Share to:

 

Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan
Transkripsi bahasa Banjar
Dari kiri ke kanan, atas ke bawah: Pasar Terapung Banjarmasin, Tari Radap Rahayu, Taman Cahaya Bumi Selamat Martapura, Monumen Ketupat Kandangan, Jembatan Barito, Monumen Tanjung Puri Tabalong, Bundaran Dulang Rantau, dan Tugu Kijang Bundaran Angsau Pelaihari
Bendera Kalimantan Selatan
Julukan: 
Bumi Lambung Mangkurat
Motto: 
Waja sampai kaputing[a]
(Banjar) Tetap semangat dan kuat seperti baja dari awal sampai akhir
Peta
Peta
Negara Indonesia
Dasar hukum pendirianUU No. 8 Tahun 2022[1]
Hari jadi14 Agustus 1950 (sebagai Kalimantan)
7 Desember 1956 (sebagai Kalimantan Selatan)[1]
Ibu kotaKota Banjarbaru
Kota besar lainnyaKota Banjarmasin
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 11
  • Kota: 2
  • Kecamatan: 156
  • Kelurahan: 144
  • Desa: 1.872
Pemerintahan
 • GubernurMuhidin
 • Wakil GubernurLowong
 • Sekretaris DaerahRoy Rizali Anwar
 • Ketua DPRDSupian HK
Luas
 • Total38.744,00 km2 (14,959,14 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[3]
 • Total4.266.342
 • Kepadatan113/km2 (290/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 97,03% Islam
  • 0,57% Hindu
  • 0,28% Buddha
  • 0,22% Kepercayaan[3]
 • Bahasa
 • IPMKenaikan 74,66 (2023)
tinggi[11]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode pos
70xxx-72xxx
Kode area telepon
Daftar
  • 0511 - Banjarbaru, Banjarmasin, Martapura, Marabahan
  • 0512 - Pelaihari
  • 0517 - Kandangan, Barabai, Rantau, Negara
  • 0518 - Kotabaru, Batulicin
  • 0526 - Tanjung, Balangan
  • 0527 - Amuntai
Kode ISO 3166ID-KS
Pelat kendaraanDA
Kode Kemendagri63 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS63 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 1.215.803.040.000,- (2020)[12]
Lagu daerah
Rumah adatRumah Bubungan Tinggi
Senjata tradisional
Flora resmiKasturi
Fauna resmiBekantan
Situs webwww.kalselprov.go.id
  1. ^ Lebih lengkapnya: Haram manyarah waja sampai kaputing

Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi yang berada di pulau Kalimantan, Indonesia. Sejak 16 Maret 2022, ibu kota provinsi ini resmi dipindah ke Kota Banjarbaru untuk menggantikan Kota Banjarmasin.[13] Provinsi ini merupakan rumah bagi etnis Banjar dan memiliki luas 38.744,00 km²[14] dengan populasi pada akhir tahun 2023 berjumlah 4.234.214 jiwa,[3] dan wilayah administrasi terbagi menjadi 11 kabupaten dan 2 kota.[15]

DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya Provinsi Kalimantan, setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur Dokter Moerjani.

Secara historis wilayah Kalimantan Selatan mula-mula dibentuk merupakan wilayah Karesidenan Kalimantan Selatan (dengan Residen Mohammad Hanafiah) di dalam Provinsi Kalimantan itu sendiri.[16]

Sejarah

Perangko Republik Indonesia (2010).

Kawasan Kalimantan Selatan pernah dikuasai oleh tiga dinasti kerajaan secara berturut-turut, yakni Kerajaan Negara Dipa yang kemudian diteruskan oleh Kerajaan Negara Daha dan diteruskan lagi oleh Kesultanan Banjar.[17] Pada tanggal 19 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menetapkan Kalimantan sebagai salah satu dari delapan provinsi di wilayah Indonesia.[18] Gubernur pertama untuk Provinsi Kalimantan ialah Pangeran Mohammad Noor.[19] ia menjabat sampai dibuatnya Perjanjian Linggarjati.

ALRI Divisi IV (A)

Provinsi Borneo saat masa awal kemerdekaan, tahun 1945.

