) tahun ke-41 setelah bangsa Israel ke luar dari tanah Mesir, yaitu hari bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan masuk ke tanah Kanaan.[3] Diperkirakan pada tahun 1406 SM.[4]
Dan-terjadilah bahwa-selesai seluruh bangsa-itu menyeberangi Yordan-itu; (p)
Dan-berfirmanlah Yahweh kepada-Yosua katanya
Ayat 1 catatan
"(p)": Tanda piska/petuha di tengah-tengah Yosua 4:1 merupakan tanda baca kuno pre-Masoretik, yang tetap disalin dalam Teks Masoret, melambangkan spasi pemisah yang menandai permulaan parsyah baru.[7]
Ayat 6
"Supaya ini menjadi tanda di tengah-tengah kamu, jika anak-anakmu bertanya di kemudian hari: Apakah artinya batu-batu ini bagi kamu?" (TB)[8]
Allah menginginkan agar umat-Nya senantiasa memperhatikan iman anak-anak mereka (lihat Ulangan 6:7). Batu-batu peringatan yang didirikan di tepi Sungai Yordan memberikan kesempatan bagi orang-tua untuk mengajar anak-anak mereka mengenai kuasa dan kesetiaan Allah. Melalui pengajaran semacam itu diharapkan agar "mereka selalu takut akan Tuhan, Allahmu" (Yosua 4:24) Sebuah monumen batu sering kali dipakai untuk mengingatkan angkatan masa depan mengenai keselamatan dan kasih karunia Allah terhadap umat-Nya. Orang percaya masa kini masih dapat memilih hal-hal atau tempat-tempat tertentu sebagai peringatan akan hal-hal baik yang telah dilakukan Allah bagi mereka; peringatan-peringatan ini dapat membantu kita dalam mengajar anak-anak memandang kepada Allah untuk pertolongan dan bimbingan sepanjang hidup mereka.[9]
Ayat 19
Bangsa itu telah keluar dari sungai Yordan pada tanggal sepuluh bulan pertama dan mereka berkemah di Gilgal, di batas timur Yerikho. (TB)[3]
Menurut tradisi Yahudi, Miryam, kakak perempuan Musa dan Harun, mati pada tanggal yang sama, yaitu tanggal 10 bulan Nisan setahun sebelumnya di Kadesh, di padang gurun Zin.[10]
"Gilgal" (31°53′N35°30′E / 31.88°N 35.5°E / 31.88; 35.5): Tempat perkemahan pertama bangsa Israel di tanah Kanaan setelah sampai di tepi barat sungai Yordan (Yosua 4:19) dan dihuni dalam suatu periode yang cukup lama (Yosua 9:6; Yosua 10:6 dst., Yosua 9:15; Yosua 14:6).[12] Terletak pada sebuah bukit kecil atau tanah yang agak menonjol pada dataran Yerikho (Arboth-Jericho atau “the plains of Jericho”) di bagian tanah rata “Ghôr” yang terbentang antara kota Yerikho dan sungai Yordan.[13] Kata "Gilgal" mengacu pada suatu "lingkaran" (“circle”; melingkar) dan dikaitkan dengan makna "menggulung" untuk "menghapuskan" (rolling; Yosua 5:9) tetapi lebih dahulu merujuk kepada batu-batu peringatan yang disusun "melingkar" (sebagaimana juga ditemukan di beberapa tempat lain di Kanaan), dan terlestarikan dalam situs modern Birket Jiljuliyeh, dekat kota modern Yerikho.[12] Nama tempat ini sudah disebutkan dalam Ulangan 11:30 untuk menggambarkan tempat tinggal orang Kanaan (“over against Gilgal”).[14] Situsnya ditetapkan oleh Flavius Yosefus: 50 furlong (10 km) dari sungai Yordan dan 10 furlong (2 km) dari Yerikho,[15] yang dekat dengan desa modern er-Riha (yaitu Yerikho yang sekarang).[14] Rupanya bukan nama baru melainkan nama itu kemudian diberi makna dan nilai penting baru dengan adanya peristiwa-peristiwa dalam Kitab Yosua ini.[14] Di kemudian hari memiliki sejarah penting, terutama penampakan "Panglima Balatentara TUHAN" (‘the captain of the host of the Lord’) kepada Yosua (Yosua 5:13 dst.), serta kemunculan Malaikat TUHAN yang mengindikasikan bahwa Gilgal adalah suatu tempat kudus (sanctuary) sebagaimana Sinai, di mana Allah menyatakannya sebagai tempat kediaman-Nya (Hakim–hakim 2:1).[12] Gilgal disebutkan lagi pada zaman Saul (1 Samuel 7:16; 1 Samuel 10:8), dan sekitar 60 tahun kemudian dalam sejarah kepulangan Daud ke Yerusalem (2 Samuel 19:15).[13] Pada abad ke-8, Gilgal masih sering disebut-sebut (Hosea 4:15; Hosea 9:15; Hosea 12:11; Amos 4:4; Amos 5:5).[12]
Ayat 24
"Supaya semua bangsa di bumi tahu, bahwa kuat tangan TUHAN, dan supaya mereka selalu takut kepada TUHAN, Allahmu." (TB)[16]
^W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
^J. Blommendaal. Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857