Sejarah pemerintahan di Kalimantan Selatan juga diwarnai dengan terbentuknya organisasi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Divisi IV di Mojokerto, Jawa Timur yang mempersatukan kekuatan dan pejuang asal Kalimantan yang berada di Jawa. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Linggarjati menyebabkan Kalimantan terpisah dari Republik Indonesia. Dalam keadaan ini pemimpin ALRI IV mengambil langkah untuk kedaulatan Kalimantan sebagai bagian wilayah Indonesia, melalui suatu proklamasi yang ditandatangani oleh Gubernur ALRI Hasan Basry di Kandangan 17 Mei 1949 yang isinya menyatakan bahwa rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan memaklumkan berdirinya pemerintahan Gubernur tentara ALRI yang melingkupi seluruh wilayah Kalimantan Selatan (dan tengah). Wilayah itu dinyatakan sebagai bagian dari wilayah RI sesuai Proklamasi kemerdekaaan 17 Agustus 1945. Upaya yang dilakukan dianggap sebagai upaya tandingan atas dibentuknya Dewan Banjar oleh Belanda"

Pembentukan Provinsi Kalsel

Menyusul kembalinya Indonesia ke bentuk negara kesatuan kehidupan pemerintahan di daerah juga mengalamai penataaan. Provinsi Kalimantan pada masa itu terdiri atas 3 (tiga) karesidenan yaitu Karesidenan Kalimantan Barat, Karesidenan Kalimantan Selatan dan Karesidenan Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan, kemudian dipecah menjadi 3 provinsi, masing-masing Kalimantan Barat, Timur dan Selatan yang dituangkan dalam UU No. 25 Tahun 1956.

Berdasarkan UU No. 21 Tahun 1957, sebagian besar daerah sebelah barat dan utara wilayah Kalimantan Selatan dijadikan Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan UU No. 27 Tahun 1959 memisahkan bagian utara dari daerah Kabupaten Kotabaru dan memasukkan wilayah itu ke dalam kekuasaan Provinsi Kalimantan Timur. Sejak saat itu Provinsi Kalimantan Selatan tidak lagi mengalami perubahan wilayah, dan tetap seperti adanya. Adapun UU No.25 Tahun 1956 yang merupakan dasar pembentukan Provinsi Kalimantan Selatan kemudian diperbaharui dengan UU No. 10 Tahun 1957 dan UU No. 27 Tahun 1959 dan terakhir UU No. 8 Tahun 2022.

Geografi

Kalimantan Selatan secara geografis terletak di bagian tenggara pulau Kalimantan.[20] Kawasan di Kalimantan Selatan terbagi menjadi kawasan dataran rendah di bagian barat dan pantai timur.[butuh rujukan] Sementara wilayah Kalimantan Selatan dari arah tenggara hingga ke perbatasan Provinsi Kalimantan Timur di utara merupakan kawasan pegunungan yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus.[21]

Keanekaragaman hayati

Kalimantan Selatan terdiri atas dua ciri geografi utama, yakni dataran rendah dan dataran tinggi. Kawasan dataran rendah kebanyakan berupa lahan gambut hingga rawa-rawa sehingga kaya akan sumber keanekaragaman hayati satwa air tawar. Kawasan dataran tinggi sebagian masih merupakan hutan tropis alami dan dilindungi oleh pemerintah.

Sumber Daya Alam

Kehutanan: Hutan Tetap (139.315 ha), Hutan Produksi (1.325.024 ha), Hutan Lindung (139.315 ha), Hutan Konvensi (348.919 ha) Perkebunan: Perkebunan Negara (229.541 ha) Bahan Galian: batu bara, minyak, pasir kwarsa, biji besi, dll[22]

Pemerintahan

Gubernur

Bangunan baru Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motif Rumah Banjar Bubungan Tinggi yang berada di kawasan Cempaka, Kota Banjarbaru.
Bangunan lama Kantor Gubernur Kalimantan Selatan dengan motif Rumah Bubungan Tinggi. Kawasan ini juga merupakan situs Kantor Governeur Borneo Hindia Belanda (th. 1938)/Kalimantan (th. 1950).

Provinsi Kalimantan Selatan dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih dalam pemilihan secara langsung bersama dengan wakilnya untuk masa jabatan 5 tahun. Gubernur selain sebagai pemerintah daerah juga berperan sebagai perwakilan atau perpanjangan tangan pemerintah pusat di wilayah provinsi yang kewenangannya diatur dalam Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2010.

Sementara hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota bukan subordinat, masing-masing pemerintahan daerah tersebut mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Sejak tanggal 14 Agustus 2011, aktivitas pemerintahan Kalimantan Selatan berpindah dari Kota Banjarmasin ke Kota Banjarbaru.

No. Gubernur Mulai jabatan Akhir jabatan Wakil Gubernur
(12) Muhidin 16 Desember 2024 Petahana Lowong

Dewan Perwakilan

DPRD Kalimantan Selatan beranggotakan 55 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Kalimantan Selatan terdiri dari 1 Ketua dan 3 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Kalimantan Selatan yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 9 September 2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Banjarmasin, Yohanes Ether Binti, di Ruang Paripurna Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Selatan.[23][24][25][26] Komposisi anggota DPRD Kalimantan Selatan periode 2019-2024 terdiri dari 10 partai politik dimana Partai Golkar adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 12 kursi.

Daftar Kabupaten dan Kota

No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km2)[27] Jumlah penduduk (2020)[27] Kecamatan Kelurahan/desa Lambang
Peta lokasi
1 Kabupaten Balangan Paringin Abdul Hadi 1.878,30 130.355 8 3/154
2 Kabupaten Banjar Martapura Saidi Mansyur 4.668,00 565.635 20 13/277
3 Kabupaten Barito Kuala Marabahan Dinansyah (Pj.) 2.996,46 313.021 17 6/195
4 Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kandangan Endri (Pj.) 1.804,94 228.006 11 4/144
5 Kabupaten Hulu Sungai Tengah Barabai Aulia Oktafiandi 1.472,00 258.721 11 8/161
6 Kabupaten Hulu Sungai Utara Amuntai Zakly Aswan (Pj.) 892,70 226.727 10 5/214
7 Kabupaten Kotabaru Kotabaru Sayed Jafar Alaydrus 9.482,73 325.622 21 4/198
8 Kabupaten Tabalong Tanjung Hamida Munawarah (Pj.) 3.766,97 253.305 12 10/121
9 Kabupaten Tanah Bumbu Batulicin Zairullah Azhar 5.006,96 322.646 10 5/144
10 Kabupaten Tanah Laut Pelaihari Syamsir Rahman (Pj.) 3.631,35 348.966 11 5/130
11 Kabupaten Tapin Rantau M. Syarifuddin (Pj.) 2.700,82 189.475 12 9/126
12 Kota Banjarbaru - Aditya Mufti Ariffin 371,00 253.442 5 20/-
13 Kota Banjarmasin - Ibnu Sina 72,00 657.663 5 52/-

Daftar Kecamatan dan kelurahan

Provinsi Kalimantan Selatan terdiri dari 11 kabupaten, 2 kota, 153 kecamatan, 144 kelurahan dan 1.864 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 3.930.251 jiwa dengan total luas wilayah 38.744,23 km².[28][29]

No. Kode
Kemendagri
Kabupaten/Kota Ibukota Luas Wilayah
(km2)
Penduduk
(jiwa)
2017
Kecamatan Kelurahan Desa
1 63.11 Kab. Balangan Paringin 1.878,30 125.288 8 3 154
2 63.03 Kab. Banjar Martapura 4.668,00 542.204 20 13 277
3 63.04 Kab. Barito Kuala Marabahan 2.996,46 309.749 17 6 195
4 63.06 Kab. Hulu Sungai Selatan Kota Kandangan 1.804,94 221.200 11 4 144
5 63.07 Kab. Hulu Sungai Tengah Barabai 1.472,00 250.782 11 8 161
6 63.08 Kab. Hulu Sungai Utara Amuntai 892,70 221.557 10 5 214
7 63.02 Kab. Kotabaru Kotabaru 9.482,73 318.853 21 4 198
8 63.09 Kab. Tabalong Tanjung 3.766,97 238.000 12 10 121
9 63.10 Kab. Tanah Bumbu Batulicin 5.006,96 310.309 10 5 144
10 63.01 Kab. Tanah Laut Pelaihari 3.631,35 344.730 11 5 130
11 63.05 Kab. Tapin Rantau 2.700,82 178.841 12 9 126
12 63.72 Kota Banjarbaru - 371,00 221.735 5 20 -
13 63.71 Kota Banjarmasin - 72,00 647.003 5 52 -
TOTAL 38.744,23 3.930.251 153 144 1864

Demografi

Suku bangsa

Kehidupan masyarakat Banjar di Sungai Martapura tempo dulu.
Baayun Mulud, tradisi Suku Banjar dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
3 Macam Busana Pengantin Banjar
Ritual perkawinan Suku Dayak Meratus.

Beberapa Suku Bangsa yang terdapat di Kalimantan Selatan, yaitu :[30]

  1. Suku Banjar, penduduk asli yang menjadi mayoritas di Kalimantan Selatan yang terdiri atas 3 kelompok utama, yaitu :
    1. Suku Banjar Kuala, mendiami hilir Sungai Barito dan anak-anak sungainya yang meliputi kawasan Banjar Bakula, terdiri dari Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru, Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Tanah Laut
    2. Suku Banjar Pahuluan, mendiami kawasan hulu Banua Anam (Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong) atau aliran-aliran sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus.
    3. Suku Banjar Batang Banyu, mendiami kawasan hilir Banua Anam pada aliran Sungai Nagara sampai Sungai Tabalong.
  2. Suku Dayak, bermukim di kawasan hulu sungai Barito (Bakumpai) dan kawasan pegunungan Meratus (Meratus, Maanyan, Deah dan Halong).
  3. Suku Jawa, menempati kawasan-kawasan transmigrasi, terutama di Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru yang terdapat suku Jawa dalam jumlah besar.
  4. Suku Bugis, mendiami kawasan pesisir pantai, seperti di Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru yang terdapat suku Bugis dalam jumlah besar.


Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Kalimantan Selatan selengkapnya :[30] [31]

Penduduk Kalimantan Selatan Berdasarkan Suku Bangsa (Sensus 2010)
No Suku Jumlah 2010 %
1 Banjar 2.686.627 74,34%
2 Jawa 524.276 14,51%
3 Bugis 101.727 2,81%
4 Dayak 80.708 2,23%
5 Madura 53.002 1,47%
6 Mandar 39.841 1,10%
7 Sunda 24.577 0,68%
8 Sasak, NTB 14.012 0,39%
9 Tionghoa 13.000 0,36%
10 Batak 12.408 0,34%
11 Bali 11.966 0,33%
12 NTT 6.314 0,18%
13 Makassar 6.099 0,17%
14 Arab 4.448 0,12%
15 Palembang 4.434 0,12%
16 Melayu 3.681 0,10%
17 Lampung 2.473 0,07%
18 Betawi 1.971 0,05%
19 Maluku 1.731 0,05%
20 Minangkabau 1.718 0,05%
21 Minahasa 1.660 0,05%
22 Papua 1.085 0,03%
Suku-suku lainnya 16.219 0,45%
Total 3.613.992 100,00%

Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam keseharian oleh suku Banjar sebagai bahasa ibu dan sebagai lingua franca bagi masyarakat Kalimantan Selatan umumnya adalah Bahasa Banjar yang memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala[32] dan dialek Banjar Hulu.[33] Kawasan penutur asli dialek Banjar Kuala meliputi Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Tanah Laut. Selain itu, sebagian penduduk di Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Barito Kuala juga menuturkan dialek Banjar Kuala.[34] Sedangkan kawasan penutur dialek Banjar Hulu terdiri dari Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong.

Masyarakat Dayak di kawasan selatan Pegunungan Meratus menuturkan bahasa Dayak Meratus (d/h Bahasa Bukit)[4] yang juga termasuk bahasa Melayik, seperti bahasa Banjar. Sedangkan Suku Dayak rumpun Dusun-Maanyan-Lawangan yang menuturkan bahasa Barito Timur mendiami kawasan utara Pegunungan Meratus menuturkan bahasa Dayak Maanyan Warukin,[6] bahasa Dayak Dusun Halong,[7][35] bahasa Dayak Samihin (Dusun Tumbang),[8] bahasa Dayak Deah/Dusun Deyah,[9] bahasa Dayak Lawangan[36] dan bahasa Dayak Abal. Suku Dayak rumpun Biaju yang menuturkan bahasa Barito Barat mendiami aliran sungai Barito menuturkan bahasa ibu antara lain bahasa Dayak Bakumpai[37] dan bahasa Dayak Barangas.[38] Termasuk pula bahasa Dayak Ngaju, bahasa yang berasal dari Kalimantan Tengah digunakan sebagai bahasa liturgi di lingkungan sinode Gereja Kalimantan Evangelis yang berkantor pusat di Kota Banjarmasin.

Agama

Masjid Sultan Suriansyah, Masjid Tertua di Kalimantan Selatan yang memiliki bentuk arsitektur tradisional Banjar.
Masjid Agung Al-Karomah Martapura, Masjid terbesar di Kalimantan Selatan
Gereja Maranatha Banjarmasin dengan arsitektur tradisional Banjar
Kelenteng di kawasan Pecinan Banjarmasin

Islam adalah agama mayoritas yang dianut sekitar 97% masyarakat Kalimantan Selatan. Agama Islam memberi pengaruh kuat pada kebudayaan masyarakat Banjar. Perkembangan Islam di tanah Banjar dimulai seiring dengan sejarah pembentukan entitas Banjar itu sendiri. Islam memang telah berkembang jauh sebelum berdirinya Kerajaan Banjar di Kuin Banjarmasin, meskipun dalam kondisi yang relatif lambat lantaran belum menjadi kekuatan sosial-politik. Kerajaan Banjar menjadi tonggak sejarah pertama perkembangangan Islam di wilayah selatan pulau Kalimantan. Agama lain yang dianut masyarakat Kalimantan Selatan, yaitu Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu serta Kaharingan yang dianut masyarakat di kawasan Pegunungan Meratus.

Berikut adalah data penduduk menurut agama yang dianut tahun 2023.

Penduduk menurut agama yang dianut
Nomor Agama Jumlah (2023)[3] %
1 Islam 4.080.743 97,02%
2 Kristen Protestan 56.280 1,32%
3 Hindu (termasuk Kaharingan) 23.938 0,56%
4 Kristen Katolik 23.545 0,55%
5 Buddha 12.064 0,28%
6 Konghucu 191 0,01%
7 Lainnya 9.055 0,22%
Total 4.205.816 100%

Tempat ibadah

Tempat ibadah (2015)[39]
No Agama Tempat Ibadah Jumlah
1 Islam Masjid 2.609
Musala 7.684
Jumlah 10.239
2 Kristen Protestan Gereja Protestan 158
Jumlah 158
3 Kristen Katolik Gereja Katolik 90
Jumlah 90
4 Hindu Pura 100
Jumlah 100
4 Buddha Vihara 26
Jumlah 26

Pendidikan

Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

Kota Banjarmasin dan Banjarbaru
Kabupaten Tanah Laut

Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

Kota Banjarmasin dan Banjarbaru

Kabupaten Banjar

  • Akademi Kebidanan Martapura
  • Akademi Keperawatan Intan Martapura
  • Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam Martapura

Kabupaten Tanah Bumbu

  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Darul Azhar Batulicin
  • Politeknik Batulicin

Kabupaten Tapin

  • Politeknik Islam Syekh Salman Al-Farisi Rantau

Kabupaten Kotabaru

  • Politeknik Kotabaru
  • STIT Darul Ulum Kotabaru
  • STKIP Paris Barantai Kotabaru

Kabupaten Hulu Sungai Tengah

  • Akademi Keperawatan Barabai
  • Akademi Manajemen Koperasi Barabai

Pesantren

Perekonomian

Tenaga kerja

Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Pada bulan Februari 2012 tercatat sebanyak 38,20 persen tenaga kerja diserap sektor pertanian. Sektor perdagangan adalah sektor kedua terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar 20,59 persen. Status pekerja di Kalimantan Selatan masih didominasi oleh pekerja yang bekerja di sektor informal. Pada Februari 2012 sebanyak 63,20 persen adalah pekerja di sektor informal. Sebagian besar dari pekerja tersebut berstatus berusaha sendiri (19,66 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap (18,92 persen) serta pekerja bebas dan pekerja tak dibayar (24,61 persen). Pekerja di sektor formal tercatat sebanyak 36,80 persen yaitu terdiri dari pekerja dengan status buruh/karyawan (33,35 persen) dan status berusaha dibantu dengan buruh tetap (3,45 persen).[41]

Pertanian & Perkebunan

Hasil utama pertanian adalah padi, di samping jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan buah-buahan terdiri dari jeruk, pepaya, pisang, durian, rambutan, kasturi dan langsat.[42] Untuk perkebunan adalah kelapa sawit.

Industri

Industri di Kalimantan Selatan didominasi oleh industri manufaktur mikro dan kecil, disusul oleh industri manufaktur besar dan sedang.[43] Sampai pada tahun 2010, jumlah unit usaha berjumlah 60.432 unit, meningkat 10,92% dibandingkan pada tahun 2009.[44]

Pertambangan

Pertambangan didominasi batu bara, di samping minyak bumi, emas, intan, kaloin, marmer, dan batu-batuan.[42]

Keuangan & Perbankan

Ditinjau kinerjanya pada tahun 2009, perbankan di Kalimantan Selatan mencatat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebagai imbas krisis finansial global. Namun beberapa indikator masih mencatat pertumbuhan yang positif. Volume usaha perbankan (asset) Kalsel tumbuh 13,3% dari akhir tahun 2008 sehingga mencapai Rp21,24 triliun. Pertumbuhan asset ini terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit dan DPK.

Dana masyarakat yang dihimpun perbankan Kalsel pada akhir tahun 2009 mencapai Rp18,33 triliun atau tumbuh 13% (y-o-y). seluruh jenis rekening dalam bentuk giro, tabungan, maupun deposito menunjukkan pertumbuhan yang positif yakni masing-masing sebesar 10,51% (y-o-y), 17% (y-o-y), dan 5,86% (y-o-y).

Sementara itu dari sisi penyaluran kredit, pada akhir Desember 2009 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp13,95 triliun atau tumbuh 16% (y-o-y). pertumbuhan kredit ini terutama ditopang oleh kredit konsumsi dan kredit investasi yang tumbuh cukup tinggi yakni sebesar 24,81% (y-o-y) dan 30,42% (y-o-y).

Dengan perkembangan tersebut, fungsi intermediasi perbankan yang dicerminkan oleh rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) pada tahun 2009 menunjukkan peningkatan yaitu dari 74% pada tahun 2008 menjadi 75,7%. Sementara itu, berkat kerja keras semua pihak yang berwenang, risiko kredit pada tahun 2009 terjaga pada level yang aman yakni dengan rasio NPL sebesar 2,14% lebih rendah dari rasio NPL pada akhir tahun 2008 yang mencapai 4,76%.[45]

Jumlah lembaga perbankan di Kalimantan Selatan terdiri dari 15 bank umum konvensional, 6 bank umum syariah, 24 bank perkreditan rakyat (BPR) serta 1 BPR Syariah, dengan jaringan sebanyak 196 kantor, dan dukungan 123 ATM.[42]

Pariwisata

Pasar Terapung di muara Sungai Kuin, Banjarmasin.

Sektor pariwisata merupakan peluang usaha yang potensial di Kalimantan Selatan karena banyak objek-objek wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan, baik dari dalam negeri mau pun dari mancanegara.[46]

Kalimantan Selatan memiliki hampir semua jenis objek wisata alam seperti laut, pantai, danau, dan gunung. Selain itu pariwisata Kalimantan Selatan juga banyak menjual budayanya yang khas, seperti Festival Pasar Terapung, Festival Tanglong, dan lain-lain. Disamping wisata alam dan budaya, Kalimantan Selatan juga terkenal dengan wisata kulinernya.

Olahraga

Musik

Tarian tradisional


Secara garis besar seni tari dari Kalimantan Selatan adalah dari adat budaya etnis Banjar dan etnis Dayak. Tari Banjar berkembang sejak masa Kesultanan Banjar dan dipengaruhi oleh budaya Jawa dan Melayu, misalnya Tari Japin dan Tari Baksa Kembang

Rumah Adat

Rumat adat Kalimantan Selatan adalah Rumah Banjar dengan ikon utamanya adalah Bubungan Tinggi.

Makanan dan Minuman

Setiap kawasan di Kalimantan Selatan, memiliki makanan sebagai ciri-ciri khas daerah, seperti daerah Hulu Sungai Selatan dengan Dodol kandangan dan Ketupat kandangan-nya, Barabai dengan Apam Barabai dan kacang jaruk-nya, Amuntai dengan kuliner Itik Alabio panggang tanpa tulangnya, Martapura dengan kelepon buntut, dan Binuang dengan olahan Sale pisang yang disebut dengan rimpi, Soto Banjar, Sate Itik, Nasi Kuning, dan lain-lain.

Seni dan Budaya

Gedung Sultan Suriansyah tempat pementasan budaya Kal-Sel.

Seni Karawitan

Teater tradisional dan wayang


Tarian

Tarian suku Banjar

Tarian suku Dayak Bukit


  • Tari Tandik Balian
  • Tari Babangsai (tarian ritual, penari wanita)
  • Tari Kanjar (tarian ritual, penari pria)

Lagu

Lagu Daerah suku Banjar antara lain:

Rumah Adat

Pakaian Adat

Busana Pengantin Suku Banjar di Kalimantan Selatan.

Pakaian Pengantin Suku Banjar

  • Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut
  • Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari
  • Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan
  • Pangantin Babaju Kubaya Panjang

Pakaian Pemuda-pemudi

Gedung dan Bangunan

Gedung Polda

Tempat Ibadah

Masjid Raya Sabilal Muhtadin di Kota Banjarmasin.
Gereja Katedral Banjarmasin.

Islam

Kristen Protestan

  • Gereja Eppata GKE Banjarmasin
  • Gereja Eben Ezer GKE Banjarmasin

Kristen Katolik

  • Gereja Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin
  • Gereja Katolik Bunda Maria Banjarbaru
  • Gereja Katolik St Yohanes Pemandi Landasan Ulin
  • Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Veteran
  • Gereja Katolik Santa Perawan Maria Kelayan
  • Gereja Katolik St. Theresia Pelaihari
  • Gereja Katolik Stella Maris Sungai Danau
  • Gereja Katolik St. Vincentius a Paulo Batulicin
  • Gereja Katolik St. Yusuf Kotabaru
  • Gereja Katolik Ave Maria Tanjung

Hindu

Budha

Konghucu

Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Rumah Sakit Sari Mulya

Hotel

Rujukan

  1. Feuilletau de Bruyn, W.K.H.; Bijdrage tot de kennis van de Afdeeling Hoeloe Soengai, (Zuider a Ooster Afdeeling van Borneo), 19--.
  2. Broersma, R.;Handel en Bedrijf in Zuiz Oost Borneo, S'Gravenhage, G. Naeff, 1927.
  3. Eisenberger, J.; Kroniek de Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo, Bandjermasin, Drukkerij Lim Hwat Sing, 1936.
  4. H.Mahmud, ; Banjaran
  5. Bondan, A.H.K.; Suluh Sedjarah Kalimantan, Padjar, Banjarmasin, 1953.
  6. Ras, J.J.; Hikajat Bandjar, A study in Malay Histiography, N.V. de Ned. Boeken, Steen Drukkerij van het H.L. Smits S'Graven hage, 1968.
  7. Heekeren, C. van.; Helen, Hazen en Honden Zuid Borneo 1942, Den Haag, 1969.
  8. Riwut, Tjilik; Kalimantan Memanggil, Penerbit Endang, Djakarta.
  9. Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
  10. M. P. Lambut, Kalimantan Selatan (Indonesia). Inspektorat, Mewujudkan good governance di Kalimantan Selatan: kumpulan pikiran urang Banua, PT LKiS Pelangi Aksara, 2007, ISBN 979-3381-26-4, 9789793381268

Pranala luar

Referensi

  1. ^ a b UU No. 8 Tahun 2022
  2. ^ "Luas Wilayah Kalimantan Selatan menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011". BPS. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-21. Diakses tanggal 2019-12-21. 
  3. ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 2 November 2021. 
  4. ^ a b http://multitree.org/codes/bvu
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-14. Diakses tanggal 2019-11-24. 
  6. ^ a b http://multitree.org/codes/mhy
  7. ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-16. Diakses tanggal 2016-03-13. 
  8. ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-14. Diakses tanggal 2016-03-13. 
  9. ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-07. Diakses tanggal 2016-03-13. 
  10. ^ http://multitree.org/codes/bdl
  11. ^ "Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2023". www.bps.go.id. hlm. 8. Diakses tanggal 7 Desember 2023. 
  12. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). hlm. 12. Diakses tanggal 18 Februari 2021. 
  13. ^ "Ditandatangani Presiden, Banjarbaru Resmi Jadi Ibu Kota Provinsi Kalsel". kalsel.prokal.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-25. Diakses tanggal 25 Maret 2022. 
  14. ^ kalsel.bps.go.id Luas Wilayah Kalimantan Selatan menurut BPS
  15. ^ "Provinsi Kalimantan Selatan Dalam Angka 2019". www.kalsel.bps.go.id. BPS Kalimantan Selatan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-16. Diakses tanggal 18 Januari 2020. 
  16. ^ "Sensus Penduduk 2010". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-09. Diakses tanggal 2012-04-08. 
  17. ^ Sahriansyah (2015). Sejarah Kesultanan dan Budaya Banjar (PDF). Banjarmasin: IAIN Antasari Press. hlm. 2. 
  18. ^ Aman (2015). Nugrahini, Kartika N., ed. Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan 1945-1998 (PDF). Yogyakarta: Penerbit Ombak. hlm. 13. ISBN 978-602-258-312-7. 
  19. ^ Saifullah, dan Dewi, S. F. (2018). Keberadaan Etnik atau "Urang" Banjar di Malaysia (PDF). Padang: Hayfa Press. hlm. 52. ISBN 978-602-8372-88-6. 
  20. ^ Sosilawati, dkk. (2017). Handayani, A., dan Nababan, M. L., ed. Sinkronisasi Program dan Pembiayaan Pembangunan Jangka Pendek 2018-2020: Keterpaduan Pengembangan Kawasan dengan Infrastruktur PUPR Pulau Kalimantan (PDF). Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR. hlm. 20. 
  21. ^ Al Fatah, Y., dan Tio, B. (2004). "Menggali Kearifan di Kaki Pegunungan Meratus" (PDF). Intip Hutan: 1. 
  22. ^ Buku Pintar Edisi 38
  23. ^ shofatah. "55 Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan Ucapkan Sumpah Janji Jabatan". Diakses tanggal 2019-09-27. 
  24. ^ "55 Anggota DPRD Kalsel 2019-2024 Resmi Dilantik". kumparan. Diakses tanggal 2019-09-27. 
  25. ^ "55 Anggota DPRD Kalsel Periode 2019-2024 Resmi Dilantik – Media Center Provinsi Kalimantan Selatan". Diakses tanggal 2019-09-27. [pranala nonaktif permanen]
  26. ^ Hidayat, Suhaimi (2019-09-09). "Sumpah Janji Anggota DPRD Kalsel untuk Masa Bakti 2019-2024". KabarKalimantan. Diakses tanggal 2019-09-27. 
  27. ^ a b "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2018-07-11. 
  28. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  29. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  30. ^ a b "Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010" (PDF). demografi.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 23, 36–41. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-07-12. Diakses tanggal 17 Oktober 2021. 
  31. ^ "Demography of Indonesia's Ethnicity" (PDF). INSTITUTE OF SOUTHEAST ASIAN STUDIES. 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-08. Diakses tanggal 01 Januari 2022. 
  32. ^ http://multitree.org/codes/bjn-kua
  33. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-17. Diakses tanggal 2016-04-17. 
  34. ^ Hapip. A. D., Kawi, D., dan Noor, B. (1981). Struktur Bahasa Banjar Kuala (PDF). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. hlm. 8. 
  35. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-13. Diakses tanggal 2016-03-13. 
  36. ^ http://multitree.org/codes/lbx
  37. ^ http://multitree.org/codes/bkr
  38. ^ Hapip, Abdul Djebar (1984). Struktur bahasa Barangas. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-08. Diakses tanggal 2016-03-13. 
  39. ^ "Jumlah Tempat Peribadatan 2015". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-27. Diakses tanggal 2014-12-28. 
  40. ^ [ https://web.archive.org/web/20130902083435/http://stieindonesia-bjm.ac.id/ STIE Indonesia]
  41. ^ Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Februari 2012. Badan Pusat Statistik Kalsel.
  42. ^ a b c Provinsi Kalimantan Selatan - Ekonomi. Bank Sentral Republik Indonesia. Diakses pada 21 November 2012
  43. ^ Usaha Manufaktur Kalsel Naik 4,66 Persen. Radar Banjarmasin, 21 September 2012. Diakses pada 5 Oktober 2012
  44. ^ Laju Pertumbuhan Industri Tahun 2009-2010. BPS Kalsel. Diakses pada 5 Oktober 2012
  45. ^ Perbankan. www.kalselprov.go.id. Diakses pada 5 Oktober 2012
  46. ^ Daerah Wisata Potensial Kalimantan Selatan. www.indonesia.go.id. Diakses pada 19 September 2013

3°29′04″S 114°50′02″E / 3.48453156796°S 114.833782951°E / -3.48453156796; 114.833782951

Kembali kehalaman sebelumnya